K

5K 200 16
                                    

Seorang Handi Maulana membonceng seorang gadis? Berita itu tersebar begitu cepat, bahkan sosok Dara yang tadi menumpangi motor Handi pun tiba-tiba saja menjadi sorotan seluruh murid. Di tambah dengan gaya barunya tak berkacamata semangkin menambah perbincangannya karena memiliki iris mata yang indah dan memikat.

Merasa sangat risih pada tatapan semua orang, Dara pun lebih memihak mengurung diri di dalam kelas. Padahal perut Dara sudah sangat keroncongan dan lagi ia lupa tidak membuat bekal karena sibuk menimbang-nimbang di depan kaca pagi tadi.

Syahnaz yang setia menemani Dara pun hanya bisa terdiam meski perutnya mengalami hal yang sama dengan Dara, tetapi demi solidaritas ia rela tak keluar kelas demi menemani Dara.

Beberapa menit berlalu, kini Handi masuk kedalam kelasnya bersama ketiga sahabatnya sambil membawa dua mangkuk berisikan cilok kuah beserta dua botol air mineral.

"Dar, ada cowok Lo ni" seru Syahnaz, memberi tahu dara dengan menoel-noel lengannya.

Dara pun menoleh, mengerjapkan mata nya beberapa kali lalu lalu pandangan terarah pada Handi sambil mencuri-curi pandang pada seseorang.

"Apa"

"Kenapa gak ke kantin?" Tanya Handi lembut.

"Males" jawab Dara singkat lalu mengarahkan pandangannya kembali pada modul yang berada di hadapannya.

Handi yang mengetahui perubahan sikap Dara pun hanya bisa mendengus, menyogok Syahnaz dengar cilok kuah agar menyingkir dari tempatnya dan Handi pun bisa leluasa duduk berdekatan dengan Dara.

Vino dan Reygan yang menatap aksi sahabatnya itu hanya bisa tertawa geli. Bagaimana tidak, orang kedua nya baru saja menonton aksi langka yang Handi lakukan pada seorang gadis. Sebelumnya mana mau Handi melakukan hal seperti ini, mendengar kata cewek cantik aja dia melengos. Berbeda dengan Dava yang menatap pada bangku Syahnaz yang di tempati Handi, entah mengapa ia merasakan sesal dan sesak secara bersamaan. Namun tetap dalam keadaan cool tanpa orang lain sadari.

"Kamu kenapa Dar? Gak enak badan?" Tanya Handi khawatir karena sikap Dara yang berubah dingin padanya " apa kamu ada masalah?" Tanya nya lagi.

Dara tetap tak bergeming, membuat Handi di landa khawatir dua kali lipat dari sebelumnya. Hingga tangannya berani terulur pada kening Dara untuk memeriksa suhu tubuhnya, barangkali gadisnya itu terserang demam mendadak.

"Aku lagi gak mau di ganggu di, mending kamu ke kelas aja" usir Dara secara halus, Handi menatap Dara tak percaya seolah-olah gadis yang ada di hadapannya itu bukanlah sosok gadis yang beberapa hari lalu ia kenali.

"Tapi apa sal—"

"Di, maaf. Tapi kali ini aku benar-benar gak ingin di ganggu sama siapa pun" ucapnya dengan nada sedikit memohon namun terkesan sangat lemah membuat Handi tak tega.

Handi mengangguk, mengelus-elus punggung Dara lembut dengan memasang seulas senyuman yang sangat tulus meski hatinya terasa sedikit hancur.

"Yaudah iya, aku ngerti kok. Ini cilok buat kamu. Nanti jangan lupa di makan ya, aku pamit" ucap Handi berusaha terlihat sangat tegar dan sabar saat menghadapi sikap Dara lalu ia pun bangkit dari sana dan mengajak ketiga kawannya keluar dari dalam ruang tersebut.

Rasa bersalah seketika menyelimuti Dara saat menatap kepergian ke empat pria yang baru saja meninggalkan kelasnya.

Jahat. Satu kata itulah yang langsung terngiang di benak Dara dan entah mengapa ia bisa bersikap seperti itu pada seseorang, terlebih orang tersebut sudah bersikap baik kepadanya.

"Dar, cilok lu mau di makan gak? Kalo gak buat gue aja ya" pinta Syahnaz yang diangguki oleh Dara tanpa sadar.

Syahnaz pun akhirnya mengambil jatah milik Dara, meninggalkan nya yang setia berkutat dengan pikiran yang membuatnya menjadi jahat.

👑👑👑

0821xxxxxx

Dimana Lo? Rendra

Sebuah pesan tanpa nama muncul mengagetkan Dara yang bersiap, merapihkan alat tulisnya untuk meninggalkan sekolahnya. Bersama Syahnaz yang setia menemani tiba-tiba saja ia mendengar keributan di dekat pintu gerbang yang membuat Dara takut karena teriakan seseorang yang sangat ia kenali.

Kakak. Batin Dara.

Dara berlari cepat, meninggalkan Syahnaz yang sedang mengejarnya hingga mata Dara menangkap sosok Rendra yang duduk di atas perut salah seorang pria.

"Kakak" jerit Dara saat mencoba melerai kejadian tersebut, dimana Rendra yang terlihat sangat murka saat menatap kepadanya.

"Kenapa?" Bentak Rendra sengaja menjeda perkataannya "kenapa Lo sembunyiin ini dari gue?"

Dara terdiam, bibirnya terasa sangat sulit untuk berucap dengan mata sedikit memerah. Menyesali keteledoran nya yang membuat kedua pria yang menurutnya penting di dunia nya itu bertengkar.

Sejak lama dari tahu bahwa Rendra tak pernah menyukai sosok pria yang sudah terkapar setelah menerima tinjuan-tinjuan brutal dari Rendra. Bahkan saat ia mendapatkan pinangan dari pria tersebut pun Rendra tetap bersikeras menggagalkannya, namun kalo saja bukan karena insiden beberapa tahun lalu yang membuat Dara memantapkan hati untuk menerima karena perasaan balas budinya dan tentunya di tambah sikap manis pria tersebut yang membuat Dara menjatuhkan hati padanya.

"Maaf" ujar Dara menitihkan air mata dan tak mampu lagi untuk berucap.

"Sejak kapan si kampret ini ngekhianatin Lo?" Bentak Rendra yang membuat Dara semangkin terdiam hingga tangisnya tumpah.

"Pantes aja Lo balik ke rumah tanpa alasan, ngebuat gue bingung dengan sikap Lo yang kadang ketakutan gak jelas, suka ngelamun dan yang lain-lainnya. Dan ternyata ini yang Lo sembunyiin dari gue, Dar? Abang Lo sendiri!" Di setiap kata Rendra penuh dengan murka dan penyesalan pahit yang ia terima karena sesungguhnya ia telah lalai menjadi seorang kakak yang baik untuk adiknya tersebut.

"Persetan dengan Lo jalang, gue gak akan tinggal diam dan gue pastiin bakalan bikin perhitungan sama Lo karma buat Adel gue sakit hati" di tunjuk nya pada Lavirna yang tak tahu menahu masalah ini.

"Ayok kita pulang" Rendra menarik lengan Dara secara kasar saat lengannya terulur untuk menyentuh pria yang tersenyum kepadanya meski Dara tahu pria tersebut menahan rasa sakit karena ulah kakaknya.

Dara meruntuki dirinya sendiri sambil berusaha meminta maaf melalui pergerakan bibirnya kepada pria tersebut.

Maafin aku dav, disini aku pun ikut adil dalam masalah yang sama-sama kita perbuat. Batin Dara.

BOGOR, 19 FEBRUARI 2019

Note: maaf membuat menunggu dan maaf part ini hanya sedikit.

BackStreet [OnGoing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang