#11 : Sepertinya Aku Telah Jatuh

13.4K 490 67
                                    

Rasa tenang mulai menyelimuti hatiku ketika ekor mataku melihat The Black Hole sedang kumpul di depan teras rumah. Di sana ada Johan. Ketika sampai, Johan kembali memperkenalkanku dan Karen pada mereka. Aku merasa senang sekali. Mereka ada pemusik yang selalu kukagumi sejak album pertamanya.

"So, namamu Gina?"

Aku mengangguk. "Panggil aku Rick saja."

"Kalau begitu baiklah, Rick." Rick Teddy adalah penyanyinya.

Rumah Johan memang hebat. Saking luas dan berkelasnya, aku jadi bingung ingin memperhatikan sebelah mana. Daripada bingung, aku lebih memilih mencari kesempatan untuk mengobrol dengan Rick. Untungnya dia bersedia.

"Rick, ada yang mau kubicarakan," kataku padanya.

"Tentang apa?"

"Lagu Ah, Dad. Honestly, aku sedang bingung dengan perasaanku sendiri."

Mata Rick sedikit tertegun. Baru saja dia ingin menjawab, Johan kembali mengganggu. Setiap ada pria yang berurusan denganku dia selalu saja ikut campur. Hal itu membuatku kesal. Namun yang bisa kulakukan sekakarang adalah sabar.

"Johan fuck off! Aku ada urusan sama dia, jangan ganggu kami."

Mata Johan memutar kesal. "Jangan bilang kamu suka dia, Ted!?"

"Ya, kita kekasih. Sekarang minggir sana. Aku mau ngobrol penting sama Gina di pohon itu," tunjuk Rick ke bagian belakang rumah ini.

"Sial! Benarkah itu, Gina?"

"Ya. Sekarang kamu pergi, Johan. Aku beneran ada urusan sama sepupumu." Johan menyerah.

Rick membawaku menuju pohon besar berdaun merah. Di sana ada bangku kecil sehingga kami bisa duduk di bawah kanopi pohon. Rasa sedih kembali menghampiriku. Aku cukup dewasa untuk mengetahui apa yang terjadi dengan perasaanku, hanya saja aku ingin memastikan apakah tebakanku benar atau salah.

"Lebih baik kita langsung membicarakan intinya. Basa-basi hanya akan membuatmu semakin bingung," ucapnya sambil menatap mataku lekat. Aku mengangguk karena memang itu yang kupikirkan.

"Ketika seseorang merasa hatinya dirasuki kupu-kupu yang begitu banyak, biasanya itu terjadi ketika perempuan itu merasakan jatuh cinta. Bisa juga ketika perempuan itu merasa bahagia." Rick masih menatapku lekat. "Aku selalu merasa kupu-kupu itu muncul ketika aku berdekatan dengan Dad. Kita memang  terpisah jarak selama belasan tahun sejak perceraian itu. Namun saat kami bertemu untuk pertama kalinya, aku tidak pernah menyangka bahwa Dad—"

"Kubilang langsung pada in—"

"Tadi aku menangis!" sahutku cepat. "Menangis saat tahu fakta Dad akan menikah lagi. Hatiku rasanya sakit. Ada semacam perasaan gak rela. Aku ingin Dad selalu memperhatikanku. Aku bingung. Aku harus bagaimana? Aku tidak ingin pernikahan itu terjadi."

Rick sekali lagi tertegun. "Kasusku, sama dengan syair lagumu, Rick. Sementara ini aku berpikir seperti itu. Menurutmu, bagaimana? Apakah perasaan ini hanya perasaan gak rela seorang anak melihat Ayahnya akan menikah lagi?"

"Rumit sekali, Gina. Aku sendiri menulisnya memerlukan waktu 2 tahun. Percaya atau tidak, berulang kalo kutulis lirik dan melodi yang pas dengan apa yang kubayangkan. Maka jadilah lagu itu. Artinya, sulit sekali buatku untuk memberi opini."

Pandanganku terarah ke tanah. Ada semut besar sedang berkelahi memperebutkan makanan.

"Selain merasa nyaman, aku tertarik dengan fisiknya. Tubuhnya. Semuanya," kataku.

Seharusnya aku merasa malu mengatakan ini. Namun Rick adalah orang yang berani menulis lagu seorang anak menyukai Ayahnya sendiri. Jadi kurasa aku tidak perlu segan. Dia pasti tidak akan menghakimiku.

DadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang