"Tangan ini diciptakan untuk baku hantam!" Ujar Siska sambil mengepalkan tangannya. Tidak apa, gadis yang merupakan sahabat Lyra itu sudah pasti sedang bercanda.
Lyra menyengir dengan menunjukkan kedu jarinya membentuk menandakan peace nya. Lyra melirik Siska dengan ekor matanya, "Btw sis, lo kapan dapet jodohnya? Gue sama Elen udah tuh," Ledeknya.
Mata Siska otomatis melotot kepada Lyra, "Apaan sih Lyr, jodoh itu uda ada yang ngatur!" Jawabnya tak terima.
Elen angkat bicara, "Halah, bilang aja jomblo!" Ujarnya sambol meledek Siska dengam senyuman jahilnya.
Lyra dan Elen lantas saling menatap, lalu tertawa terbahak-bahak karena melihat ekspresi Siska yang sedang cemberut. Dari awal gadis manis yang bernama Siska itu tidak memiliki kekasih, alias jomblo!
Dari sisi kejauhan, Aldi terus memandangi murid-muridnya yang tengah bergurau itu, "Ish, mereka itu memang begitu ya, Bu?" tanya Aldi kepada salah satu guru disana.
Guru wanita yang sedikit lebih tua itupun mengangguk, "Iya, dari dulu emang gitu. Ditambah semua anak gak berani sama Lyra, karena dia anaknya Pak Alex, pemilik yayasan sekolah." Jelas Bu Ratna.
"Iya pak, saya sebagai guru BK saja bingung mau menghadapi mereka, kadang saya juga gak berani menghukum mereka." Jelas salah satu guru lagi.
Aldi hanya mengangguk sambil sedikit terheran-heran. "Gue akan ngerubah dia!" Ucapnya dalam hati.
Sementara itu, Lyra dan Elen masih mengejek Siska yang sampai saat ini masih jomblo alias tidak punya pacar.
"Eh, lo mau ke mall gak? Ntar gue yang traktir deh." Ucap Siska tiba-tiba, entah mengapa tiba-tiba dia ingin mentraktir kedua sahabatnya itu.
Lyra mengernyit, "Eleh, gak usah mengalihkan pembicaraan deh," Protesnya.
Siska memincingkan matanya, melihat Lyra dengan ekor matanya yang tajam, "Gue serius bego! Mumpung lagi baik, ya itung-itung amal lah."
Lyra dan Elen saling menatap heran, "Kesambet apaan lo Sis?" Ketus Elen, lalu Lyra memegangi kening Siska, untuk memastikan suhu badan Siska yang memang normal, tidak panas sama sekali.
"Bodoamat lah ya, masuk yuk!" Siska berdiri dari tempat duduknya, kemudian diikuti oleh Lyra dan Elen yang masih sedikit menertawaknnya.
****
Bel pulang sekolah telah berbunyi dengan sangat nyaring ditelinga para siswa dan siswi SMA Nusa Indah.
Begitu pun dengan Lyra, gadis itu keluat dari gerbang bersama kedua sahabat gilanya, siapa lagi kalo bukan Siska dan Elen. Mereka berjalan bertiga beriringan, dan tertawa dengan keras, entah apa yang mereka tertawakan, hanya mereka yang tau.
Tiba-tiba...
Drrrttt
Ponsel Lyra berdering, menandakan ada notif pesan chat WhatsApp.
Lyra membuka ponselnya, itu adalah notif pesan chat dari suaminya, Aldi.
Tunggu gue ya, gue ada kerjaan sebentar. Kalo gamau nunggu pulang aja dulu. Naik taksi atau bus!
Lyra menghembuskan napasnya kasar, ia sangat benci jika disuruh naik angkutan umum, menurutnya terlalu banyak barang-barang kotor disana, Dasar gadis manja!
"Kenapa lo?" Elen mengerutkan keningnya melihat ekspresi wajah Lyra.
"Ini, masa gue disuruh naik taksi, ya gamau lah gue."
Siska menoleh, "Emang Pak Aldi kemana?"
"Gatau nih," Ucapnya dengan gusar dan sedikit jengkel.
"Sorry ya Lyr, gue buru-buru mau jemput mama gue, ntar ngomel-ngomel gajelas lagi." Cerocos Elen yang memang mau menjemput mamanya ke salon.
"Yaudah sono kalian pulang dulu!" Ketus Lyra tanpa peduli.
"Serius lo Lyr? Gue juga gak bisa nih." Ucap Siska yang mulai tak enak hati kepada Lyra karena akan meninggalkannya sendiri.
Lyra hanya mengangguk dengan muka datarnya, lalu Elen dan Siska meninggalkan Lyra karena akan pulang sendiri dengan mobil yang mereka bawa masing-masing.
Lyra berjalan menuju halte bus. Tidak, dia tidak menunggu bus, mana mungkin gadis itu mau naik angkutan umum, paling tidak taksi.
Ia duduk disana, memperhatikan sekeliling lingkungan disana yang sepi, tak ada kendaraan yang lalu lalang.
"Ishh, jadi takut." Gerutu gadis itu sambil memeluk dirinya sendiri.
Tiba-tiba suara sebuah motor terdengar di telinga Lyra, ia menoleh, mengerutkan kening seolah pernah mengenal pria yang datang itu.
"Kayak pernah kenal." ucapnya dalam hati.Pria itu berhenti tepat di depan Lyra berada, lalu turun dari motornya. Langkah demi langkahnya, pria itu mendekati Lyra dengan penuh harapan.
Bersambung...
Oke bab 8 selesai revisi😂
KAMU SEDANG MEMBACA
Five Years Apart
Fiksi Remaja[Belum revisi] "Bapak kan guru saya, kok pake lo-gue? Dih, kayak bocah." Gadis itu tertawa kecil dengan perkataannya sendiri. "Udah diem, gue itu Guru lo sekaligus calon suami lo!" Ketus Aldi tak terima. ------ "Tapi kan umurnya beda jauh, masa Lyra...