PART 1

663 29 6
                                    

Seorang wanita cantik sedang menyisiri rambut panjangnya. Dress biru tua berbahan rajut telah membalut tubuhnya sehabis mandi tadi. Tak lupa dioleskannya lipstik merah segar dibibir mungilnya. Setelah merasa dirinya cukup pantas, ia melangkahkan kakinya menuju club malam untuk menjual dirinya. Tunggu, sebenarnya bukan untuk menjual dirinya, dia hanya menjual jasanya untuk menemani para pria hidung belang disana untuk bernyanyi atau sekedar minum minum.

"Dasar pelacur, cuiiiih...!!!!"Mulut lelaki tua itu meludah tepat di wajahnya Sembari melempar beberapa lembar uang.

Kemudian Ia pergi meninggalkan wanita bernama Dara itu. Mungkin pria tua itu marah atau bingung. Kenapa wanita yang dia sebut pelacur berani menolak untuk tidur dengannya.

Meski Dara bekerja di tempat seperti itu, dia tidak ingin seorangpun menyentuh tubuhnya. Ia tidak pernah menerima orang yang ingin 'membelinya'.

Dara hanya menangis, menangisi sesuatu yang seharusnya tidak perlu ia tangisi. Ia kemudian beranjak pergi meninggalkan ruangan gelap itu, menuju tempat dimana ia akan menunggu panggilan berikutnya. Ditempatnya duduk, Banyak wanita disana. Ada yang muda, juga yang tua. Mereka datang dari berbagai daerah. Punya latar belakang berbeda, Soal kecantikan, rata-rata sama. Dan dengan tujuan yang sama. Yaitu ' Uang'.

Dalam pekerjaannya, Ia berusaha menjadi teman yang baik untuk mendengarkan segala celotehan para lelaki itu, tentang keluh-kesah dalam kehidupannya, Juga untuk gosip-gosip politik. Ia harus menjadi pendengar yang baik dan membuatnya menjadi rahasia. Untuk hal politik ia terpaksa belajar. Jangan sampai buta ataupun alergi pada hal itu. Karna 70% laki laki hidung belang yang setiap malam memesannya berada dalam profesi itu. Para politisi, terkadang juga para artis yang berpolitik.

"Menurutmu, untuk apa kita bernegara?" tanya laki laki disebelahnya yang mungkin umurnya sekitar 50tahunan.

"Hm, gak tahu ya," jawab Dara.

"Manusia tidak dapat hidup dengan teratur, tertib dan terjamin keamanannya tanpa adanya negara. Karena pada hakikatnya, dalam komunitas sekecil apapun diperlukan adanya pemimpin dan aturan." Ucapnya lagi.

Dara hanya mengangguk sambil menuang minuman beralkohol ke dalam gelas-gelas yang kosong.

Sempat terbesit difikirannya ingin segera mengakhirinya. Berhenti bekerja disana kemudian pergi. Tapi kemana? Ia belum mengetahuinya. Ia hanya khawatir akan kehilangan kesempatan untuk menjalani kehidupan yang menjadikannya manusia baik. Bagaimanapun juga kelak ia harus menikah dan menjalani hidup normal, membesarkan anaknya, menikahkannya, lalu memiliki beberapa cucu. Kemudian menghabiskan masa tuanya bersama laki laki terakhirnya.

Begitulah kehidupan sederhana yang selalu ia inginkan. Bisa atau tidak, satu satunya cara adalah keluar dari titik itu. Titik tergelap dalam hidupnya. Ia berharap akan ada seorang pria yang mengulurkan tangannya untuk mengeluarkannya dari pekerjaan ini. Jelas pria itu harus seperti pangeran, Ia sangat memerhatikan penampilan. Ia menginginkan pria tampan dan juga pria itu harus kaya raya. Agar bisa menghidupi ia dan keluarganya. sehingga Ia tidak perlu lagi bekerja dan benar banar bisa keluar dari kehidupan gelapnya.

Sementara dilain tempat, terlihat lelaki tampan bernama Aslan Adelard yang sedang memandikan anjing husky miliknya.

Ia terlahir dari keluarga serba berkecukupan. Ayahnya dulu seorang pengusaha sukses yang juga bergelut dalam dunia politik. Disamping kesuksesan ayahnya, ia juga sukses menjadi seorang petarung MMA yang sangat terkenal. Ia harus meninggalkan orangtuanya keluar negri untuk meraih impiannya sebagai petarung yang dikenal dunia. Namun, sebelum itu terwujud, ia harus kembali kerumahnya setelah mendengar berita bunuh diri sang ayah. Aslan tak percaya bahwa ayahnya menghabisi nyawanya sendiri. Ia kenal betul bagaimana ayahnya. Seberat apapun masalah yang ayahnya hadapi, tidak mungkin baginya untuk menyerah apalagi sampai bunuh diri.

LIFE GOES ON || Taehyung X JeongyeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang