Mobil Davren melaju kencang membelah jalanan yang terlihat ramai. Dia baru saja mengantarkan kekasihnya ke kampus dan sekarang ia sedang menuju rumah yang di tempati oleh Axel.
Davren sebenarnya merasa sedih dengan keadaan keluarganya saat ini, tapi dia bisa apa saat perpisahan sudah menjadi keputusan Valya. Ia tidak bisa melakukan apa-apa, meminta Valya untuk berpikir sekali lagi mengenai perceraiannya sudah. Dan jawaban Valya masih sama, akan tetap melanjutkan gugatan cerainya terhadap Axel.
Mobil Davren berhenti tepat di depan rumah Axel. Ia turun dan langsung berjalan, langkahnya terhenti saat melihat Axel keluar sambil membawa beberapa koper besar.
"Dad?" panggil Davren melanjutkan langkahnya mendekati Axel, kedua alisnya menaut bingung. "Kau mau kemana? Kenapa bawa koper?"
Axel menghela nafas kasar. "Daddy sudah mengosongkan rumah ini, biar nanti pelayan dan penjaga saja yang tinggal di rumah ini."
"Lalu kau mau kemana?"
Axel menegang pundak Davren. "Spanyol," Axel tersenyum kecil, sangat kecil sampai-sampai Davren tidak menyadari senyuman itu. "Daddy akan kembali kesana, kau sudah besar. Daddy tahu kau bisa menjaga Mommy dan kedua adikmu. Jadi Daddy minta, jaga Mommy dan kedua adikmu."
"Dad...."
"Tugas Daddy sudah selesai, perusahaan disini sudah Daddy percayakan kepada Frans." potong Axel cepat.
"Tidak Dad, tugasmu belum selesai." ucap Davren. "Kami masih tanggung jawabmu,"
Axel mengangguk. "Ya, Daddy tahu itu. Nanti Daddy akan berkunjung kesini, Eum.... Jika sempat."
"Daddy----"
"Jaga Mommy dan kedua adikmu," sela Axel tersenyum seraya mengangguk. "Daddy percaya kepadamu."
Davren mengusap wajahnya kasar. "Dad, aku tidak tahu apa yang membuatmu dan Mommy bercerai, tapi apapun masalahmu dan Mommy. Aku minta, selesaikan semuanya."
"Semua sudah selesai,"
Davren menggeleng kuat. "Tidak, semua belum selesai." tegas Davren. "Aku tahu kalian berdua masih saling mencintai, Dad.... Selesaikan semuanya, setidaknya berjuang untuk cintamu."
"Cintaku sudah tidak ada lagi kesempatan, semua sudah berakhir. Sama seperti pernikahan kami,"
"Ceritakan semuanya kepadaku, kejadian apa yang tidak pernah aku ketahui selama ini?" tanya Davren lirih. "Dad, aku baru saja kembali merasakan kehangatan keluarga, aku mohon. Bertahan sekali lagi."
Axel mengusap air matanya yang tiba-tiba saja jatuh, dia tertawa hambar. "Semua terjadi karena kesalahanku, semua berawal dari kebodohanku yang mengusirmu,"
"Dad...."
"Kesempatan kedua dan ketiga sudah Mommymu berikan untuk Daddy. Tapi dengan bodohnya Daddy kembali mensia-siakan kesempatan yang sudah Mommymu berikan, Daddy...." jeda Axel parau. "Daddy bermain-main dibelakang Mommymu, dulu saat Dea baru saja pandai berjalan. Mommymu datang sambil menggendong adikmu, lalu Mommymu memergokiku sedang berciuman dengan sekretarisku."
Davren terdiam mendengarkan setiap kata yang keluar dari dalam mulut Axel.
"Saat itu Mommymu tidak marah dia hanya tersenyum, aku meminta kesempatan kedua dan Mommymu memberikannya. Selang berapa bulan saat Daddy mengusirmu. Saat itu Daddy menyesal, sangat menyesal karena sudah mengusirmu. Daddy kacau karena tidak bisa menemukanmu...." Axel menarik nafas dan dihembuskannya secara perlahan. "Daddy frustasi, dan kembali memiliki hubungan dengan salah satu penari di club malam. Kami berhubungan selama beberapa minggu sampai akhirnya Mommymu kembali mengetahuinya."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Perfect Match [SUDAH DI BUKUKAN]
Roman d'amour• DON'T COPY PASTE • My Stories REAL My Imagination!!!! .. Menjadi penerus di perusahaan Axel X Company bukanlah hal yang mudah terlebih satu persatu musuh dari sang Daddy bermunculan ingin membalaskan dendam. Davren, pria yang murah senyum menjadi...