Chapter 5: I know who you are.
"We know each other and keep quiet."
_______
Hanzel duduk di kursi yang telah disediakan bagi para tamu talk show yang di adakan oleh Mall tersebut di lantai tiga. Pihak Mall mengundang dua pembicara muda yang sukses di bidang property--- Hazel Ali dan Narima Siska, mereka adalah kakak beradik yang dikagumi oleh para generasi muda karena kepintaran dan kesuksesannya di bidang property.
Hanzel tak menyangka jika Hazel adalah seorang perempuan muda yang sukses serta sangat dikenal oleh masyarakat. Tapi kenapa perempuan itu menutup wajahnya menggunakan masker, sedangkan saat ini, perempuan itu tak menutup wajahnya dengan masker. Ada suatu hal yang disembunyikan oleh Hazel dan Hanzel tau itu.
Sedari tadi arah pembicaraan Hazel membahas tentang peran seorang ayah dalam kesukaan mereka berdua di dunia property serta dorongan kuat sang ayah agar kedua putrinya sukses di dunia property seperti sang ayah dan kalo bisa harus jauh lebih sukses dari sang ayah. Hanzel menangkap wajah tidak nyaman dari Hazel ketika mengucapkan kalimat itu, sorot mata perempuan itu seperti berteriak memohon pertolongan dalam hidup yang ia jalani.
Hanzel semakin yakin jika Hazel melakukan semua itu karena paksaan dari sang ayah dan bukan karena keinginannya sendiri. Sangat berbeda dengan pancaran mata Hazel ketika sedang memotret keindahan alam. Hanzel berani mengambil kesimpulan dari ulah Hazel yang mengenakan masker itu agar tak ada yang mengetahuinya jika ia sedang memotret. Kemungkinan sang ayah melarang Hazel menjadi seorang fotografer.
Kecantikan Hazel mampu menghipnotis seorang Hanzel Palmerah yang kaku dan buta akan kecantikan seorang perempuan. Kini luluh oleh kecantikan seorang Hazel Ali. Ia memperhatikan setiap gerak tangan Hazel ketika sedang memberikan motivasi tentang cara untuk menjadi pengusaha muda sejak SMA. Jujur Hanzel tak mengindahkan apa yang Hazel sampaikan dan ia sibuk mengagumi Hazel di dalam hatinya serta pikirannya lupa akan tugas yang harus ia lakukan saat ini.
Hanzel memegang telinganya karena suara teriakan yang berasal dari bluetooth earphone yang ia kenakan. Kedua bola matanya yang tadi sibuk memperhatikan Hazel kini beralih melihat target yang duduk tak jauh dari panggung. Kenapa ia bisa tak fokus dalam bertugas dan itu bisa berakibat fatal dengan keselamatan para pengunjung Mall ini.
"Para pengedar itu mengalihkan perhatian aparat dengan membuat keributan di Mall ini,"
"Waspada dan tetap berada di lantai tiga karena empat target berada di lantai dua dan satu,"
"Tetap awasi perempuan itu dan dia target lima,"
Hanzel mendengarkan info dari rekanya barusan dan pihak kepolisian tak akan pernah terkecoh dengan trik tipuan dari seorang mafia narkoba. Jika mereka ingin mengajak bermain, polisi akan meladeni permainan itu dan memenangkannya. Hanzel hampir lupa, ia harus memberikan ide kepada rekan yang bertugas untuk menangkap para pengedar narkoba itu.
"Lakukan seperti rencana B agar kita bisa segera menangkap boss mafia narkoba itu hari ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
PISTANTHROPHOBIA [TAMAT]
ActionWarrning 18+ {NO MATURE CONTENT} Hanzel Palmerah, seorang intelijen kepolisian yang menderita Pistantophobia karena masa lalu yang di alami oleh keluarganya. Ia bertemu dengan Hazel, seorang gadis misterius yang datang secara tiba-tiba. Gadis yang s...