J

4.9K 174 4
                                    

"Kak, kita pulang aja yuk" ajak Dara mengagetkan Rendra yang kebingungan memilih buku yang akan ia beli.

Rendra menatap Dara sambil menggaruk-garuk pelipisnya "gua belum selesai" ujarnya "tumben lu kalem banget gak ngambil novel"

"Novel gak penting kak, yang terpenting kita harus keluar dari sini" Dara menarik lengan Rendra, mencoba mengerahkan seluruh tenaganya agar bisa membawa Rendra keluar dari tempat tersebut.

"Lo apa-apaan si dek?" Tanya Rendra jengah, mengerutkan kedua alisnya sambil menatap Dara tajam.

Dara gelagapan, pikiran nya terus berputar untuk mencari jalan keluar karena ulahnya ini.

"Anu kak, aku laper. Kan belum sarapan tadi pagi" ucapnya bohong.

Mata Rendra memincing, berusaha menerawang mata Dara untuk mencari kebohongan di dalam sana "tapikan bisa tunggu bentaran dek"

"Emangnya kakak mau gendong aku kalo pingsan?"

Rendra memutar bola matanya jengah sambil menghembuskan nafas nya lelah, setelah itu menarik lengan Dara lalu membawanya ke food court.

Dara menghembuskan nafasnya lega, beruntung Rendra mempercayai perkataannya barusan. Coba saja kalo tidak, maka sudah pasti akan ada keributan yang tercipta di sana.

"Dek, mau makan apa?"

"Emm.. apa aja deh, eh tapi mi ayam kang Daniel katanya enak" ujar Dara cepat saat tersadar dari lamunannya.

"Yaudah, Lo tunggu sini dan jangan kemana-mana" seru Rendra sama dengan perintah.

"Baik kakak" jawab Dara sok imut dengan melipat kedua tangannya di meja sebagai tanda siap.

Rendra meninggalkan Dara sendiri dan kini entah mengapa kepala Dara berisikan sesosok pria yang tak ingin ia temui untuk beberapa hari ini, hingga lambayan tangan di depan wajahnya membuat ia tersadar.

Mata Dara menatap tak percaya saat manik pria itu menatapnya dengan senyum yang begitu lebar penuh keramahan.

Handi. Batin Dara.

"Dara, hey" ucap Handi mencoba menyadarkan Dara.

Dara terkejut "eh, apa-iya. Ada apa?"

Sekilas Handi tertawa karena tingkah Dara, lalu mendaratkan bokongnya tepat di kursi kosong tepat di hadapan Dara.

"Kamu lagi apa ke sini?" Tanya Dara yang risih karena tatapan Handi yang terus menatap nya, membuat ia salah tingkah persis seperti anak SMP yang tertangkap basah membuat kekasihnya ilfil.

"Mau jemput tante ku, eh liat kamu sendiri aku jadi pengen temenin" jawab Handi sedikit genit "kamu sama siapa ke sin—?"

"Sama gue" potong Rendra galak yang membawa dua minuman di kedua tangannya.

"Siapa dia?" Tanya Rendra pada Dara saat lengan Handi terulur ke arahnya.

"Saya Handi pa—"

"Teman sekolah ku kak" potong Dara cepat, lalu menatap Handi dengan tatapan memohon yang sebenarnya Handi tak mengerti kenapa.

"Oh temen Lo dek, kenalin gua Rendra. Abang nya Dara" menerima jabat tangan Handi dan entah kenapa selepas acara perkenalan yang awkward itu tiba-tiba saja Rendra dan Handi terlihat seperti teman dekat yang baru saja bertemu setelah sekian lama, padahal sebelumnya mereka belum pernah bertemu dan tak saling mengenal satu sama lain.

👑👑👑

Pagi ini Dara sedang bersiap untuk pergi sekolah dengan menggunakan gaya baru, tanpa kacamata yang bisanya selalu bertengger di tulang hidungnya. Beberapa kali matanya mengerjap, menatap pantulan dirinya di cermin.

BackStreet [OnGoing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang