BAB 12

163 10 1
                                    

Jam pelajaran olaharaga belum berakhir.

"Renata," panggil Bianca.

Renata menoleh ke arah panggilan yang meneriaki namanya.

"lihat," Bianca menunjukkan sesuatu di layar ponsel kepada Renata.

Renata mengambil ponsel dan melihatnya lebih jelas.

"Ini kan, pas tadi Kak Ares-kenapa sampai nulis kata-kata kasar sih?" raut wajah Renata menjadi marah. Renata tidak akan memusingkan foto tersebut tapi melihat hujatan kata-kata kasar, Renata emosi.

Memang hidup dilingkungan banyak cowok-cowok keren pasti banyak pula masalah yang akan menerjang, satu demi satu.

"Bee, ini perbuatan siapa sih?"

"Gue belum tahu siapa orangnya. Sini coba gue lihat akunnya,"

Renata mengembalikan ponsel itu kepada Bianca.

"Rena, sepertinya ini akun palsu,"

"Kalau ini akun palsu, berarti penggunanya ada di sekitaran sekolah. Lo bisa bantuin gue, Bee?"

Bianca mengangguk. "Gue mesti lakuin apa kalo gitu?"

"Aku punya rencana. Kamu ikut aja, nanti setelah itu kita bakal tahu siapa dalang di balik akun palsu yang memposting foto itu."

Renata memanfaatkan kesempatan yang diberikan Ares.

Renata mengajak Bianca duduk bersama di bangku yang bertepat di lapangan basket.

Semenit kemudian tim basket sekolah masuk ke lapangan, dari tempat tidak terlalu jauh Renata dapat melihat Ares dengan sekumpulan cowok basket lainnya.

"Rena, jangan bilang kalau kita ke sini nonton gratis latihan basket timnya Kak Ares?" seru Bianca senang.

Renata hanya tersenyum kikuk. Jujur Renata lebih takut apa yang akan terjadi dengan Bianca selanjutnya.

Kini para cowok itu memulai latihan mereka. Sementara Renata memerhatikan sekitarannya agar dapat menangkap pelaku yang memposting fotonya itu.

Belum ada tanda-tanda seseorang mencurigakan disekitar lapangan basket. Tetapi Renata masih tetap mengawasi sekitarannya.

"Renata lihat Kak Ares dan yang lain udah mau istirahat. Apa kita beliin minum?" tanya Bianca begitu polos.

Sekilas Renata menoleh ke Bianca. "Bee, bisa diam nggak sih! kita ke sini mau nangkap pelaku akun palsu itu."

Bianca masih tetap heboh berceloteh dan tidak mendengarkan perkataan Renata.

Ucup yang meminum air di botol mengernyit, menatap dua cewek yang tengah duduk di bangku lapangan, lalu setelah selesai meminum air Ucup menatap pada Viko. "Vik, lihat dua cewek di sana?"

Viko menoleh lalu mengangguk.

"Mereka aneh banget deh," sambung Ucup.

"Mau dibilang aneh bisa jadi. Tapi gue lebih nggak suka yang cewek yang satunya, dia melototin kita kayak orang mesum. Ngeri gue lihatinnya." Viko langsung memalingkan wajah ke arah lain.

"Ares," panggil Ucup, Ares menoleh dan membalasnya: "apa?"

"Lo bisa nggak nyuruh dua cewek di sana pergi? Kita bisa keganggu latihannya," dagu Ucup mengarah kepada dua cewek yang duduk di bangku yang tidak jauh dari pandangannya.

AFFAIR LIEFDE | Tchs #1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang