R

773 39 5
                                    

Aku kangen kamu bee.

Bisikan yang ntah dari mana asalnya itu seketika membuat kedua mata Dara terbuka dengan derap jantung yang tak beraturan disertai peluh yang bercucuran di sekujur tubuhnya.

Kepalanya mendadak merasa nyeri yang iringi sebuah gambaran seorang anak laki-laki yang terus muncul di benaknya, disertai suara berat milik seorang pria yang terus mengiang-ngiang di pendengaran nya.

Sambil mencoba merasakan nyerinya tanpa sadar kedua lengan Dara sudah berada di atas kepalanya dengan jemari yang sudah menyusup di helaian rambutnya, bersiap untuk meremas rambutnya karena nyeri yang melanda.

Siapa anak kecil itu? Suara siapa yang terus mengiang? Dan kenapa semua itu tampak nyata? Ada apa dengan aku sebenernya? 

Batin Dara terus meminta bertanya-tanya meminta penjelasan dari semua penjelasan atas mimpi dan suara yang ia dengar selama ini hingga rasa nyeri itu berada di level maksimalnya ia tak sengaja menjatuhkan segelas air dan sebuah lampu tidur yang berada di atas nakas.

Dengan sigap nan cepat Rendra masuk ke kamar Dara yang terlihat sangat tidak baik, duduk di sebelahnya sambil terus memperhatikan Dara yang masih meremas rambutnya.

"Kamu kenapa dek?" Tanya Rendra cemas dan panik, menahan kedua bahu Dara.

"Sakit kak" tuturnya.

"Apanya yang sakit?"

"Kepala aku kak, tolong ilangin anak kecil sama suara cowok ini kak" Racau Dara yang langsung Rendra tarik kedalam pelukannya.

Tangis Dara pecah saat itu juga, ia benar-benar bingung dengan semua yang ia alami selama ini.

"Aku capek kak, bingung dengan keadaan ini dan kenapa aku harus begini kak. Sebenarnya ada apa sama aku?"

Racau Dara yang hanya bisa Rendra dengarkan sambil mengelus-elus bahunya untuk saat ini.

Dara melepaskan pelukannya, tangisannya pun berhenti seketika menyisakan jejak air mata di wajah cantiknya. Di tatapnya mata kopi milik Rendra, kakak laki-laki yang selalu ada menemaninya "kak, apa kakak bisa bantu jawab semua pertanyaan yang ada di dalam pikiran aku?"

Rendra terdiam, ia hanya menatap wajah kebingungan Dara yang terlihat sangat kebingungan.

"Jawab aku kak, kakak pasti tau kan penjelasan dari semua ini kak?"

"Kakak, tolong jawab aku kak" Dara benar-benar frustasi dengan dirinya sendiri, ia kira mengabaikan semua gambaran yang menghantuinya adalah jalan yang tepat dan nyatanya Dara salah karena mengabaikan itu dari hari dimana ia terbangun dari kecelakaan yang ia alami.

"Kak, aku tolong bantu aku. Aku janji semisal kakak bisa kaka jawab semua pertanyaan aku, aku janji akan selalu menuruti kemauan kakak" tutur Dara lemah nan rapuh yang mana kesempatan ini akan Rendra manfaatkan sebaik-baiknya, toh ini semua demi kebahagiaan sang adik walaupun dengan caranya yang kurang baik.

Maafin kakak dek.

👑👑👑

Dua hari kemudian.

Pagi itu suasana bakti sentosa cukup ramai di detik-detik bel masuk berbunyi, apalagi keramaian tersebut dihasilkan oleh para gadis yang sedang memandang sosok idolanya, yakni Dava yang tengah duduk di atas jok motor miliknya. Di temani kedua temannya Vino dan Reygan yang sedang asik berbincang-bincang mengenai perubahan sikap Handi salam satu temannya, nampaknya Dava terlihat tak ingin menanggapi akibat pikirannya yang kacau.

"Handi tuh bener-bener berubah ya sembilan puluh persen, bingung gue sama penyakit dia yang bunglon itu" tutur Reygan.

Vino mengangguk "iya ya, dari dulu dia emang gak pernah ketebak" timpal Vino menambahkan

"Bener banget, apalagi inget gak Lo cewek yang dia demen. Siapa si gue lupa?" Tutur Reygan.

"Iya, sapa ya. Gue juga lupa" jawab Vino.

"Dara" tutur Dava yang tiba-tiba.

"Nah itu dia, tumben-tumbenan Lo inget nama orang dav"

Ya inget lah, nama bini sendiri mana bisa lupa. Batin Dava.

"Ya inget aja" jawabnya.

"Pas sikap Handi berubah terus jarang nimbrung sama kita sama sering bolos terus tuh cewek kok dah gak pernah keliatan batang Iding nya ya, bahkan gue sering liat temennya sendiri terus" tutur Reygan.

"Setuju tuh, gua juga dah gak pernah liat tuh cewek, tapi kalo temennya—jangan-jangan Lo lagi mepet dia ya" seru Vino sambil menunjuk Reygan.

Reygan melambaikan satu tangannya "nggak, mana mungkin gue mepet yang begitu" bantah Reygan.

"Yakin? Kalo gak mau buat gue ya" seru Vino menggoda Reygan.

"Bacot lo"

"Ih kas—mau kemana Lo?" Ucapan Vino terpotong oleh Dava yang tiba-tiba bangkit, lalu menengok kearah Vino dan Reygan.

"Ke kelas lah, pusing gue lu pada ngomongin cewek mulu" tuturnya meninggalkan area tersebut.

Vino dan Reygan melongo menatap kepergian Dava.

Jadi cowok cowok ganteng mah bebas ya, liat aja cewek yang di taksir gue pasti demen nya ke dia. Batin Reygan.

"Makannya pas pembagian kegantengan dulu Mak Lo Dateng, jangan tidur aja. Giliran kegantengan Lo ilang di ambil orang malah ngebatin Lo" tutur Vino yang seakan mengetahui isi perkataan di dalam batinnya.

Vino menoyor Reygan "udah gak usah melongo Lo, bego nanti kalo di pikirin" tutur Vino lalu bangkit dan pergi, setelah itu di susul oleh Reygan yang masih memikirkan hal yang baru saja terjadi.

Ini Vino yang bisa baca batin orang atau emang batin gue aja yang mudah banget di tebak. Batin Reygan.

👑👑👑

Pukul tujuh lewat sepuluh menit kelas sebelas ipa dua mendapatkan sebuah ketukan yang mana saat pintu tersebut terbuka membuat seluruh siswa yang berada di dalam kelas itu senang bukan main, pasalnya sosok si pintar yang selalu membantu mereka di saat kesulitan mengerjakan soal pun datang kembali setelah beberapa Minggu tidak hadir tanpa alasan.

"Dara" jerit Syahnaz sangat kencang, beruntung kelas tersebut belum ada guru yang masuk.

"Demi apapun itu Lo dar? Sumpah-sumpah gue kangen banget" seru Syahnaz lagi kegirangan, menghampiri Dara lalu memeluknya erat.

Dara mencoba melepaskan pelukan Syahnaz dan akhirnya Syahnaz pun melepaskan nya.

"Siapa ya?" Tanya Dara dengan raut wajah yang bingung "apa sebelumnya kita pernah ketemu atau mungkin kenalan?" Lanjut Dara.

Shahnaz membulatkan kedua matanya "parah banget si Lo kalo emang gak kenal gue"

"Gue Syahnaz Artamevia dar, masa ia Lo gak inget. Temen sebangku Lo" jelas Syahnaz.

"Emang ia? Perasaan gue baru pindah sekolah deh hari ini" jawab Dara yang di luar ekspetasi Syahnaz.

"Jangan gila lo dar, lo udah beberapa bulan sekolah di sini tau. Lo gak lagi nge prank kita kan?" Seru Syahnaz.

"Do I look like I'm joking?"

Dan di saat itu Syahnaz menyadari bahwa ada yang tidak beres dengan sahabatnya itu.

Bogor, 12 November 2020

HAPPY FATHER DAYS FOR DADDY'S

ALFATIHAH..

FOR MY DAD

AND TO ALL OF YOU FATHERS, MAY GOD BLESS YOU🖤😇✨

BackStreet [OnGoing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang