Kai memandangi siang yang indah di Dek kapal. Suasanya sedikit ramai. Para penumpang nampak menikmati perjalanan kapal ini. Namun, tidak dengannya.
Ia merindukan singa betinanya. Ahh padahal baru saja ia meninggalkannya selama 3 hari. Tapi kenapa rasanya sungguh seperti 300 tahun.
Dasar lebay.
Kai terkekeh dengan pemikiran yang sedang bergelut dikepalanya. Kai memang jatuh cinta pada singa betina itu. Oh ayolah kalian jangan tertawa, Kai serius. Ia memantapkan hatinya untuk singa betina itu.
“Lama-lama lo masuk rumah sakit jiwa kalau ketawa sendiri. Banyak orang yang ngeri liat lo. Apalagi gue. Lo kenapa sih?” Fino, temannya yang sedang bersantai dan menyesap jusnya untuk bersantai sedang mengoceh ria pada Kai.
“Apasih lo Ping, sana pergi jauh-jauh dari gue. Cari pacar sana sekalian.” Kai mendengkus. Lamunan indahnya seketika buyar mendengar suara Fino. Si sipit yang ternyata temannya.
“Mentang-mentang lo punya mantan banyak seenaknya nyuruh gue secara gampang cari pacar? Gue cuma ingetin, jangan ketawa sendiri. Serem.” Fino meletakkan gelasnya pada meja di sampingnya.
Kai terkekeh. “Daripada lo. Kalau ketawa mata lo nggak kelihatan. Lebih sereman lo lah, daripada gue. Gue masih ganteng kalau ketawa, nah lo? Perempuan pada lari gara-gara ngeri liat lo.” Ledeknya.
Fino mendelik, dasar sahabat super tega! Jika si Kapten ini bukan teman masa perjuangannya saat di Akademi Pelayaran, sudah dipastikan Fino melemparnya dengan sepatu tepat di wajah tampan Kaiverd.
“Btw, gimana kabar lo sama si mungil itu?” Fino mengalihkan pembicaraannya. Jika menyangkut sipit, ia rasanya tidak ingin membicarakannya.
Kai tersenyum miring. Mata birunya menjelajah lautan didepannya.
“Kalau gue bilang sama lo ini serius, lo kaget apa nggak?”
Fino menaikkan kedua alisnya. “Maksud lo?”
Masih dengan senyum di wajahnya, Kai menunjuk sebuah panggilan Al yang baru saja muncul di ponselnya.
“Apa boleh gue lompat ke laut waktu liat apa yang Alsava rasain ke gue? Apa ini tanda dari perempuan itu kalau dia punya perasaan sama gue?”
Fino berdecak kagum saat melihat layar ponsel Kai.
“Gue nggak nyangka, lo pakai pelet buat cewek secantik dia? Gue baru sadar liat foto ini kalau dia cantik Kai!” Fino terlihat kagum saat melihat foto profil Al.
“Apaan sih lo, ini cewek gue! Awas lo gebet! Meskipun lo sahabat gue, nggak bakal gue ampuni lo!” Ancam Kai, mata birunya seperti ada kobaran api.
Fino terkekeh melihat keposesifan Kai. Baru kali ini ia melihatnya.
“Dasar lo! Cewek ini emang pas buat lo! Awas aja lo sakitin dia, bakal gue gebet.”
“Nggak bakal, nggak bakal gue sakitin dia,” Kai memandang foto profil Al. “Karena gue udah GR sama dia. Dia pasti udah punya perasaan sama gue.” Ujarnya percaya diri.
***
Al mengetuk perlahan pintu ruangan Bryan. Entah kenapa Bryan memanggilnya, yang pasti Zoya, sekretarisnya itu hanya memandang sinis dirinya saat Al melewatinya.
Terdengar suara 'masuk' dan Al memutar kenop pintu dengan perlahan.
“Alsava, silahkan duduk disofa.”
Bryan berdiri dan mempersilahkan Al duduk di sofa yang disediakan disana. Hey.. padahal Al 'kan bisa duduk di kursi didepan meja Bryan. Tapi.. ini kenapa?
KAMU SEDANG MEMBACA
Weird Captain! ✅ [COMPLETE]
Ficción General--- "Gue bakal buat lo yakin-seyakin-yakinnya kalau lo pantas jatuh sama cowok kayak gue. Gue bakal buktikan. Sekali lo jatuh sama gue, gue nggak bakal lepasin lo, karena saat lo jatuh hanya gue yang bisa dapetin lo." Al tersenyum. "You will be tryi...