Chapter 1: Who you are?

167 12 0
                                    

Chapter 1: Who you are?

"First sight can't explain anything."

_______

Dua Puluh Tahun Kemudian

Terjadi baku tembak serta perkelahian di jalan Palmerah, Jakarta Barat. Kelompok teroris yang dibekuk densus 88 melawan saat hendak di ringkus. Mereka akan melancarkan aksinya untuk melakukan teror di wilayah Jakarta Barat, namun rencana mereka terendus oleh agen intelijen kepolisian dan berhasil di gagalkan.

Banyak pengendara yang panik serta segera pergi dari tempat kejadian, namun ada beberapa awak media yang meliput kejadian menegangkan tersebut.

Seorang pria berpenampilan sederhana dengan mengenakan masker hitam dan kaca mata hitam datang secara tiba-tiba dengan menembak secara cepat ke arah dua teroris yang memegang senjata api. Pria itu berhasil mengamankan tas ransel yang diduga berisi bom baterai aktif yang sebentar lagi akan meledak. Tim Gegana mengambil alih tas ransel tersebut, lalu meletakkannya dalam tabung khusus untuk dijinakkan.

Pria bermasker hitam itu berjalan menjauh dari tempat kejadian, tiba-tiba ada seseorang yang menyayat lengan kirinya dan kejadian itu begitu cepat sehingga tak ada yang mencegah, tapi seorang anggota densus 88 langsung menembak orang yang mensayat pria itu.

Pria itu langsung dihampiri oleh beberapa anggota densus 88 untuk segera di bawah ke rumah sakit. Karena mereka yakin, jika pisau yang digunakan oleh pelaku mengandung racun dan bisa fatal jika racun itu menyebar dalam syaraf tubuh.

Aksi pria bermasker hitam itu mendapat perhatian dari para wartawan yang sedang bertugas di lokasi, tak hanya itu, beberapa warga juga sempat merekam aksi pria itu. Mereka semua panik ketika lengan pria itu disayat pisau oleh salah satu teroris. Bahkan mereka masih sempat mengabadikan kejadian mengejutkan itu dan itu bisa digunakan sebagai barang bukti untuk menolong pria itu.

Kondisi tempat kejadian perkara benar-benar tidak kondusif dan itu membuat ambulan sedikit susah untuk memasuki kejadian perkara, sehingga beberapa anggota polisi yang baru datang langsung mengamankan lokasi.

Hazel, gadis itu terkejut bukan main saat tengah memfoto keramaian jalan Palmerah, tiba-tiba melihat baku tembak serta adegan perkelahian yang dilakukan oleh densus 88 dengan kelompok teroris. Ketika semua orang berhamburan menjauh, ia malah tetap memijakkan kakinya di atas trotoar untuk melihat kejadian itu. Tak berlangsung lama kumpulan awak media datang dan berkerumun didekatnya berpijak. Secara gerak refleks, Hazel memotret kejadian menegangkan itu dengan kamera yang ia bawah. Apalagi ketika sosok heroik yang mengenakan masker hitam itu muncul, ia memotret pria itu terus.

Salah seorang awak media menepuk pundak Hazel dan menyadarkannya dari rasa keterkejutan dengan kejadian yang tengah terjadi itu. "Maaf, apa mbak teman dari pria yang mengenakan masker hitam tadi?" Hazel melihat awak media itu dengan mengerutkan kening.

"Bukan," jawab Hazel dan langsung pergi dari tempatnya berpijak. Namun sebuah hal tak mengenakan terjadi, badanya terdorong warga yang ingin melihat apa yang sedang terjadi setelah beberapa mobil polisi memasuki tempat kejadian. Serta suara tembakan tak terdengar lagi. Badan Hazel terhuyung dan ia terjatuh di atas trotoar, dengan luka gores di lengan kirinya yang langsung mengeluarkan darah karena menghantam paving dengan keras.

Hazel berdiri sendiri karena tak ada yang melihat kejadian konyol yang menimpanya barusan. Orang-orang sibuk melihat tempat kejadian perkara setelah selesai dan tinggal mengevakuasi teroris yang tewas di tempat. Tentunya dibatasi oleh garis polisi berwarna kuning.

PISTANTHROPHOBIA [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang