Al mendesah lesu saat melihat jam yang menunjukkan pukul sepuluh malam. Waktu berlalu lebih cepat dan membuatnya tidak merasa jika waktu sudah sangatlah malam.
Al menumpukan tangannya diatas berkas yang akan ia kerjakan. Matanya sudah perih membaca tulisan ini. Berat sekali ingin melanjutkan pekerjaan ini.
Al mengucek matanya perlahan, kemudian memeriksa ponsel yang sedari siang tak ia sentuh. Mungkin ada balasan dari Kaiverd. Al tak mendengar notif apapun karena ia menonaktifkan suara di ponselnya. Ia tak ingin di ganggu.
3 message from Nomor tidak dikenal.
Tanpa sadar Al tersenyum samar melihat itu. Rupanya Kaiverd mengiriminya pesan jam 4 sore lalu.
Mungkin Al harus mengganti display name Kaiverd sekarang.
Kaiverd : Alsava, gue tau lo sibuk. Read aja pesan gue ini gak apa-apa. Lo bales juga gak apa-apa wkwkwk. Oh iya, nanti malam sama besok gue gak bisa hubungi lo ya ;) biasa lah yaa, sinyal di laut 'kan buruk. Kalau malem, cepet pulang, langsung tidur, nggak usah sok-sokan lembur. Gue gak mau pas pulang nanti lo punya mata beruang--ehh mata panda maksud gue ☺
Kaiverd : Kalau lo kangen gue, putar lagi ini ya wkwkwk. *gue harap lo kangen sama gue 😌 cihuy 😎
Kaiverd : Pesan Audio diterima. [Selesai diunduh ✅]
Al melihat sebuah media pesan audio berupa lagu yang sudah siap ia dengar. Biarlah Kaiverd berbicara seenaknya sendiri kali ini. Al akan membiarkannya.
Al mendengus memikirkan itu, namun pesan dari Kaiverd mampu membuatnya melepas sebentar lelahnya. Kali ini, ia merasa jika pesan atau ucapan Kai kali ini berfaedah baginya.
***
Al berlari kecil menuju pintu keluar kantor dengan keringat yang sudah membasahi pelipisnya. Bajunya lumayan basah oleh keringat. Sungguh, ia mendiktekan jika tak mau lagi bekerja lembur di kantor. Ia takut gelap.
Dan sebagian tempat oleh satpam sudah dimatikan lampunya. Al sungguh beruntung jika ponselnya sempat ia cas tadi, sehingga ia masih bisa merasakan cahaya melalui flashlight ponselnya.
Bahkan Al berlarian dari lorong ke lorong. Suasana kantor sungguh sangatlah sepi. Al juga melepas sepatunya dan berlarian seperti anak kecil yang ketakutan ditinggal orang tuanya.
Al berhenti sebentar untuk menetralkan hawa panas dan ketakutan yang menderanya saat sampai di pintu keluar.
Al bernafas tidak teratur, dan terduduk lemas di lantai sembari memegang dadanya yang bergerak tak beraturan.
"Gila.. cukup.. satu.. kali.. ini.. gue lembur, selamat Kaiverd.. ucapan lo bener kalau gue nggak usah lembur di kantor." Al bergumam dan saat merasakan jika ia sudah membaik, ia mencoba berdiri sembari bertumpu pada meja resepsionis, kemudian ia perlahan berjalan walaupun langkahnya masih lemas.
Al terpaksa jalan kaki ke apartemennya karena hanya berjalan lima blok dari kantor ini. Ia hanya harus melewati satu zebracross dan sampai menuju apartemen.
"Ada apa ini?"
Ditengah usahanya berjalan tanpa alas kaki, Al menoleh saat mendengar suara pria dibelakangnya.
"Alsava? Ada apa denganmu? Apa kamu terjebak di lift dan tidak ada yang membantumu?" Bryan, orang itu bersama seorang perempuan dibelakangnya. Yang Al duga sebagai sekretaris.
Al menggeleng pelan, "Tidak pak. Maaf saya harus pulang."
Bryan menghampirinya dan ingin membantu Al berjalan. "Mari kubantu ke parkiran mencari mobilmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Weird Captain! ✅ [COMPLETE]
Fiksi Umum--- "Gue bakal buat lo yakin-seyakin-yakinnya kalau lo pantas jatuh sama cowok kayak gue. Gue bakal buktikan. Sekali lo jatuh sama gue, gue nggak bakal lepasin lo, karena saat lo jatuh hanya gue yang bisa dapetin lo." Al tersenyum. "You will be tryi...