BAB 27

149 6 0
                                    

Di arah jalan pulang menuju asrama, Ares dan Renata diam.

Hening.

Renata kembali memikirkan apa yang dimimpikannya tadi. Bayangan-bayangan dalam mimpi itu sangat nyata. Renata bertanya-tanya: Apa ada orang datang menolongnya? Lalu suaranya memanggil terus nama seorang pria yang berjanji dengannya; Indra.

Bayangan wajah Indra muncul. Wajah Renata menunduk ke bawah sambil menggenggam erat tali tas ransel.

Di sekolah, Renata sering berjumpa dengan Indra. Tapi seolah Indra tidak mengenalnya. Renata semakin bingung. Apa yang terjadi dengannya ketika dia malam festival pada ajaran baru di sekolah dulu? Apakah dulu dirinya melupakan sesuatu? Tapi apa? Dan kenapa?

Ingatan-ingatan itu bagaikan puzzle yang telah lama berantakan dan ketika satu puzzle mulai terpasang Renata ingin memasang puzzle yang lainnya lagi.

Namun tetap saja Renata bingung. Kedua alisnya menaut. Ia tidak tahu harus memulai dari mana.

Motor Ares berhenti. Dan mengetok helm Renata. Berbunyi: tok. tok. tok.

Renata tersentak, dagunya terangkat ke atas. "Sudah sampai? Maaf."

Renata turun dari motor Ares.

Ares melepas helm kemudian menatap pada Renata yang sedang merapikan puncak kepalanya.

"Renata," panggil Ares.

"Hhm ...."

"Lo dari tadi diam. Lo baik-baik saja, kan?"

"Iya, baik-baik saja Kak." Renata tersenyum diakhir ucapan.

"Gue serius, Renata," kata Ares dengan suara cemas.

Renata menepuk bahu Ares seraya tersenyum, "Kak Ares, aku baik-baik saja. Kak Ares harus khawatirin Nayla. Nayla-"

"Nayla lebih membutuhkan Kakaknya." sela Ares langsung.

Renata tersenyum lembut.

"Sekarang Kak Ares pulang. Nayla pasti senang, Kakaknya ada disampingya. Menjaganya."

"Oke gue bakal pulang. Lo hati-hati ya. Sampai jumpa lagi," ucap Ares sebelum pergi.

Renata mengangguk. "Iya. Kak Ares juga hati-hati di jalan dan jangan ngebut."

***

Pintu kamar Renata terbuka. "Siapa yang buka pintu kamar ini?"

Tidak ada siapa-siapa.

Renata lalu berjalan ke arah pintu sambil mengeringkan rambut dengan handuk. Dia baru saja selesai mandi.

Mata Renata mendelik kaget. "Karina!"

"Sudah selesai mandi?"

Renata mengangguk dan melihat ke arah Karina yang sibuk menutup ritsleting tas perlengkapan di asrama OSN.

"Cepat ganti baju. Lima belas menit lagi, kita harus kumpul di sekolah."

"Iya tahu. Ini baru mau ganti baju. Tapi pintu kamar tiba-tiba ke buka."

AFFAIR LIEFDE | Tchs #1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang