• TPM|2 •

20.7K 786 10
                                    

Davren hanya terdiam sambil menggerakkan pulpen yang terselip di jarinya. Saat ini dirinya sedang berada di dalam ruang kerja, matanya menatap lurus kesalah satu bingkai yang terletak di dinding.

Suara dari luar membuyarkan Davren dari diamnya, dengan cepat ia beranjak dari kursinya berjalan keluar dari ruangan walau terlihat gelap tapi matanya dapat melihat seorang gadis yang berjalan mengendap-endap layaknya seorang pencuri.

Davren melangkah menuruni anak tangga satu persatu. Tanpa di sadari oleh gadis itu ia mengikutinya dari belakang.

"Om maaf ya. Bukan maksud aku jadi maling kok!" gumam Vebby. "Tapi, ini cacing gak bisa di ajak kontrol."

Vebby membuka kulkas mengambil beberapa chiki dan minuman susu saat ia menutup kulkas. Semua lampu menyalah deheman seseorang membuat tubuhnya menegang.

"Sedang apa kamu disini?" tanya Davren bersedekap dada. "Berjalan layaknya seorang pencuri?"

Vebby memejamkan matanya ia memberanikan diri untuk membalikkan tubuhnya. Matanya terbuka dan saat itulah ia mendapati Davren yang menatap tajam kearahnya.

"Eh?" Vebby menyengir lebar. "O-om belum tidur ya?"

"Hm!" Davren berjalan mendekati Vebby, tangannya merebut susu yang ada di genggaman Vebby lalu membuangnya. "Itu sudah lewat dari tanggalnya. Ambillah yang lain."

"Ta-tap----"

"Kau bisa membangunkan pelayan disini jika memang merasakan lapar! Kau juga bisa meminta koki untuk masak." sambar Davren.

Vebby mengerucutkan bibirnya. "Om tidak lihat ya ini jam berapa?" tanya Vebby. "Mereka pasti sudah tidur."

Davren terdiam ia menatap kearah jam dingding ternyata benar saat ini sudah larut malam. Jam menunjukkan pukul 2 malam dini hari.

"Ah ya. Kamu benar mereka sudah tidur! Mau saya buatkan makanan?" tanya Davren.

"Memangnya Om bisa masak?" tanya Vebby balik.

Davren tersenyum kecil. "Tentu saja saya bisa masak." jawab Davren. "See? Kamu ingin saya buatkan apa?"

"Sepertinya tidak, aku memang lapar tapi aku tidak mau makan di malam selarut ini."

"Baiklah. Ambil saja cemilan di kulkas!"

Vebby menganggukkan kepalanya. "Om kenapa, Om belum tidur jam segini?"

"Saya masih harus menyelesaikan banyak pekerjaan! Saat saya sedang fokus tiba-tiba saya mendengar suara dan ternyata itu kamu. Pencuri kecil."

Vebby mendengus. "Om aku bukan pencuri, aku hanya lapar saja."

"Benarkah? Lalu apa jika ada orang yang berjalan mengendap-endap layaknya seorang pencuri?"

"Lebih baik Om, kembali bekerja."

Davren menghela nafas kasar. "Pergilah ke kamar bawa semua makanan kamu." ucap Davren melenggang pergi.

Vebby memanyunkan bibirnya ia mematikan lampu dan bergegas ke kamarnya untuk beristirahat tidak lupa membawa cemilan yang di ambil dari kulkas.

Sementara itu Davren masuk ke dalam kamarnya. Ia membaringkan tubuhnya di kingsize kepalanya bersender pada kepala kasur. Dirinya tidak langsung tidur rasa rindu terhadap keluarganya begitu menggebu, tidak mau memikirkannya lagi Davren memilih untuk tidur.

Keesokan harinya Davren terbangun pukul 8 pagi. Ia mengerjapkan matanya ketika seseorang membuka gorden membuat cahaya masuk melalui celah jendela.

"Pagi Om?" sapa Vebby menyengir. "Om. Ayo bangun!"

"Kamu? Sedang apa?"

"Membangunkan Om, ayo bangun ini sudah siang."

The Perfect Match [SUDAH DI BUKUKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang