Hari ini adalah hari terakhir jadwal kuliah Keana di minggu terakhir di bulan Juni. Senang rasanya bisa bertemu dengan hari libur walau hanya diberikan tiga hari saja. Tiga hari bagi Keana adalah hari yang cukup panjang untuk berlibur. Jadi dia bisa menghabiskan banyak waktu di tempat kerja dan gajinya akan naik juga.
Setelah menyelesaikan kelasnya siang ini, Keana bergegas untuk segera pindah ke fakultas lain. Soal insiden kemarin dia bersyukur jika Haeun belum masuk hari ini. Tapi, itu bukan berarti dia bisa bernafas lega, sebelum teman-teman Haeun menatapnya dengan sinis di sepanjang kelas tadi.
Ia tak akan peduli dengan hal tersebut, yang harus ia lakukan adalah terus menghindar dan jangan membuat komunikasi apapun dengan mereka semua sampai nanti. Sekarang tujuannya saat ini adalah menemui Lucas.
Lucas, anak teknik mesin yang malang.
Tujuan Keana menemui Lucas adalah untuk mengambil kembali sketchbooknya yang hilang. Oh! Dia benar-benar ingin mengucapkan ribuan kalimat terima kasih kepada Lucas karena telah menemukan aset berharganya itu.
Sampai di kelasnya, Keana mendapati Lucas yang kini tengah terduduk di kursinya dengan keadaannya yang tampak stres seperti biasa? Mungkin, karena temannya itu memang sering bertingkah seperti itu. Tanpa basa-basi lagi, dia pun langsung menghampirinya.
"Aku tak mengganggumu 'kan saat ini?" Keana berdiri di ambang pintu kelas Lucas.
Lucas menoleh ke arahnya sambil menggeleng. Sepertinya ia sedang jenuh karena terlalu banyak belajar dan mungkin dia butuh teman mengobrol saat ini.
Keana lantas menghampiri Lucas dan melihat setiap aktivitas yang ia lakukan. Lantas dia terkekeh pelan, "Kau sedang stres ya?" tanyanya.
"Ujianku sudah dekat, Ken," jelas Lucas yang sibuk mengacak-ngacak rambutnya.
"Kenapa tanganmu banyak luka?" tanya Keana. Dia dapat melihat ada banyak bekas lecet di sekitar jari Lucas ataupun pergelangan tangannya.
Lucas menoleh ke arahnya, "Aku habis praktek tadi dan beberapa kali tanganku kesentrum."
Keana terkekeh, "Aku bisa membayangkan wajahmu yang terkejut saat kesentrum listrik, Cas." Ia terkekeh pelan.
Lucas pun ikut tersenyum, lalu dia tertawa kecil melihat tangannya yang penuh dengan luka itu. Mungkin ini akan menjadi satu-satunya hari di minggu ini dimana Keana dapat tertawa dengan senangnya.
"Kau bisa istirahat dulu. Bagaimana jika aku mentraktir makan siangmu?" tawar Keana.
"Aku sudah makan," tolak Lucas.
KRUYUK
"Tapi perutmu berkata tidak," ucap Keana. Dari suara perut Lucas tadi, ia sadar akan sesuatu yang aneh.
"Apa kau sudah meminum obat maag mu?" tanya gadis itu. Kali ini dia cemas jika Lucas melupakan jadwal makannya.
Dan Lucas menggeleng. Keana sontak panik, "Ya Tuhan! Cepat minum, Cas! Kenapa kau bisa telat makan!?"
Benar saja tak berapa lama Lucas langsung merasakan nyeri di perutnya. Badannya seketika gemetar dan dia kesulitan untuk bergerak karena maagnya yang mendadak kambuh. Tanpa ambil pusing lagi, Keana lantas mencari obatnya di tasnya.
Dia membuka kantong kecil di tas Lucas dan mendapati bungkus obat yang begitu banyak, "Cas, cepat minum obatmu." perintahnya.
Lucas menggelengkan kepalanya, "Ken, obat maagku sudah habis." Ia sedari tadi merintih kesakitan memegangi perutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
fix you
Fiksi PenggemarACT - HEAL THE NIGHTMARE ❝Ketika dia datang, di saat itulah kau harus melawan mimpi burukmu.❞ Mark sering bertemu dengan orang-orang baru setiap harinya karena pekerjaannya yang tak lain adalah seorang dokter. Hingga suatu hari di musim panas, dia b...