"Lucas!"
Bergerak cepat! Jangan biarkan dia datang!
Lucas tak sengaja menoleh ke belakang mendapati Mark yang langsung menghampirinya segera. Tumben sekali dia datang ke kampus atau hanya ini caranya untuk menemui pacarnya itu? Bukannya ia sudah lulus tiga bulan yang lalu?
"Oh Mark, kau tak akan menggangguku, 'kan?" desah Lucas.
"Aku hanya mampir sebentar sambil menjemput Haeun juga," jelas Mark.
"Kau itu sudah lulus, kenapa kau masih mau main di kampus? Apa kalian tidak punya tempat pacaran yang bagus?"
Mereka kembali berjalan di sekitaran koridor kampus. Keduanya memang jarang bertemu, terlebih mereka sudah saling sibuk sekarang. Apalagi Mark yang sudah sibuk dengan pekerjaannya sehabis lulus dari kuliah kedokteran.
"Memangnya aku tak boleh lagi ke kampus?" tanya Mark balik.
Lucas menatap Mark dengan bosan. Perasaannya sedang tak baik dan kedatangan Mark seolah ingin merusak semua itu. Mark hanya terkekeh lalu berkata, "Oh iya, kau belum memberi tahuku tentang teman anehmu itu."
"Teman aneh?"
"Yang pagi tadi."
"Oh itu.."
Kenapa Mark terlalu peduli dengan temannya itu yang tak lain adalah Keana? Lucas pikir, mungkin kejadian pagi tadi terlalu gila. Bayangkan saja Keana mendorong seorang pasien yang masih sakit dan membuat seluruh keluarganya terkejut setengah mati. Mungkin itu patut dipertanyakan.
"Dia ada sedikit masalah. Jadi dia sedikit kesulitan mengontrol emosinya."
"Apa sampai segitunya ia tak bisa mengontrol emosinya? Apa dia mengalami masalah emosi?"
Lucas berdecak. Susah menjelaskannya, lagian untuk apa Mark ingin tahu lebih dalam lagi? Keana pernah berkata untuk merahasiakannya, walau Lucas tahu semua orang akan membencinya karena ia telah mengkasari kakak sepuou temannya ini. Intinya dia hanya bisa memberi jawaban seperti itu.
"Bisa kita lupakan? Aku ingin pulang Mark," ucap Lucas. Dia berlalu dengan cepat meninggalkan Mark yang masih di belakangnya.
"Tidak. Itu tak seperti yang kau kira." Tapi Mark masih mengikutinya dari belakang.
Bola mata Lucas lantas berputar dengan sebal dan Mark terkejut selagi satu alisnya terangkat. Ia masih ingin bertanya.
"Kau gila. Temanmu itu hampir melukai Yeorin! Saat aku periksa tadi tangannya memar dikarenakan dorongan keras orang aneh itu, padahal Yeorin hampir sembuh sebelum temanmu melukainya. Itu gila! Emosinya benar-benar tak terkontrol." Mark berapi-api dengan nada suaranya yang tinggi.
"Nanti saja ya, aku lagi sibuk." Lucas kembali berlalu.
Mark kembali mengejar. Tentu dia peduli dengan Yeorin. Dia tak bisa membiarkan temannya Yeorin yang aneh itu melukai kakak sepupunya lagi dan anehnya Yeorin masih saja bersikap baik dengan orang itu.
"Cas, aku hanya—"
"..."
"Aku peduli untuk Yeorin."
Mark peduli dengan kakak sepupunya. Yeorin terlalu ceria dan sangat bersemangat sampai dia lupa, dia juga ikut terluka dan kali ini Mark tak akan membiarkan lagi kakak sepupunya itu terluka untuk kesekian kalinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
fix you
FanfictionACT - HEAL THE NIGHTMARE ❝Ketika dia datang, di saat itulah kau harus melawan mimpi burukmu.❞ Mark sering bertemu dengan orang-orang baru setiap harinya karena pekerjaannya yang tak lain adalah seorang dokter. Hingga suatu hari di musim panas, dia b...