H

5K 187 10
                                    

Gadis itu melangkahkan kakinya dengan perasan ragu saat memasuki apartemennya yang terlihat lumayan berantakan membuat nya berfikir bahwa seorang pria yang telah menjadi suaminya itu benar-benar menyesali perbuatannya, mungkin. Tetapi anehnya saat ia memasuki apartemennya tersebut ia pun syok karna ada sepasang sepatu milik seorang gadis yang dirinya yakini bukanlah miliknya.

Sebuah keraguan yang mendalam muncul di dalam dirinya, apalagi saat kupingnya tak sengaja mendengar suara gadis dari dalam kamarnya yang membuat kedua kakinya tanpa ragu melangkah ke sana.

Kedua mata gadis itu terbelak, air matanya tiba-tiba saja menetes saat menyaksikan adegan ciuman yang di lakukan sepasang remaja dan nampaknya keduanya pun tak menyadari akan hadirnya seseorang yang menyaksikan adegan tersebut. Hingga ekor mata sang pria menangkap sosok seorang gadis yang berdiri di daun pintu, menatap keduanya dengan sorot mata tak percaya dan penuh rasa kecewa.

Pria itu melepaskan tautannya, menatap lekat wanita berkacamata itu yang di kiranya hanya halusinasi dirinya sendiri.

"Maaf" kata itulah yang hanya bisa gadis berkacamata itu ucapkan lalu pergi meninggalkan tempat tersebut seraya menungkulkann kepalanya.

Dada pria itu sesak dan entah mengapa di menit yang berbeda ia merasakan dadanya seperti di lempari bongkahan batu yang membuat akal sehatnya menarik kejadian beberapa menit yang lalu. Tepatnya saat gadis itu melangkah pergi sambil meneteskan air mata.

Bodoh, Lo udah nyakitin perasaannya! Batinnya berteriak membuat ia seketika melepaskan pelukan dari gadis berambut panjang itu.

"Sayang, hey! Kamu kenapa? Kenapa liatin cewek tadi? Kamu kenal sama dia?" Tanya gadis itu seraya mengelanyut manja di tubuh sang pria.

"Lepas!"

"Nggak, emang kamu mau ke mana?" Tanya gadis itu.

"Ada yang perlu aku urus" jawab sang pria.

"Urus apa? Gak ada yang perlu kamu urus selain hubungan kita sayang" tutur gadis itu.

Dan entah mengapa akal sehatnya pun menghilang, membuat dirinya mengurungkan niatnya untuk mengejar gadis berkacamata tersebut.

👑👑👑

Menangis adalah satu hal yang sedang Dara lakukan di sebuah halte bus seorang diri untuk melampiaskan kekecewaannya di minggu-minggu terakhir ini, hingga tak memperdulikan keadaan dirinya.

Hembusan angin menerpa tubuh mungilnya yang di sertai gemuruh petir dan tiba-tiba saja rintik hujan turun menemani tangisnya di malam ini, seakan mengetahui bagaimana kondisi hati Dara.

Di sela-sela tangisnya kini ia pun merasakan hal janggal ketika ponselnya tiba-tiba saja bergetar, menampilkan nama Handi di sana yang membuatnya bingung antara menerima panggilan tersebut atau tidak.

Ke satu, dua hingga empat Dara terus biarkan ponselnya bergetar, hingga kini ia pun memberanikan diri untuk mengangkat panggilan tersebut setelah menyeka tangisnya dan mengecek-cek suaranya agar tak terdengar janggal di pendengaran Handi.

"Ada apa?" Tanya Dara yang berusaha menormalisasi kan suara nya sebisa mungkin dan mudah-mudahan saja tidak terdengar jelas karna hujan yang sekarang cukup deras ini.

"Kamu di mana?"

"Hmm, ada di rumah. Kenapa?"

"Yang bener? Kamu jangan bohong sama aku dar"

"Aku serius di, lagi di rumah kok" bohongnya.

"Di rumah mana? Coba kamu tengok ke sebelah kanan" perintah Handi yang langsung Dara turuti, membuat kedua matanya yang bengkak pun sontak melotot.

"Kenapa bohong?" Tanya Handi saat mendekati Dara dan Dara yang tak bisa menjawab pertanyaan Handi pun hanya bisa diam, menungkulkann kepalanya kebawah.

Handi yang tak sengaja menatap kedua mata Dara yang membengkak pun sontak membuat nya mendongkakan wajah Dara.

"Mata kamu kenapa? Abis nangis? Ada masalah apa?" Tanya Handi bertubi-tubi.

Dara yang tetap diam nampak tak ingin menjawab pertanyaan Handi pun hanya bisa menungkulkann kepalanya lagi, membuat Handi iba hingga merengkuh tubuh mungil Dara kedalam pelukannya.

Tangis Dara tiba-tiba saja pecah dalam dekapan Handi membuat baju yang Handi kenakan basah karena ulahnya, hingga satu jam kemudian Dara baru melepaskan tubuhnya dari dekapan Handi.

Sebelah lengan Handi bergerak menyibakkan rambut Dara, menyelipkan nya pada telinga agar pandangannya tak terhalang kan.

"Udah agak tenang?" Tanya Handi, Dara mengangguk pelan.

"Udah mau cerita?" Tanya Handi lagi, Dara menggelengkan kepalanya cepat.

"Yaudah kalo kamu belom mau cerita sama aku si, Its oke. Tapi aku cuman pengen tau sedikit apa si yang udah buat kamu nangis kaya begini?"

"Maaf" jawab Dara singkat.

"Maaf untuk?" Handi yang tak paham mengerutkan kening.

"Karena bikin baju kamu basah" jawabnya.

Handi tertawa seketika, ia mencubit pipi kekasihnya itu dengan gemas "bisa aja ngubah topiknya, kamu jawab dulu napa pertanyaan aku dar"

"Nggak ngeles kok, kenyataan. Itu baju kamu basah" jelas Dara menunjuk kaus coklat yang Handi kenakan.

"Aku serius dar, kamu kenapa?"

"Aku? Aku gak apa-apa kok, cuman kelilipan aja kok!" Jawabnya asal.

"Sumpah lama-lama kamu ngeselin juga ya" ujar Handi dengan raut biasa saja namun di dalam hatinya ia kecewa karena tak bisa ikut merasakan kesedihan yang kekasihnya itu rasakan.

"Enak aja, aku gak ngeselin ya" bela Dara dengan menampilkan seulas senyuman yang yang begitu manis, yang mana karna senyumannya tersebut yang seketika bisa menghancurkan bongkahan-bongkahan es di dalam dirinya yang bisa di katakan mati rasa itu.

"Kamu jangan senyum ah"

"Kenapa?"

"Nanti aku semangkin jatuh cinta sama kamu, kan berabe kalo udah lulus nanti pengen cepet-cepet halalin kamu" ujar Handi asal membuat pipi Dara memerah sekaligus kesal saat mengingat orang yang pernah menyatakan cinta padanya tetapi malah menyakiti hatinya.

"Gak lucu!" Ujarnya kesal.

"Gak lucu tapi bushing ya pipinya" goda Handi.

Tak lama kemudian Dara tersenyum dan tertawa begitu lebar hingga melepaskan beban di benaknya sejenak karena tingkah Handi, membuat ia merasakan kebahagiaan yang tiada tara.

Di sisi lain atau lebih tepatnya di ujung jalan, ada seorang pria yang menatap aksi dua remaja tersebut yang membuat hatinya sesak dan sakit secara bersamaan hingga mencangkram begitu kuat stang motor milik nya.

Bodoh! Kenapa harus Handi yang ngebuat istri Lo ketawa. Kenapa bukan Lo! Persetan dengan masa lalu yang ngebuat rumah tangga gue di ujung tanduk dan temen yang gak taunya ngincer istri Lo sejak lama! Bangsat!!! Batin pria itu frustasi, memukul stang motornya kencang lalu pergi karna tak kuat menyaksikan adegan tersebut.

👑👑👑

Bogor, 22 Desember 2018

Note: pertama-tama aku cukup mau bilang tarimokasih kepada kalian yang udah baca cerita gabut aku. Oh ya btw, aku mau ngucapin selamat hari ibu pada wanita-wanita perkasa yang udah mengurus kita dari kecil sampai sekarang. Jangan lupa cium tangannya dan mohon ampun ya guys.
Oh ya, satu lagi mantan ku juga ulang tahun hari ini, tolong minta doa nya ya supaya dia gak asem lagi haha...

Lopeyuu💟 kiss dulu ah dari jauh, Muah.

BackStreet [OnGoing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang