BAB 10

198 14 2
                                    

Perasaan bercambur aduk dan hati tak tenang, Karina berkeliling setengah sekolah demi mencari seorang sahabat yang membuat ia tiba-tiba beberapa menit lalu cemas.

Melangkah terburu-buru dengan pikiran kebingungan, Karina mengernyit melihat punggung seorang yang akrab.

Lantas Karina melangkah cepat.

"Bee! Bianca!"

Bianca memutar kaki dan mengernyit. " Karina?"

"Kamu lihat Renata? Aku daritadi nyari dia."

Alih-alih mengalihkan pandangan, Bianca menatap bangku Renata. "Dia ....."

"Dia, apa Bee? Jawabnya jangan setengah-setengah ngantung gitu."

"Mungkin ke toilet atau ke kantin. Memang ada apa, Na?"

"Mamanya nelepon. Dia enggak jawab panggilan telepon mamanya." Karina berkata. "Aku susul dia dulu aja."

Bianca mengangguk-angguk bingung.

Karina menjelajahkan kaki menuju toilet dahulu. Sama sekali dalam toilet Karina tidak menemukan Renata seperti ke kantin. Renata hilang tanpa pemberitahuan kepada Karina. Renata tak seperti ini, Renata akan memberikan kabar apapun urusan itu.

Kecemasan semakin bertambah dalam kepala Karina.

"Renata di mana sih?!" Karina bergumam sembari melangkah keluar dari kantin.

Kening Karina mengernyit melihat gerombolan siswa berkumpul di depan kelas 12 Bahasa. Penasaran, Karina mendekati gerombolan siswa berkumpul.

"Kenapa banyak orang ngumpul di sini?" tanya Karina kepada salah satu siswi.

"Ada yang pingsan, siswi kelas sebelas sepertinya."

Karina melangkah mendekati.

Tercengang melihat sosok yang dikenalinya, Karina melangkah cepat-cepat.

"Hei, jangan di lihatin. Tolong bantu angkat dia ke uks." Karina berseru dan duduk menyimpuh dengan lutut menekuk dan menatap kepada para murid yang berkumpul.

Seorang cowok tiba-tiba melangkah ke arah Karina. "Boleh gue bantu angkat dia?"

Karina mengangguk cepat. Cowok itu mengangkat tubuh Renata dan mereka menuju ke uks.

Sampai di uks, Karina mengambil minyak kayu putih di kotak P3K lalu menghirupkan minyak kayu putih itu ke hidung Renata.

Perlahan Renata mengernyitkan kening.

"Karina?" Renata bertanya setelah membuka mata dan melihat Karina tiba-tiba duduk di sebelah kanan.

"Kamu udah ngerasa baik?" tanya Karina terlihat khawatir.

Renata mengangguk.

"Lebih baik lo istirahat dulu di uks. Jangan ke kelas."

Suara dari seorang cowok membantu Renata tadi menyahut dan pusat perhatian Renata tentu saja berubah kepada suara yang menyahut.

Renata tersenyum lemah dan berkata, "Terima kasih.

"Kamu kenal cowok di sebelah aku?" bisik Karina.

"Dia Kakak kelas kita."

"Astaga. Gue hampir lupa teman-teman gue di lapangan basket sedang nunggu gue. Gue duluan, dan Nona ceramah gue saranin lo jangan maksain diri keliling sekolah kalau lagi sakit."

Cowok itu berkata lembut kepada Renata sebelum keluar dari uks. Renata membalas ucapan cowok itu dengan senyuman dan mengangguk lemah.

Karina berdehem dan menatap penasaran kepada Renata.

AFFAIR LIEFDE | Tchs #1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang