Dua Puluh Dua

24 5 1
                                        

______________________________________

"Jangan menangisi apa yang terlanjur pergi. Air mata tidak akan mampu memutar balikkan waktu untuk membuat nya dirinya hadir kembali"

______________________________________

Meeting itu terus berlangsung dengan tawa dan persetujuan kerja sama antara Bayu,Ramos, dan Raka. Bagi Raka memang bukan hal yang biasa mendapatkan job tinggi apa lagi ini job dengan harga kisaran 50 juta rupiah.

Linda

Masih sibuk yah?

Pesan pertama yang masuk kedalam handphone

Linda

Sampai berapa lama lagi?

Pesan kedua masuk tapi masih saja belum Raka balas

Linda

Apa masih belum selesai?

Tring...pesan ketiga itu masuk

Linda

Ayah macam apa kamu,tidak memperdulikan keluarga dan memilih pekerjaan itu?

Pesan kembali masuk tapi sama sekali tidak dibaca oleh raka

Linda

Anak kamu dirumah sakit mas kamu kemana?

Pesan terakhir, linda sudah muak memberinya pesan pesan itu.

Air mata Linda bercucuran rasa marah kesal, kecewa dan dendam itu membuat raganya rapuh dan berpikir untung membalas semua itu

Dokter itu keluar dari ruangan UGD membawakan kabar bahwa Nanda tidak bisa tertolong lagi karena kehabisan darah dan jantungnya yang masih terlalu lemah.

Disinilah awal semua terjadi rasa dendam itu tumbah pada diri Linda membuat dia buta akan dunia yang ada hanya dendam dan dendam dihatinya.

"Mah,mamah yang sabar ya mah maafin juga kevin ga bisa jagain Nanda mah" Sahut kevin yang ikut menangis saat itu

"Kamu biang semua ini,coba saja kamu mau telat kesekolah dan tidak mengikuti keegoisan kamu" Sahut linda yang mendorong kevin kelantai

"Mah maafin kevin mah" Sahut kevin yang menangis

Raka baru saja membaca pesan itu yang membuatnya kaget, pesan yang terus linda kirim membuat dirinya bergegas menuju rumah sakit.

Sesampainya dirumah sakit dia tak percaya anaknya itu telah tiada, anak yang selalu membuat keluarganya selalu ceria disetiap hari demi harinya.

Air mata rakapun mengalir sehilir dengan waktu dia menatap nanda yang meninggal dengan senyum yang terukir dalam bibirnya itu membuat raka semakin terpuruk.

Saat pemakaman dimulai satu pesan masuk pada handphone Raka.

Tring'

ARTI PERASAANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang