"Viko, beneran lo bakal traktir kita berdua?" tanya seorang cowok bertengger kacamata minus pada cowok bernama Viko.
"Sejak kapan gue bohong ke lo berdua?" tanya Viko gemes.
Cowok berada di sebelah kiri Viko, meranggul bahu Viko. "Kalau gue percaya 100% ke elo. Biarin si Andy gak percaya. Gak usah bayar makanannya. Biar dia bayar pakai cuci piring!"
"Apaan sih lo Cup! Naruh-naruh elpiji manasin Viko lagi," sungut Andy.
"Gas elpiji pala lo bodoh!" tukas Ucup.
"Lo berdua, lagi PMS, ya? Daritadi bertengkar mulu!" ujar Viko kesal.
"Iyaaa .... kita diam." Andy menyahut lalu membuang wajah ke sembarang arah.
"Terserah! Terserah! Terserah kalian. Gue lanjut jadi pendengar setia lo berdua," gerutu Viko menyerah.
Ucup dan Andy sempat diam, tapi itu hanya dua menit. Dua menit. Mereka melanjutkan beradu pertengkaran.
Tiba di kantin,Andy menepuk bahu Viko.
"Apa lagi sih?" tanya Viko.
Andy tersenyum aneh dan Viko terlihat bingung.
"Ada Bianca," bisik Andy.
Viko langsung melihat ke arah di katakan Andy.
"Ares?" Viko dan Ucup berseru.
"Kita samperin yuk!" seru Ucup.
Andy dan Ucup berjalan lebih dahulu. Namun di belakang, Viko terlihat ragu melangkah.
Andy menoleh ke belakang. Nampak Viko tak bergeming. "Ko, kenapa diam di situ?"
"Gue balik ke kelas saja. Tiba-tiba gue gak lapar."
Viko membalikkan badan lalu melangkah pendek.
Sebuah tangan tiba-tiba menghentikan langkah Viko.
"Ada apa lagi, Andy?" tanya Viko ketika tahu yang menahan tangannya adalah Andy.
"Gak usah kesal gitu. Bee, memang suka sama dia, tapi dia memang suka ya sama si Bee?"
Viko tidak tahu harus menjawab apa mendengar pertanyaan Andy barusan.
"Mereka juga gak punya status pacaran, bukan? Jadi lo agak usah berdalih apapun untuk menghindar. Lo terlihat seperti cowok bodoh."
Viko termenung mendengar kata-kata Andy.
"Lo masih mau balik ke kelas apa mau gabung dengan mereka? Lo mau selalu terlihat bodoh?" ujar Andy bertanya.
"Ya, gue ikut!" kata Viko.
"Itu baru sahabat gue!"
"Jangan terlihat heroik begitu. Gue mau muntah."
***
"Kita bertiga boleh gabung di sini?"
Seorang cowok yang bertengger kacamata bertanya.
"Ucup?" Ares mendelik.
"Oh. Ares. Hai." Ucup menyapa. "Lo di sini juga ya, Indra?"
Indra mengangguk.
"Eh, tadi kalian belum jawab pertanyaan kita. Boleh kita gabung di sini?" tanya Ucup ulang.
"Boleh." Indra bersuara lebih dulu.
"Tempat duduknya sudah penuh Kak." sela Bianca cepat.
Mata Bianca memicing ke arah Viko.
"Siapa bilang gak cukup." Andy langsung duduk di tempat yang kosong. Masih ada yang kosong dan itu lebih dari tiga orang bisa menduduki tempat itu. Tanpa permisih Andy langsung duduk di tempat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
AFFAIR LIEFDE | Tchs #1
Roman pour Adolescents#REVISI [R14+] [√ SELESAI] [The Choice Heart Series #1] Affair Liefde © 2018, Ennvelys Dover, All Rights Reserved. Cover Ilustration & Designer: Ennvelys Dover Logo Illustration & Designer: MPH/MDee ...