Sembilan belas

57.8K 1.9K 12
                                    


"Iya, sekarang dia udah nggak ada." Kata Aldi dengan lesu.

"Ngga ada gimana? Jelas lah dia ngga ada, orang dia udah pindah dari Jakarta!" Jawab Lyra tampak menyepelekan perkataan Aldi dan masih belum paham dengam perkataan Aldi.

"Lyr gue serius. Rina itu sepupu gue. Dan sekarang dia udah meninggal."

Lyra tampak diam mencerna kata demi kata yang Aldi lontarkan.

Ia melotot kearah Aldi, matanya mulai memanas lagi, jantungnya berdegub kencang.
"Meninggal? Kapan? Kok gak ada yang kabarin gue?" batinnya.

"M..meningg-al?" Tanyanya terbata-bata karena dia kaget dengam keadaan Rina sekaramh.

Aldi memeluk Lyra yang mulai meneteskan air matanya lagi itu, "Hm, dia bunuh diri 1 tahun lalu. Katanya sih dia depresi, tapi gaada yang tau alesannya." Jelas Aldi dengan mengelus punggung Lyra.

"Ga ada yang tau apa alasannya dia bunuh diri, sebelum meninggal dia berkata agar jangan beri tahu siapa aja selain keluarga dan kerabatnya kalau dia meninggal." Lanjut Aldi.

"Dia motong pergelangan tangannya hingga pendaharan gabisa di-"

"Stop! Jangan bicara lagi..hiks..j-jangan bikin gue..tambah merasa bersalah hiks..." Lyra mencegah Aldi yang menjelaskam kronologi nya, gadis itu sudah tak kuat mendengarnya.

Hati Lyra bagaikan diiris. Setelah menghianatinya, bagaimana dia bisa mengakhiri hidupnya sendiri?
Dengan cara begitu, tidak bisa menyelesaikan masalah.

Jika Rina bersikeras meminta maaf lagi, pasti Lyra memaafkannya.
Lyra sangat merasa bersalah, dia merasa dirinya adalah pembunuh.

"Apa gue...penyebab Rina bunuh diri? Kalo itu karena gue, gue ngerasa kayak pembunuh."

"Gue..gue..pembunuh..hiks.." Isak tangisnya pecah.

Aldi menggelengkan kepala, "Ga Lyr, ini bukan salah lo, lagian ini kan keputusannya untuk mengakhiri hidupnya sendiri. Lagian dia yang salah, dia yang ngehiantin lo. Dia masih labil. Pikirannya masih dangkal." Jelas Aldi memeluk Lyra lebih erat.

"D..dia..Rina..sepupu lo! Lo gak marah kan sama gue dan ninggalin gue?"

"Lah kok ngomongnya gitu sih Lyr? Emang pernikahan itu apa? Gue akan ada disamping lo apapun keadaannya. Dalam hidup pernikahan itu hanya sekali dengan orang yang sama. Lagian itu kan juga udah masalalu, buat apa juga diinget-inget ga akan bisa buat dia hidup lagi." Jelas Aldi dengan lembut.

"Promise?"

"Yeah, I promise."

"Terimaka-"

Belum sempat melanjutkan ucapan terima kasihnya, Aldi nyosor begitu saja.

Aldi mengecup bibir Lyra sekilas, lalu membisikkan sesuatu di telinga Lyra, "Lyr, I love you."

"I will spend the rest of my life with you. I promise." Lanjutnya.

Lyra menarik sudut bibirnya, senyumnya mengembang, dia melupakan rasa bersalahnya berkat Aldi, "I love you more, Aldi. Tapi itu yang barusan apaan artinya anying gue belum terlalu pandai Bahasa Inggris." Kata Lyra dengan sedikit melirik Aldi.

Ungkapan Lyra membuat Aldi terkekeh tak percaya, "Serius?"

Lyra mengangguk tersenyum, pipinya berubah jadi merah merona seperti memakai blush on karena dia sedang malu telah mengatakan perasaannya secara reflek, akan tetapi ia tidak menyesal dan mengelaknya lagi.

Aldi memeluk Lyra dengan sangat kuat yang membuat Lyra sesak, namun Lyra juga membalas pelukannya.

"Al udah gue gak bisa nafas nih!" Cercah Lyra sambil berusaha melepas pelukan Aldi yang begitu kuat.

Five Years Apart Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang