"Happy Graduation!!!"
Semua mahasiswa-mahasiswi melemparkan topi toga mereka keudara setelah melakukan prosesi wisuda beberapa menit lalu.
Al tampak sumringah dengan balutan toga yang melekat pada tubuh mungilnya. Hari ini, tepat diumurnya yang ke 21 tahun. Ia resmi menyandang Magister Manajemen. Dengan nilai sempurna, dan dia cumlaude dengan indeks prestasi 4.00, sempurna.
"Al! Gue bakal kangen sama lo!" Neya memeluk Al dengan erat. Tubuh mungilnya terombang-ambing saat Neya menggoyang-goyangkan tubuhnya.
"Neya! Gue ini kecil! Beda sama tubuh bongsor lo itu! Lepasin ah!" Pekik Al seraya mendorong Neya.
"Ups sorry adik kecilku!" Neya melepas pelukannya dan tertawa pelan, menjaga imagenya yang sedang bermake up itu.
Karena biasanya Neya itu tertawa terbahak-bahak dengan suara yang sangat keras. Tapi kali ini ia ingin dibilang anggun.
"Al gue ada hadiah nih buat lo!" Neya menuntun Al kemobilnya yang ada di parkiran.
"Apaan?" Tanya Al, ia bingung dengan hal ini. Lagipula, ia tak kepikiran menghadiahkan sesuatu untuk Neya.
"Happy birthday kecilku!" Neya mengeluarkan sebuah boneka teddy bear berwarna coklat besar seukuran tubuh Al.
Al ternganga sambil menutup mulutnya saat Neya menghampirinya.
"Udah ah jangan nangis! Gadis galak kayak lo nggak pantes nangis!" Neya tertawa saat setitik air mata haru Al mendarat di pipi Al.
Al hanya tertawa pelan, suatu hal yang sangat jarang ia tunjukkan. Kecuali pada Neya.
"Makasih Neya!" Al memeluk Neya dan boneka teddy bearnya.
"Ini hadiah pertama dari temen gue." Lirih Al, ia tak pernah ingin mengatakan hal ini pada Neya. Entah, kata-kata itu tiba-tiba keluar dari bibirnya.
Neya hanya mendengar samar-samar. Dan tersenyum, seolah tak mendengar hal itu.
"Udah ah! Kok malah mellow-mellow gini! Kita tuh harus seneng! Hari ini wisuda! Perjuangan panjang buat dapetin ijazah sama toga ini!" Neya menyemangati Al yang sedang mengusap pelan pipinya yang terdapat air mata.
"Untung make up gue water proof, jadi muka lo nggak jelek karena habis nangis!" Neya terkekeh pelan.
"Apaan sih!" Al ikut terkekeh.
***
Al pulang ke apartemennya setelah melalui kegiatan panjang wisuda tadi. Jika biasanya ia menolak ajakan Neya untuk nebeng, dan Al lebih memilih menaiki angkot atau bis. Maka kali ini pengecualian.
Masa ia harus naik turun angkot dengan keadaan bermake up seperti ini??
Ia hanya punya 2 pilihan, naik mobil Neya atau pesan taksi online yang jarang ia gunakan jika tidak dadakan.
Sebenarnya Al ingin memilih opsi kedua. Tapi, Neya merengek padanya habis-habisan saat diparkiran. Hingga membuat ia malu pada orang tua Neya dan beberapa orang disekitarnya.
Jadi.. ya, demi Neya ia menuruti gadis manja itu.
Al langsung menuju kamarnya setelah meletakkan sepatu di rak. Dan ia melempar tasnya ke kasur sembarangan.
Sunyi dan sepi diapartemen mungilnya ini.
Al menghembuskan nafas pelan dan tersenyum menatap potret kedua orang tuanya di pigora meja dekat ranjang kasurnya.
"Mama.. papa.. Al berhasil bikin kalian bangga." Al tersenyum sambil mengusap foto itu.
"Pasti kalian senang ya Al berhasil? Kalian doain Al kan diatas sana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Weird Captain! ✅ [COMPLETE]
General Fiction--- "Gue bakal buat lo yakin-seyakin-yakinnya kalau lo pantas jatuh sama cowok kayak gue. Gue bakal buktikan. Sekali lo jatuh sama gue, gue nggak bakal lepasin lo, karena saat lo jatuh hanya gue yang bisa dapetin lo." Al tersenyum. "You will be tryi...