BAB 19

132 8 0
                                    

Hari jumat.

Seharusnya pelajaran astronomi masuk, namun Pak Agus harus izin rapat dengan guru-guru mata pelajaran astronomi.

Renata mendengkus kesal. Lalu kemudian Renata melihat Karina yang sibuk membaca komik daring selama seminggu ini sengaja tidak dia baca. Lalu kemudian Ranata melihat Bianca yang sibuk mengobrol dengan Riska.

Setelah melihat Bianca, tatapan Ranata mengarah kepada Gio yang sibuk main gitar sambil bernyanyi dengan teman-teman cowok kelas.

Tidak ada satu teman untuk menemani Renata. Pada akhirnya Renata memilih tidur dan menutup wajah memakai jaket bergambar pokemon.

Belum lama Renata menutup mata, tiba-tiba suara seseorang memanggilnya. Segera, Renata membuka jaket menutup wajahnya

"Oh, Ain. Kenapa?" tanya Renata malas.

"Ada Kak Ares di luar, nyari kamu."

"Kak Ares?" Renata balik bertanya dengan kerutan bingung. "Ngapain?"

Renata malas keluar kelas sih. Ain mengangkat kedua bahu. "Mana aku tahu."

"Kamu gak nanya gitu dia mau ngapain?"

Ain menggeleng.

Renata bangun dan pergi melangkah menemui Ares.

"Hai," sapa Renata.

"Hai," balas Ares menyapa Renata, "lo lagi sibuk?"

"Enggak. Kenapa?"

"Gue mau ngomong sesuatu."

Renata mengerut kening. "Ngomong apa?"

Suasana koridor tampak sunyi dan Renata menatap Ares tampak terlihat serius.

"Gue ingin lo jadi pasangan nyanyi gue di malam keakraban," kata Ares serius.

Renata menggaruk bagian belakang kepala, sebagai tanda tak enak menolak ajakan Ares. Tapi sudah terlambat, ia sudah menjadi kandidat solo di malam keakraban dan tak mungkin ia dua kali tampil di malam keakraban. "Gimana ya ... aku ... sudah dipilih mewakili kelas aku."

"Kita anggap saja sebagai kolaborasi, gimana? Lagu pertama lo nyanyi sendiri, berikutnya lo tampil bareng gue. Kan, enggak ada persyaratan khusus untuk peserta menampilkan dua tampilan.

"Kak, emang gak ada orang lain selain aku?" tanya Renata meragu.

"Gue mikir lo orang yang tepat jadi pasangan nyanyi bareng gue dan gak ada orang tepat gue pikirkan."

Renata menghela napas berat. "Baiklah. Aku akan jadi pasangan nyanyi Kakak."

Senyum Ares semakin melebar bahagia. "Makasih."

Wajah Ares bagaikan bocah laki-laki yang baru mendapatkan mainan mobil-mobilan

Renata tertawa geli untuk pertama kalinya ketika melihat tingkah emik Ares.

Serasa ada kupu-kupu berterbang membantu Ares melayang-layang di atas awan khayalan. Ares memasukkan satu tangannya ke dalam saku celana sambil tersenyum bahagia. Astaga Ares seperti mendapatkan hadiah dari seorang yang sangat spesial. Dengan langkah santai Ares menuruni tangga.

Renata tidur kembali. Namun lagi-lagi Renata harus membuka mata. Lagi-lagi ada yang menggangu tidurnya. Notifikasi ponselnya berbunyi. Chat LINE dari Lina muncul di layar ponselnya.

AFFAIR LIEFDE | Tchs #1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang