Seorang gadis berperawakan mungil sedang merangkak-rangkak di sebuah taman dengan sebelah tangan yang memegangi dadanya.
Hampir lima belas menit ia meminta tolong dengan suara kecil dan nafas yang mulai tak setabil hingga ada seorang anak lelaki sebayanya menemukan ia.
"Tolongin, ica. Sak-" pinta gadis itu dengan kata terakhirnya yang tak ia lanjutkan karena rasa saki yang menjalar di dalam tubuhnya.
Pria tersebut beberapa detik memperhatikan wajah gadis itu dan ia merasakan ada ke anehan dari wajahnya, mirip dengan seseorang yang telah meninggalkannya.
Tanpara rasa ragu dan begitu iba ia tolong gadis kecil itu, menggendongnya hingga rumah yang kebetulah posisinya tidak terlalu jauh dengan taman.
Setelah sampai rumah ia pun segera membaringkan tubuh kecil gadis bernama ica tersebut lalu meneriaki sang mama.
Seorang wanita dewasa bernama Riva pun menghampiri panggilan putranya dengan kondisi masih memakai celemek yang artinya sedang membantu bik Narsih memasak.
"Apa-astaga, kakak cepat ambilkan kunci mobil mama" panik Riva lalu menggotong tubuh gadis kecil itu masuk ke dalam mobilnya di susul oleh sang putra bernama Dava.
Mobil yang di kendarai Riva pun melaju begitu kencang di jalan raya yang lumayan ramai itu.
Ia pun sampai di ruah sakit dan gadis kecil itu langsung mendapatkan penolongan pertama setelah Riva mentandatangani surat yang semestinya orang tua gadis itu.
Riva yang kini mondar-mandir layarnya setrikaan pun menjadi objek pengelihatan Dava. Raut wajahnya ketakutan di hiasi keringat dingin yang sudah menjalar.
"Kenapa kakak gak langsung bawa tian ke rumah sakit tadi?" tanya Riva.
"Dia bukan tian ma, dia ica" jawab Dava.
"Dia tian, adik kamu Dava!" bentak Riva.
Dava pun menggelengkan kelalanya "tian udah pergi ma, itu cewek yang Dava tolong namanya ica"
"Nggak! dia adik kamu tian!" bantah Riva dengan air mata yang mulai bercucuran.
Tak lama Galih pun datang, ia langsung merengkuh tubuh gadisnya ke dalam pelukannya demi menenangkan istrinya itu.
"Pa, tian kembali pa. Ia ada di dalam sana" rengeknya.
Galih yang mendengar ucapan sang istri pun langsung terdiam, mengerutkan keningnya bingung "maksud mama?"
"Titian pa, anak kita. Setelah hampir satu tahun lamanya ia bersembunyi dan kini ia kembali" ujar Riva.
"Ma tian-"
"Masih hidup dan ia akan kembali ke dalam keluarga kita pa" ujarnya setelah menyelang perkataan Galih dengan nada sedikit menyentak.
Kini ke tiganya pun terdiam di tempatnya masing-masing dengan pikiran yang bekecambuk, melayang-layang layaknya kapas yang berterbangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
BackStreet [OnGoing]
Teen FictionBalveer Dava Gistama. Siapa yang tak mengenalnya? Semua orang pasti tahu nama pria tampan berkaus tim futsal dengan nomor 7. Ia adalah ketua tim futsal di sekolahnya, selalu di grumuti gadis-gadis cantik yang memiliki golongan Dava My Love, tukang p...