Last Episode

275 16 10
                                    

Thanks ya yg udh baca dari awal, emang ceritaku ga panjang-panjang, tapi bakal ada terus
cerita barunya, tunggu ya :)

SUNSET at LAKE PALACE
LAST EPISODE
Sriti terjaga dari tidurnya dan ingat jika masih ada acara dirumahnya
"uff suniyeee, kenapa membiarkanku tertidur?" Gerutu Sriti sambil mencari suaminya
Dengan memegangi perut yang semakin membesar, ia merapihkan penampilannya kemudian kembali turun. Ibunya melihatnya hendak menuruni tangga dan langsung menghampirinya
"Nak, kenapa kau turun? Istirahatlah"
"Ibu, bagaimana aku istirahat jika dirumah sedang acara begini?"
"Jangan risau, semua sudah selesai tinggal acara biasa saja"
"Tetap saja bu kalian sibuk dan apakah aku hanya akan diam di kamar?"
"Kau ini masih saja keras kepala, ya sudah ayo pelan-pelan"
"bu, apakah pinggang ibu dulu sering merasa pegal saat mengandungku?"
"hmmm nak, orang hamil kan menahan beban didepan itu yang membuat kita merasa pegal di pinggang, tapi jangan khawatir itu hal biasa" Nyonya Sarla mengusap rambut Sriti
"oya dimana Abhi ji?"
"Shabir sedang..... e nak ayo kemari"
Nyonya Sarla mengajak Sriti ke sebuah ruangan khusus
Saat membuka pintu, mereka melihat kedua keluarga Shabir kecuali Mrunal dan Ranvi
"Paman Reihan? Bibi Surbhi?" Sriti terkejut
Shabir menoleh dan berlari menghampiri istrinya, ia langsung memeluk erat Sriti dan menangis tanpa bersuara
"Suniye? Ada apa? Kenapa menangis?"
"terima kasih Sriti"
Sriti melihat kearah Tuan Reihan yang tersenyum, bahkan Tuan Reihan ikut berdiri dan menghampiri mereka
"Maafkan aku Sriti aku melanggar janjiku, aku sudah mengatakan pada mereka karena menurutku mereka harus tahu jika mereka memiliki malaikat"
"Apa? Tapi paman...."
"Nak, aku tahu kau mendatangi Tuan Raj seorang diri dan berjuang membela kami, kau juga meyakinkannya untuk menerima Shakti sebagai orang yang Radhu cintai. Kau menyelesaikan semua proposal rumah singgah bahkan proyek di Bangalore pun kau tangani dengan sangat baik, tapi kenapa kau tak mengatakan pada kami?" Kata Tuan Mehta yang merasa terharu atas apa yang menantunya lakukan
"Ayah sebenarnya aku, aku hanya ingin masalah keluarga ini segera selesai. Aku tahu jika Paman Reihan hanya ingin menyelamatkan keluarga ayah juga keluarganya, dan kalian semua adalah keluarga suamiku, bagaimana aku bisa membiarkan masalah ini terus berlanjut?"
"Tapi nak, kau bisa mengatakannya pada kami bukan?" kata Nyonya Mehta
"Baiklah ibu, maafkan aku jika lancang tetapi aku bahagia akhirnya kalian bisa kembali bersatu"
"Sriti, aku sungguh sangat berterima kasih padamu, memang aku tahu kau ini sangat susah ditebak, tapi yang kau lakukan kali ini sangat luar biasa. Aku tidak tahu harus berkata apa, tapi aku akan membuat janji, mulai hari ini aku akan memanggilmu kakak ipar, karena kau adalah istri kakakku" Shika memeluk Sriti , anggota keluarga lain pun tertawa
"Shab, ingat, selalu jaga istrimu, jangan buat dia sedih sedikit pun" Ucap Tuan Reihan
"Ayah" Shabir memeluk Tuan Reihan , ia sangat bahagia karena bisa memanggilnya ayah lagi, setelah itu ia memeluk nyonya Surbhi, ibu angkatnya, Sriti mengikutinya
"Semoga kalian selalu bahagia, dan cucuku nanti pasti sangat bertanggung jawab seperti ayahnya dan cerdik seperti ibunya" Kata Nyonya Surbhi
"Asalkan jangan tidak pengertian seperti ayahnya" bisik Sriti
"Kau yang susah dimengerti" jawab Shabir
"Apa begitu? Kau kan laki-laki, kenapa tak berusaha mengertiku?"
"Aku sangat berusaha tapi nyatanya memang kau yang tidak bisa ditebak"
"Kal..."
"Sriti, Shabir apa yang kalian bicarakan? Kenapa bisik-bisik?" Tegur Nyonya Sarla
"Tidak ada bu, aku hanya mengingatkannya agar tidak lupa meminum susu" jawab Shabir
"Wah kakakkkkkk, kau akan menjadi ayah" Shika menggamit lengan Shabir
"hei daritadi aku tidak melihat Mrunal, dimana dia?" Tanya nenek
"Benar juga, aku pun belum melihatnya dari tadi, akan ku cari" Nyonya Mehta bergegas mencari Mrunal
"Lebih baik kita ke depan, ayo" ajak Tuan Mehta
Saat mereka kembali ke ruang pesta, mereka terkejut melihat Mrunal yang sedang memapah Ranvi menuruni tangga
"Mrunal, Kak Ranvi?!" teriak Shika. Mrunal dan Ranvi melihat ke depan, Mrunal spontan melepaskan tangannya hingga Ranvi hamper jatuh tapi dia berhasil berpegangan pada besi tangga itu
"ayah ibu?" ucap Ranvi
"Bagaimana kalian bisa bersama?" Tanya Tuan Reihan
"Pingsan" jawab Ranvi
"Hah? Pingsan?" Anggota keluarga bingung
"maksudnya adalah dia datang kesini baru saja dan karena pusing dia pingsan, jadi aku membawanya ke kamar , setelah sadar aku akan membawanya turun" jawab Mrunal menutupi kejadian sebenarnya
"Oh Ranvi, kau bilang akan ke tempat temanmu?"
"iya ayah, tapi karena aku ingat hari ini ada acara disini maka aku datang"
#Flashback
Setelah Ranvi sadar, ia meminta maaf pada Mrunal karena telah membuatnya susah, ia mengaku jika ia hanya merasa hidupnya terbebani dengan pekerjaan di kantor itu. Setelah berbincang-bincang, mereka sepakat untuk mengatakan hal itu pada Tuan Reihan. Ranvi juga mengucapkan terima kasih karena Mrunal tetap menolongnya. Bahkan Ranvi telah meminta maaf pada Shakti tanpa sepengetahuan keluarganya
#FlashbackBerakhir
"Hmmm apa Mrunal akan menjadi kakak iparku juga?" seru Shika
Ranvi dan Mrunal melepaskan pandangan mereka
"Shika apa yang kau katakan?" Mrunal
"Aku bercanda, yang pasti aku sangat bahagia hari ini, terima kasih Tuhan" Shika menghampiri Ranvi dan Mrunal
Ranvi pun memeluk adik semata wayangnya itu
Keluarga menangis haru karena masalah mereka akhirnya selesai
-0-
Dua bulan kemudian, Sriti membangunkan Shabir tengah malam karena perutnya merasa sakit
"Suniye bangunlah, perutku sangat sakit"
"Hmmm"
"Suniye aww sakit" Sriti menarik baju Shabir , mendengar suara Sriti akhirnya Shabir terbangun
"Sriti ada apa?"
"Perutku sakit sekali, apa kau tidak mendengar daritadi aku berteriak?"
"Maafkan aku, tapi aku..."
"Kau benar-benar keterlaluan, sepertinya aku akan melahirkan"
"Apa?!!!"
"Jangan hanya apa, lakukan sesuatu, sakit sekaliii"
"ah hiya ayo kita ke rumah sakit"
Shabir langsung memapah Sriti
"Ibuuuu Ayaaah" teriak Shabir, ia memang sangat panic karen ini adalah pertama kali untuknya juga Sriti
Anggota keluarga yang lain pun keluar dan segera membawa Sriti ke rumah sakit
Mereka sangat cemas menunggu didepan ruang operasi, Shabir mondar-mandir didepan pintu, hingga terdengar suara tangisan bayi
Shabir menghentikan langkahnya dan menatap ibunya
"Ibu, apakah bayi itu?"
"Kemari nak"
Tak lama dokter keluar dan mengucapkan selamat karena Sriti telah melahirkan seorang bayi perempuan
"Selamat nak, kau sudah menjadi ayah" ucap Tuan Mehta memeluknya
"Aku menjadi ayah" Shabir masih tak percaya
Setelah menunggu beberapa waktu, Shabir diijinkan menemui Sriti dan bayinya
"Suniye, selamat" ucap Sriti
"Selamat untukmu juga dan terima kasih" Shabir mencium kening Sriti
Air mata bahagia menetes dari mata Shabir
"Suniye jangan banyak menangis, kau tidak malu pada anakmu?"
"Aku tidak akan malu, karena ini adalah untuknya" Shabir memberanikan diri menggendong bayi mungil itu
"Kau sudah siapkan nama bukan?" Tanya Sriti
"Nama?"
"Hei Tuan Mehta, apa anakmu tidak akan keu beri nama?"
"Sepertinya kita tidak pernah memilih nama untuknya"
"Ya Tuhan, kenapa suamiku sangat polos???? Lalu kau tidak akan memberinya nama?"
"Baiklah, aku akan memberinya nama....... Emmmm "
"Bangunkan aku saat kau menemukan namanya" ucap Sriti yang melihat Shabir tampak serius berpikir
"Eit jangan tidur, kau ini hamil tidak hamil sama saja rupanya, memikirkan tidur saja"
"oh begitu? Lalu aku harus sepertimu yang hanya memikirkan kerja? Kita ini manusia bukan robot!!!" Jawab Sriti
"Shut up, tidak baik anak kita mendengar pertengkaran"
"Kau yang memulai"
"Ssssttt" Shabir memberi isyarat agar Sriti diam
"Namanya adalah Neina Shabir Mehta, bagaimana?"
"Neina?"
"Ya, karena Shika sangat suka pada Neina Chandra seorang pemain music andalan, jadi aku ingin anak kita juga suka music bagaimana?"
"Wait, kau sendiri suka sepakbola, aku fotografi, lalu kenapa anak kita di music?"
"Kenapa tidak? Bukankah kita harus membebaskan dia memilih yang dia suka?"
"Kau tahu, lalu kenapa kau menginginkannya di music?"
"Keinginan itu boleh bukan?"
"Hmm baiklah, kau yang benar" Sriti menyerah
Setelah disepakati, nama anak Sriti dan Shabir adalah Neina Shabir Mehta
Keluarga sangat bahagia mendengar kabar itu dan berharap kehadirannya akan menambah kebahagiaan di keluarga Shabir,Sriti dan Tuan Reihan.
Shakti dan Radhu pun menikah satu bulan kemudian, awalnya Mrunal masih merasa sakit menerima hal itu, tetapi Vishal justru membawa hal baru baginya, Vishal yang tampak sangat angkuh dan tak bisa tertawa kini bisa merasa nyaman bersama Mrunal. Sedangkan Ranvi kembali ke London setelah mendapat restu ayahnya, Shika sendiri sudah mulai terbiasa bekerja di kantor dan menikmati pekerjaannya, apalagi Leena juga bergabung dengannya
-0-
"Hidupku terasa lengkap sekarang" kata Shabir sambal memeluk Sriti yang sedang memangku Neina
"Aku pun demikian, terima kasih dan maaf jika aku sering merepotkanmu"
"Aku senang kau repotkan"
"Benarkah?"
"Tentu, saying semoga kau tidak seperti ibumu yang suka marah ya"
"Dan jangan seperti ayahmu yang tidak peka" jawab Shabir
Bayi mungil itu sepertinya memahami ucapan orang tuanya, ia pun tersenyum, membuat Sriti dan Shabir merasa benar-benar bahagia
Tanpa disangka hari buruk yang mereka alami diawal pertemuan justru membuat mereka merasakan hari-hari indah bersama
-TAMAT-

SUNSET at LAKE PALACETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang