BAB 25

122 6 0
                                    

Karina di samping kanan menyiku kepada Renata.

Renata menatap pada Karina. "Kenapa?"

Karina mendekat pada Renata dan berbisik, "Cowok di depan kamu pada salting terus. Kayaknya dia mau mengatakan sesuatu."

"Apaan sih, Na. Ada-ada saja. Terus Bianca dibiarin sakit hati mulu?"

"Lah, Ares bapernya bukan ke Bianca. Peka dikit, Ren," ujar Karina.

"Udah ah, malas aku ngomongin baper, suka, peka."

"Terus kamu sukanya sama siapa?"

"Itu rahasia. Kepo ih!" kata Renata, tangannya menopang dagu.

Lima menit berlalu.

Ucup menatap teman-temannya secara bergantian.

Tersisa Ares dan Andy yang belum menghabiskan makanan mereka.

"Andy." panggil Ucup.

"Apa?" balas Andy tanpa memalingkan wajahnya, pemuda sibuk ber-tiktok.

"Karina, Bianca, dan lo, Ko. Gue ..." ucapan Ucup mengantung, beraba-aba berdiri dari tempat duduk bersiap menarik tangan Andy, Viko dan Karina.

"Lo kenapa sih, Cup? Main narik tangan orang," kata Andy kesal, pemuda itu sedang merekam video tiktok pasalnya.

"Udah ikut aja dulu. Lo juga Bianca ikut kita bertiga," kata Ucup.

Ares dan Renata memandang bingung ke arah teman-teman mereka.

"Lo kenapa sih, Cup?" tanya Ares bingung.

Ucup tersenyum segari kepada Ares. "Gak apa-apa. Ayo Bianca ikut gue dulu. Serius gue mau ngomong sesuatu kepada lo."

Bianca mengerut kening, tampak terlihat bingung. Namun Bianca mengikuti ucapan Ucup.

Sebelum Bianca dan yang lain beranjak pergi, Renata ikut berdiri, bermaksud ikut bersama dengan mereka juga.

Ucup menginterupsi menahan. "Rena, udah lo di sini saja. Gue hanya perlu dengan empat bocah ini."

Reflek Andy menonyor kepala Ucup.

"Sakit! Kenapa sih lo mukul kepala gue?"

"Bocah? Lo bilang gue bocah?" Andy menunjuk dirinya. Ucup mengatakan bocah padanya. Andy bukan bocah. Kata apaan itu?

"Yaelah gitu aja lo marah! Tapi emang benar gelagat lo kayak bocah," kata Ucup. "Sudah dulu. Gue lagi gak mau ribut di sini. Renata, Ares. Kita cabut dulu ya. Dah."

Ucup cepat-cepat menyeret teman-temannya itu segera berjalan cepat dan bergegas pergi dari tempat tersebut. Beruntung Indra sudah pergi dua menit yang lalu.

"Gak usah dorong-dorong," kata Karina galak.

"Iya, iya. Maaf," ujar Ucup menyesal.

Karina mendekat ke sebelah Ucup. Sekarang jarak Ucup, Viko, Karina, Andy dan Bianca sudah jauh. "Gue bukan tiga orang di depan yang bisa lo bodohin." cetusnya sambil menatap tiga pungung orang di depan: Viko, Andy, dan Bianca-Viko dan Andy belum masuk dalam daftar teman Karina sebenarnya.

Ucup menoleh ke arah Karina. "Maksud lo?"

"Mau coba mak jomblangin mereka?" tebak Karina masih dengan pandangan melurus.

Salah satu tujuan Ucup sebenarnya itu. Sebagaimana pengamatan Ucup tentang Ares yang tidak bisa terang-terang mengatakan isi hati; Ucup lebih bermaksud ingin memberikan ruang pada Ares, agar Ares dapat mengatakan apa yang ada dihatinya.

AFFAIR LIEFDE | Tchs #1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang