Wfma - 14

1.1K 118 177
                                    


Happy reading !! 😊


Hye Kyo yang baru saja sampai di rumahnya memilih langsung masuk kedalam kamar membanting pintu dengan keras dan membenamkan kepalanya dibawah bantal.

Ia menangis menjerit sejadi-jadinya meluapkan semua sesak di dadanya yang sedari tadi ditahannya.

Jiwon yang kebetulan sedang menonton drama kesukaannya terperangah melihat sikap sahabatnya yang tak biasa. Jiwon beranjak dari tempatnya dan menyusul Hye Kyo ke dalam kamar.

Saat Jiwon sudah berada di kamar Hye Kyo, ia mendapati Hye Kyo dengan posisi telungkup dan posisi kepala terbenam di bawah bantal. Kedua tangannya tampak meremas permukaan seprai yang membuat tempat tidurnya terlihat berantakan. Tas dan sepatu yang tadi digunakan Hye Kyo dibiarkan berserakan di lantai.

Jiwon juga mendengar jerit dan isak tangis tertahan dari balik bantal. Ia merasa ada yang tidak beres dari Hye Kyo. Jiwon duduk disisi tempat tidur Hye Kyo dan mengusap punggung sahabatnya itu dengan lembut.

"Hye Kyo-ah, gwenchana?"

Hye Kyo menggeleng dengan posisi kepala masih tertutup bantal. Isakan tangis masih terdengar keluar dari bibirnya.

"Kau ingin menceritakannya padaku? Atau kau butuh waktu untuk sendiri?"

Hye Kyo masih tak bergeming.
Jiwon akhirnya memutuskan untuk keluar. Ia merasa Hye Kyo butuh waktu untuk menenangkan diri. Jiwon percaya Hye Kyo pasti akan menceritakan apa yang sebenarnya terjadi.

Jiwon terbangun saat jam dinding menunjukkan pukul 1 pagi. Televisi dihadapannya masih menyala. Setelah keluar dari kamar Hye Kyo, Jiwon memang memutuskan menunggu Hye Kyo sambil menonton televisi. Tapi sampai dia tertidur di sofa, Hye Kyo tak kunjung keluar.

Jiwon meraih remote hendak mematikan televisi dan berpindah untuk tidur di kamarnya, namun suara langkah kaki menghentikan niatnya.

"Kau belum tidur?" tanya Hye Kyo yang menghampiri Jiwon dan duduk di sampingnya.

Keadaannya terlihat sangat buruk. Rambut dan bajunya berantakan. Kedua matanya terlihat memerah dan bengkak. Efek menangis selama beberapa jam.

"Eoh.. Ne. Kau butuh sesuatu?" tanya Jiwon.

Hye Kyo menggeleng dan justru memeluk Jiwon. Ia meletakkan dagunya di atas bahu Jiwon dan kedua tangannya memeluk Jiwon dengan erat. Tangisnya kembali pecah. Jiwon merasakan tubuhnya ikut bergetar karena goncangan dari tubuh Hye Kyo.

"Hye Kyo-ya tenanglah! Coba katakan padaku apa yang sebenarnya terjadi denganmu? Jangan buat aku semakin khawatir..!"

Hye Kyo melepaskan pelukannya dari tubuh Jiwon. Ia menyeka air matanya dengan punggung tangannya.

"Kenapa rasanya sesakit ini?" tanya Hye Kyo yang masih menangis sesunggukan.

"Siapa yang menyakitimu?"

"Kau bilang dia yang terbaik untukku. Kenyataannya malah ia menyakitiku."

"Hye Kyo ceritakan dengan jelas! Aku tidak akan bisa mengerti kalau kau hanya mengatakannya setengah-setengah!"

Hye Kyo menarik nafasnya kuat-kuat, mengontrol dirinya supaya sedikit lebih tenang.

"Beberapa jam yang lalu, aku baru saja pergi makan malam bersama Joong Ki." kata Hye Kyo memulai cerita dirinya sudah nampak tenang dari sebelumnya.

"Bukankah itu bagus?  Lalu kenapa kau malah menangis?"

"Dia membawaku ke salah satu tempat makan di daerah sekitar Sungai Han. Dia bilang kedai itu salah satu tempat makan favoritenya. Dan kau tau? Saat kami baru saja sampai, seorang Ahjumma yang sepertinya pemilik kedai bertanya pada Joong Ki tentang keberadaan seorang gadis. Gadis itu sepertinya sering mengunjungi tempat itu bersama Joong Ki." jelas Hye Kyo yang lagi-lagi kembali menangis.

Wife for My AppaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang