Setelah keluar dari lift. Latifa tetap melihat Al yang merasa jika tubuh perempuan itu bergetar dan lemas.
"Al? Are you okay?" Latifa melihat Al yang pucat sekali.
Al menggeleng lemah. Kenapa setiap Al bersentuhan dengan seseorang secara spontan, ia selalu seperti ini? Berbeda jika ia menghendaki tindakan itu.
Tapi.. satu hal yang Al heran. Kenapa saat Kaiverd memeluknya, ia tak merasa seperti ini? Tapi justru dengan orang lain, Al seperti ini?
Al mengerang, kenapa ia mengingat Kai?!!
Latifa yang merasa aneh terhadap Al meneliti dengan jelas perempuan itu. Wajah pucat Al membuatnya curiga.
"Al, lo.. sebelumnya pernah punya trauma?"
Pertanyaan Latifa seketika membuat Al langsung menoleh kearah wanita itu. Mata kenarinya seketika bergerak gelisah saat Latifa melihatnya dengan intens.
Gawat!
"En-enggak gue nggak punya trauma apapun." Elak Al yang semakin membuat kecurigaan Latifa meningkat.
Tapi, Latifa tau dan tidak ikut campur Al pasti tak ingin ia mengorek lebih dalam privasinya. Biarkan Latifa mengawasi Al lebih jauh.
Setelah berpikir, Latifa mengangguk dan tak menaruh rasa curiga pada Al. Tapi, Latifa akan mengawasi Al mulai sekarang.
"Kalau gitu, ayo kita ke meja itu." Ajak Latifa dan spontan menggenggam tangan Al.
Tubuh Al semakin bergetar dan terkaget dengan tindakan Latifa. Ini pengaruh ia tak makan dari kemarin membuatnya pusing, kepalanya berkunang-kunang dan satu lagi trauma yang ia hadapi setelah kematian orang tuanya kembali lagi.
Al berkeringat dingin. Sebisa mungkin ia mempertahankan dirinya agar tidak limbung. Ia merasakan tangan Latifa yang menggandengnya, membuat ia langsung melepaskan diri dari wanita itu.
Latifa seketika berhenti, sedangkan Al tergugup di tempat ditatap secara intens oleh Latifa.
"Al." Latifa memanggilnya dan ia langsung menatap mata hitam Latifa yang menatapnya intens.
"Gue tau, lo punya sejenis phobia iya kan?" Latifa mengajaknya bicara. Dan Membuat Al semakin salah tingkah dan jantungnya berdebar kencang.
"Latifa.. bisakah, kita nggak usah ngomongin itu?" Al mendesah pelan mendengar pertanyaan Latifa yang cukup membuatnya tak nyaman.
"Oke.. kita ngomong sambil makan Al. Gue.. gak bisa lihat lo kayak gini." Latifa mengajaknya duduk di kursi dekat mereka.
Al mengerang. Astaga.. kenapa wanita ini selalu ingin menguliknya! Al jadi menyesali keputusannya untuk pindah disini di banding bersama Nevan di rumahnya.
Ia tak ingin masalah pribadinya di ketahui orang lain!
Latifa melihat Al yang masih pucat setelah mereka memesan sarapan. Ia melihat Al yang merasa tak nyaman karena tingkah lakunya.
"Al lo--"
"Alsava!"
Seseorang memanggil Al dengan nada nyaring dan ceria. Ditangannya terdapat anjing cihua-hua kecil yang nampak nyaman di dekapannya.
Al mendelik melihat itu. Segera saja ia menutup hidungnya.
"Kai!" Latifa memekik saat Kai mendekat padanya. Kai ini lupa atau sengaja sih! Ia takut dengan anjing! Apalagi anjing kecil sejenis cihua-hua!!!
Kaiverd tak memperdulikan Latifa, ia justru menghampiri Al yang sudah beringsut menjauh darinya!
Demi apapun! Al benci anjing, kucing ataupun hewan berbulu lainnya karena ia alergi bulu binatang!
"Kai menjauh!!" Al memekik sambil menutup hidungnya saat Kai mendekatinya, berbeda dengan Latifa yang tertawa kecil melihat itu. Ia makan dengan tenang sarapannya.
Kai menyeringai dan semakin mendekat pada Al suasana resto masih sepi dan pegawai disana tak peduli pada tindakan Kai.
"Kaiv--- Hatchim! Hatchim! Hatchimm!" Al bersin-bersin saat Kai lebih dekat padanya.
Kai tertawa kecil dan mengusap dengan sayang anjing cihua-hua kecil milik kakaknya yang ia bawa secara spesial untuk bermain dengan Al. Tapi, ia baru tau bahwa Al alergi dengan bulu anjing.
"Lo gak asik Sav! Mora kan lucu imut, lo marah ngumpat-ngumpat bilang dia sialan." Kai menggerutu saat melihat betapa kesalnya Al pada Kai sampai mengumpat dengan kata-kata paling kasar yang Al miliki.
"Sial-- Hatchim! Jauhin gue dari benda sial--hatchim! Anjing itu jauhin dari gue!" Al bersin dengan air mata yang sudah membanjiri pipinya karena tak sanggup untuk bersin lagi.
Sebenarnya Al mimpi apasih ketemu orang gila ini! Ia lapar! Ia lelah! Ia hanya ingin hidup tenang!
Kai panik melihat Al yang menangis. "Sav! Lo kenapa nangis!"
Al menatap Kai tak percaya. "Anjing sialan itu jauhin dari gue bego!" Al berkata dengan kasar pada Kai! Ia sangat kesal pada Kai!
Kai cemberut, kemudian menjentikkan jarinya dan seketika seorang laki-laki berseragam seperti babysitter berjalan kearahnya.
Ia langsung meletakkan cihua-hua itu dalam tangan pegawainya dan menyuruhnya untuk pergi dari sini, karena ia tak tega melihat Al yang bersin-bersin.
"Sav! Ini lo udah gu-- lohhh!!" Kai langsung menangkap Al yang limbung kehadapannya. Wajah perempuan itu sungguh pucat, bibir mungilnya berubah memutih.
***
Al mengerjab-ngerjabkan matanya untuk menyesuaikan cahaya di ruangan serba putih ini.
Tunggu? Serba putih?!
Al mendelik! Jangan-jangan dia mati sia-sia karena bersin!
Tidak mungkin!!! -Al menjerit dalam hati dan seketika tersadar saat mendapati tangannya yang terdapat infus.
"Kenapa aku disini sendiri?" Al mendesah lesu. Siapa yang membawanya kemari? Apa Kai yang membawanya?
Ia memperhatikan pintu yang tertutup itu. Ia lapar!! Perutnya sudah meraung-raung minta makan...
Krieeett
Beberapa menit kemudian, pintu perlahan dibuka dan membuat Al langsung memfokuskan pandangannya pada seseorang yang masuk kedalam ruang perawatannya.
Wajahnya langsung berubah berang melihat seseorang yang muncul itu.
Kaiverd!!
"Dasar keras kepala! Bilang kalau lo belum makan dari semalem! Dasar cewek sok sibuk!" Kai tiba-tiba berkata dengan cerewet padanya, membuat Al mendelik kesal pada Kai.
"Kenapa lo yang bawa gue kesini? Dan kenapa harus makhluk luar angkasa yang nemuin gue saat gue membuka mata pertama kali!"
Kai menoleh saat Al bertanya padanya bungkusan plastik yang ia tata dan bau masakan lezat yang ia beli seketika membuat Kai lupa diri jika ada gadis galak yang ada di ruangan ini.
Kai terkekeh menyadari itu. "Lo itu.. siapa lagi yang bawa lo kalau nggak gue? Masa Latifa? Dia kan hamil. Terus kalau lo bareng dia pasti lo gak betah karena dia berusaha ngulik lo terus."
Penjelasan Kai membuat Al seketika diam dari gerutuannya. Betapa tak diinginkannya Al untuk bertemu dengan Latifa yang hampir mirip seperti psikopat daripada psikolog!
Kai terkekeh lagi melihat respon Al yang mendadak diam dengan wajah ekspresif. Seperti menahan sesuatu.
"Yaudah, lo makan gih. Udah gue beliin bubur buat lo. Oh iya, kalau infus lo habis lo bisa pulang kok."
Al mengangguk rikuh, baru pertama kali ini ia merasa punya seseorang yang ada saat dirinya kesusahan seperti ini. Selain Neya tentunya.
***
Vote and Comment 😊
Lanjut gak?
18 Juli 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
Weird Captain! ✅ [COMPLETE]
General Fiction--- "Gue bakal buat lo yakin-seyakin-yakinnya kalau lo pantas jatuh sama cowok kayak gue. Gue bakal buktikan. Sekali lo jatuh sama gue, gue nggak bakal lepasin lo, karena saat lo jatuh hanya gue yang bisa dapetin lo." Al tersenyum. "You will be tryi...