tiga belas

64.4K 2.2K 20
                                    

"Tuan rumahnya aja belum keluar kamar, udah main nyelonong aja, nyalain tv lagi." cerocos Lyra dengan muka malas. Pasalnya, tidurnya diganggu oleh kedua teman laknatnya.

Mendekati gadis yang masih memakai piyama, Siska mengernyitkan dahinya. "Lo abis tidur?" tanyanya.

"Ya." jawabnya singkat, lalu duduk di sebelah kedua temannya. "Ngapain kalian berdua kesini?" tanya Lyra.

"Mau main lah, masa gak boleh?" Dengan tidam sopannya, ia mengangkat salah satu kaki, lalu fokus ke arah salah satu channel televisi.

"Seroh lo, dah serah!"

Siska melihat seisi Apartment di sini. Luas dan indah, yang bisa didefinisikan olehnya. "By the way, ada tamu kok gak disuguhin apa-apa?"

"Sialan! Tamu gak diundang aja belagu. Lo gak usah jadi tamu di rumah gue aja makin bahagia." Cercah Lyra sambil menyilangkan kedua tangannya didepan dada. "Lo diem disitu, gue mau buatin minum!" Akhirnya Lyra mau membuatkan minum untuk kedua sahabat terlaknat nya.

"Biar gue aja. Lo disitu sama temen-temen." ujar Aldi memasukkan ponselnya ke saku celana, lalu melengos pergi ke dapur. Suami, pikirnya. Ia mengangguk cepat, tak mau melewatkan kesempatan ini. Jika masalah ke dapur, Lyra sangat malas.

"Wah, pak Aldi dirumah pake lo-gue?" tanya Elen penasaran.

Lyra hanya mengangguk lagi.

"Mana mau dijadiin pembantu sama Lyra. Gue jadi iri, njir!"

"Siska sayang, iri, ya? Lagian, gue biasa aja tuh digituin." Seru Lyra dengan wajah yang sok manis, tetapi hanya di buat buat.

"Gak, gue iri aja. Gue sama Elen jomblo, masa lo ada yang punya sendiri aja, kan namanya gak setia kawan." Kata Siska sambil mengambil ponsel di tas kecilnya.

Elen tak terima dirinya disebut jomblo, "Dih, lo aja kali yang jomblo, gue engga!" Protesnya.

Reflek Lyra dan Siska kaget, "Lo punya cowo?" Tanya mereka berdua secara bersamaan.

Gadis yang matanya masih fokus ke arah televisi itu mengangguk santai dengan tampang tak berdosa bahwa dia menyembunyikan sesuatu.

"Anjir, siapa cowo lo?" Tanya Lyra dengan penuh rasa penasaran.

"Andre." Jawab Elen dengan sangat santai, dan tidak ada beban apapun dibenaknya.

"Hah? Andre? Andre ketua kelas tolol di kelas gue?" Teriak Lyra heboh.

Elen mengangguk, "Hmm, udah satu minggu," Jawabnya dengan wajah yang santai lagi.

"Kenapa lo gak pernah bilang?"

"Karena kalian gak nanya."

"Wah, pantes aja ko belakangan ini suka samperin kita, ternyata dia ngepelin si Andre." goda Siska dengan menaik turunkan alisnya.

"Sebenernya, g-gue..s..sama Andre udah nikah, dijodohin." kata Elen menundukkan kepala karena menahan malu. "Gue heran, se-kuno

"Apa?! Beneran lo serius? Lo kalo bercanda garing banget tau ga?!" Teriak Siska yang mulai heboh dengan keadaan, selain heboh dia juga sangat kepo.

"Gue serius." ujar Elen sembari menunjukkan wajahnya yang benar-benar serius.

Aldi datang dengan membawa jus jeruk dan beberapa camilan, "Nih!" Ucapnya dan menaruh nampan yang berisi makanan ringan dan minuman di atas meja.

Siska mengerutkan keningnya, "Kok minumnya 4 sih, pak? Kan kita nya bertiga?"

"Ya, gue juga mau minum." Sahutnya sembari duduk disebelah Lyra.

"Ngapain lo disini?" Ketus Lyra dengan sinis dan sambil melirik Aldi dengan tatapan mata tajam.

"Ya duduk lah njirr," Jawab Aldi dengan santai.

Lyra hanya menghela napasnya kasar, "Serah lo dah serah!" Ucapnya akhirnya.

"Lo kok gitu sih sama suami lo sendiri, sinis amat." kata Elen setelah meneguk minumannya.

"Dih, biarin. Ngeselin tau ga si, coba aja lo nikah sama dia, bisa bisa mati lo karena diomelin tiap hari." Lyra mengeluh karena selama tinggal bersama Aldi banyak kekesalannya yang keluar.

Aldi menatap Lyra tajam, "Kok gitu sih, Cil? Gue maunya sama lo aja." Celetuk Aldi.

Lyra memutar bola matanya malas.

Sedangkan Elen dan Siska menggelengkan kepala nya melihat tingkah guru muda dan sahabatnya itu.

Ternyata begini ya sifat pak Aldi, gaje abis. Batin Elen.

"Jadi, cuma gue nih yang single?" Sahut Siska tiba-tiba dengan wajah lesunya.

"Yaelah, jangan gitu dong Sis, lo kan cantik, ya kali ga ada yang suka sama lo! Pasti ada lah tunggu ae." Jelas Elen yang berusaha menghibur sahabatnya itu.

"Hooh."

*****

"Akhirnya temen lo terlaknat tuh pulang juga, liat ruang tamu nya berantakan banget!" Aldi menghela nafas kasar melihat keadaan ruang tamu di apartemen nya berantakan kek kandang ayam.

Lyra diam masih menonton acara kartun kesukaannya, yaitu si kembar berkepala botak yang entah kapan lulus dari TK itu.

"Yang, bantuin napa!" teriak kesal Aldi.

"Hmm, bentar lagi iklan!" Jawab Lyra yang masih fokus menonton film kartun walaupun ia sudah akan mulai memasuki usia dewasa itu.

"Cepet! Sapu lantainya!" Perintah Aldi yang mulai geram.

Lyra sudah tak tahan dengan ocehan guru yang ngeselin bin ngangenin itu, eh, maksutnya nyebelin.

Ia mengambil sapu di samping kiri tv nya, lalu mulai menyapu.

Lyra memasang wajahnya yang malas, "Kenapa sih Al gak sewa pembantu aja? Kan jadinya gak repot gini!" Ucapnya yang kesal.

Aldi diam menatap istri kecilnya itu, lalu ia duduk di sofa karena sudah selesai tugas membersihkannya.

Ketika Lyra lewat di depannya, ia menentengkan kaki nya.

Dan..

Brukk...

"Aww goblok! Apani?" Cercah Lyra.

*****

Done revisi ya:v
Bagian selanjutnya di unpublish karena masih proses revisi😉

Follow ig @dwinastitii

Five Years Apart Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang