29. Middle [III]

5.2K 890 58
                                    

3. SELESAI

Time is over! It's time to go.

_________

Aku masih terduduk di sisi paling ujung rooftop di pagi hari ini. Matahari masih enggan menunjukkan keberadaannya, sekarang aku hanya ditemani oleh semilir angin dingin saja.

Aku lelah. Benar-benar lelah dengan keadaanku saat ini. Semalam keadaan tubuhku masih belum normal, yang ada daya tahan tubuhku semakin turun drastis. Melihat ayahku yang semakin putus asa dengan keadaanku membuat aku terpukul.

Aku ingin tetap hidup tapi bodohnya aku tidak ada usaha untuk tetap hidup.

Omong-omong ini adalah hari terakhirku di sini, sebagai seorang arwah. Jika waktuku sudah sampai batasnya, aku akan diberitahu untuk segera pergi. Pergi ke atas mungkin.

Aku sudah terlanjur malas melihat para manusia. Keseharianku saat ini adalah melihat para hantu melakukan aktivitas anehnya. Hanya tak menyangka saja jika dulunya aku sangat tak menyukai hantu sekarang aku nyaris menjadi seperti hantu.

Aku tak bisa berlarian jauh dari rumah sakit karena tubuhku yang semakin lemah. Alhasil aku hanya mengelilingi rumah sakit saja kecuali kamar mayat, aku tak berani kesana.

Ataupun terkadang aku tak sengaja berpapasan dengan Mark. Dia menjadi lebih sibuk sekarang karena dia tengah mencoba melupakan kematian tunangannya yang tertunda itu. Terkadang aku lewat di depan ruangan operasi, melihat dia yang tengah berusaha keras melakukan sebuah penyelamatan dan aku menyadari dia adalah sosok pria pekerja keras yang tengah bangkit dari keterpurukannya saat ini.

Dia sudah jarang menjumpaiku di kamarku. Terakhir aku berjumpa saat dia tengah terduduk di kursi dekat kasurku dan kata terakhir yang kudengar adalah dia mencintaiku.

Aku menunduk, melihat telapak tanganku yang mengalir banyak darah di sana sejak aku kecelakaan lalu. Aku masih tak bisa mengingat kejadian kecelakaanku itu.

"Ken.."

Aku menoleh ke belakang melihat tak jauh dariku ada sosok Mark yang kedatangannya tak kuduga di sini.

Aku segera bangkit menghampirinya.

"Jika kau tak bangun lagi.."

Aku berjalan cepat menghampirinya.

"Aku hanya ingin kau tahu.."

Mataku memanas ketika dia berkata seperti itu.

"Kau adalah kehilanganku yang tak pernah aku inginkan."

Aku berdiri tepat di depannya. Melihat jas putihnya dan rambutnya yang tertiup angin dengan lembut. Aku tak peduli dengan apapun yang terjadi saat ini. Aku memeluknya secepat mungkin.

'Aku akan tetap hidup, Mark.'

Aku menangis di saat jiwaku bisa memeluk tubuhnya. Tak peduli lagi jika tubuh Mark telah terpenuhi aroma obat yang sangat kubenci dari dulu. Ketakutanku terhadap obat perlahan menghilang sekarang aku takut jika aku benar-benar akan pergi nantinya.

*****

Waktu telah berlalu begitu cepat. Sekarang sudah memasuki jam malam dan kulihat tubuhku sendiri yang perlahan melemah. Ayahku yang berada di dekat tubuhku tertunduk dengan cemas.

Aku menarik rambutku dengan frustasi. Ada apa dengan diriku?!! Kenapa aku paling lemah untuk pulih?! Aku bingung dengan cara kerja tubuhku saat ini. Di samping itu aku tak tega melihat ayahku yang semakin bersedih melihatku.

fix you Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang