16. Rumours

6K 1K 18
                                    

Mark terduduk di salah satu kursi kayu yang kini di hadapannya sudah ada seorang gadis, Kim Haeun. Sesuai yang dijanjikan olehnya di siang tadi, dia ingin menemui Mark malam ini.

Mereka berdua bertemu di salah satu kafe di daerah Hongdae. Mark melihat gadis itu yang tengah menatap kosong di depannya, kedua tangannya dilipat dan caranya duduk, tampak ia seperti kebosanan.

Haeun tak menyapanya ketika Mark menghampirinya tadi. Oke ini saatnya untuk tidak basa basi lagi.

"Haeun, apa ada yang ingin kau bicarakan?" tanya Mark langsung.

Haeun melepaskan tatapannya yang kosong tadi. Dia menuangkan sebotol anggur untuk Mark dan untuknya. Lalu meminum sedikit anggur di gelasnya.

"Aku tak suka basa basi. Siapa yang kau temui kemarin?"

Mark mulai merasakan keanehan Haeun di sini.

"Siapa?"

"Seorang gadis yang memakai jaket hitam kemarin."

Gadis yang memakai jaket hitam tak lain tak bukan jika itu adalah Keana. Tunggu- apa Haeun berpikir jika ia baru saja memergokinya berselingkuh?

Mark menjawab dengan santai, "Temanku."

Haeun mengangkat satu alisnya, "Temanmu? Seorang gadis aneh yang berkuliah satu jurusan denganku?"

Haeun kini menatap Mark dengan tajam, "Mengakulah. Kau bertemu dengan siapa kemarin, Mark?" tanyanya dengan nada kesal.

Mark merasa aneh dengan gadis satu ini. Dia harus bisa setenang mungkin saat ini dan tak tersulut emosi.

"Ya. Aku menemui teman yang satu jurusan denganmu itu," ucap Mark yang kini mulai berani menatapnya balik.

"Kau menemui—"

"Keana. Aku memang menemuinya kemarin."

Haeun merasa tertohok mendengar pernyataan Mark. Lalu, dia mengambil nafasnya sedalam mungkin, "Apa yang kalian sembunyikan dariku?" tanyanya mencoba sekuat mungkin untuk tetap tenang.

"Kami tak menyembunyikan apapun," jawab Mark.

Haeun mendecih, "Lalu apa artinya pertemuan-pertemuan kalian sebelumnya? Di koridor kampus? Di klinik kampus waktu itu? Mark, kau telah bermain di belakangku.."

"Haeun, jangan berpikir yang tidak-tidak. Aku—"

"Ciih, semua laki-laki sama saja... Kalian memang pandai bermain di belakang dan kau sendiri tengah mencoba membuat seribu alasan lainnya."

Haeun meneguk anggurnya dengan tergesa-gesa. Dia menatap Mark yang sedang terdiam dengan tajam.

Mark tak benar-benar diam dalam kosongnya saat ini. Dia memikirkan sesuatu tentang perubahan Haeun yang begitu mendadak ini.

"Apa yang kau inginkan, Haeun?" tanya Mark langsung.

"Aku ingin kebenaran. Apa yang sedang kalian sembunyikan? dan kumohon jujurlah padaku, Mark." jawab Haeun.

Mark menghembuskan nafasnya dengan kesal.

"Kami memang tak sengaja bertemu. Tak ada yang kami sembunyikan—"

"Kau berbohong. Apa artinya tiga tahun ini, Mark?! Tiga tahun yang kita lalui bersama..."

"Haeun, tenanglah. Aku tak ingin kita jadi tontonan disini."

Orang-orang di sekitarnya mulai menatap ke arah mereka semua. Kini Haeun yang berada di depannya langsung menangis.

"Mark, jujur aku berharap lebih darimu dari dulu... aku mengharapkan cerita indah dari hubungan kita ini dan aku menginginkan itu, Mark. Jawablah perasaanku!"

fix you Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang