Senin, 21 Oktober.
Jam sepuluh pagi ini cuaca di Seoul tengah disambut dengan hujan deras. Pria yang memakai jas hitam itu tengah menatap sebuah makam yang baru saja beristirahatkan oleh orang yang ia cintai.
Mark berdiri diantara beberapa orang yang turut hadir di pemakaman pagi ini. Ekspresi wajahnya benar-benar muram, wajahnya kusut, dan dia membiarkan dirinya sendiri tak berlindung di bawah teduhan payung.
Kehilangannya kali ini membuat dia sangat terpukul. Berapa banyak orang lagi yang akan pergi dari hidupnya? Perlahan orang-orang di belakangnya pergi meninggalkan pemakaman itu meninggalkan dia seorang diri yang masih mengkaku di bawah derasan air hujan yang jatuh.
Mark berjongkok pelan di dekat makam itu. Tangannya memegang batu nisan yang basah tersebut dan membaca nama orang yang telah meninggalkannya saat ini. Dan lagi pertahanannya kembali ambruk. Ia kembali menangis di bawah hujan itu.
Menangis sejadi-jadinya. Dia telah ditendang oleh banyak kenyataan atas kepergian orang-orang di sekitarnya. Mark menggeleng, dia tak mau kehilangan lagi. Mark takut.
"Aku lelah," isaknya pelan, "Mark lelah, Nek." Tangisannya semakin tersedu-sedu.
Disini telah beristirahat dengan tenang neneknya yang telah berjuang melawan penyakitnya. Menghabiskan puluhan jam untuk berjuang dari lukanya dan hari ini dia telah beristirahat di tempatnya dengan tenang.
"Mark takut.. terlalu banyak yang hilang di sini. Haeun telah pergi. Nenek telah pergi dan Mark sangat takut untuk kepergian yang selanjutnya." Mata Mark semakin memerah dan perih.
Tangisan Mark jatuh bersama derasnya air hujan menghantam tubuhnya. Untuk kesekian kalinya dia sangat lelah harus menghadapi banyak kehilangan saat ini.
*****
Suara pantofel itu berbunyi mengisi suara koridor di rumah sakit.
Mark melangkahkan kakinya ke tempat kerjanya dengan penampilan jasnya yang setengah basah dan cukup berantakan untuk dilihat itu. Habis dari pemakaman neneknya, ia langsung beralih lagi ke rumah sakit.
Karena hari ini dia cuti, Mark tak akan bekerja sekalipun. Dia pergi kesini hanya untuk menjenguk keberadaan gadis itu yang begitu lama tak bangun dari komanya.
"Mark!"
Mark menoleh ke belakang dan tepat saat itu juga seseorang memanggil namanya. Terlihat ada Jaehyun yang tengah terburu-buru berlari ke arahnya.
"Maaf, aku tak bisa datang ke tempat pemakaman nenekmu, hari ini aku harus memimpin rapat penting. Tapi aku turut berduka cita untuk kepergiannya," ucap Jaehyun saat menghampirinya.
Mark mengangguk sambil tersenyum tipis, "Tidak papa, Kak." sahutnya.
"Ehmm.. Omong-omong kau sedang apa di rumah sakit saat ini?" tanya Jaehyun.
"Aku—"
"Menemui gadis itu?" potong Jaehyun.
Mark mengangguk pelan. Jaehyun mengerti keadaan Mark saat ini dia sudah mengetahui tentang semua yang terjadi.
"Baiklah, aku harap dia segera terbangun. Aku permisi dulu ada banyak jadwal hari ini," pamit Jaehyun. Dia menepuk pelan pundaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
fix you
FanfictionACT - HEAL THE NIGHTMARE ❝Ketika dia datang, di saat itulah kau harus melawan mimpi burukmu.❞ Mark sering bertemu dengan orang-orang baru setiap harinya karena pekerjaannya yang tak lain adalah seorang dokter. Hingga suatu hari di musim panas, dia b...