BAB 7

238 19 0
                                    

Di kantin sekolah semua siswa kumpul di kantin. Meja di pojok kantin tempat berkumpul anak cowok berkarakter berbeda-beda berkumpul. Mereka adalah cowok SMA NJ yang banyak dikagumi para cewek karena tampan di atas rata-rata. Cewek-cewek SMA Nusa Jaya selain menatap para cowok SMA NJ yang tampan tentunya juga mereka merasa ingin dipacari para cowok SMA NJ yang tampan, tapi itu hanya akan jadi mimpi indah saja di alam mimpi.

Indra memesan nasi goreng setiap kali ke kantin, kini menatap kosong di arah nasi goreng. Pikiran ia sedang mengawang dan nafsu makan ia entah ada apa tidak berselera hari ini.

"Indra, jangan dilihatin terus. Makan nasi gorengnya. Sayang duit lo rugi." Ucup duduk di seberang berkata sok mendramatisir.

Indra memilih tidak menanggapi perkataan Ucup dan Indra tersentak setelah ditepuk di bahu oleh Anji.

"Lo kenapa sih?" tanya Anji.

"Kalian kenapa sih berisik banget?" Indra menjawab pada akhirnya tapi tentu saja nada suara ia terdengar membentak kesal. "Gue pasti habisin nasi goreng ini."

"Lo ada masalah?" Ucup yang ternyata memerhatikan cermat tingkah laku Indra bertanya dengan sorot tatapan mencari tahu.

"Gue gak apa-apa." Indra menjawab tanpa menatap wajah Ucup dan Anji.

"Beneran?" tanya Ucup kembali. Ucup merasakan bahwa Indra sepertinya telah menyembunyikan sesuatu yang berprivasi untuknya.

Indra mengangguk malas lalu memakan nasi goreng.

***

Renata, Bianca dan Karina menuju ke arah kantin.

Meja kosong sebelah dari jendela kaca menjadi objek pilihan Renata. Renata menunjuk tempat untuk mereka duduk. Bianca dan Karina setujuh. Ketiga cewek menuju meja pilihan Renata.

"Lo berdua mau pesan apa?" tanya Bianca.

"Nasi goreng tambah telur ceplok dan minumnya es teh dingin." Renata memberikan jawaban pesanan makanannya kepada Bianca.

Karina lalu menyahut, "Makananku di samakan seperti pesanan Renata, ya, Bee."

"Oke gue lapor ke Bu Iyam kalo gitu." Bianca berkata sebelum beranjak pergi. Renata dan Karina mengangguk sebelum Bianca melangkah.

Setelah melaporkan pesanan makanan, Bianca menuju kembali ke tempat Renata dan Karina menunggu. Lima menit telah berlalu namun makanan mereka belum datang juga.

"Kok makanan kita belum dateng-dateng, ya?" Karina menyahut lebih dulu.

"Gue cek aja kali. Mungkin Bu Iyam banyak dikumpulin murid-murid yang antrian." Bianca berkata sambil berdiri dari duduknya.

"Aku ikut, Bee."

Ternyata benar perkiraan Bianca bahwa Ibu Iyam sibuk melayani murid dalam antrian beli makanan. Bianca bersama Renata terpaksa ikut mengantri.

Setelah 2 menit menunggu dalam antrian, pesanan makanan itu ada dan Renata dengan Bianca menuju ke arah meja tadi. Tapi, seorang cowok dari arah depan tiba-tiba menabrak Renata.

Renata mendongak lalu menatap. Minuman di atas nampan di bawah Renata, tentunya itu membuat Renata kesal. "Bisa gak jalan pakai mata!"

"Maaf ... sumpah nggak sengaja," kata orang itu. "Ucup, tanggung jawab lo."

"Bukan salah gue, Ares. Salahin mata lo."

Cowok yang bernama Ucup memandang ke arah lain setelah merespon ucapan cowok bernama Ares.

"Kak Ares enggak apa-apa kok." Bianca langsung menyela lalu berbisik kepada Renata, "Dimaafin aja ya, Renata."

Senyum segaris diupayah Renata tersungging, setelahnya ia berkata "Baiklah nggak-"

AFFAIR LIEFDE | Tchs #1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang