#7 : Hukuman Kedua #2

18.8K 626 23
                                    

Bab berikutnya akan saya privat demi keamanan cerita. Harus follow akun saya kalau mau baca. Diusahakan cepat updatenya. Thanks bagi kalian yang masih menunggu cerita ini.

Salam damai,

***

Jam 12 malam aku terbangun. Kate berisik sekali ketika tidur. Suara dengkurannya nyaris membuatku kesal. Kuputuskan untuk keluar tenda kemudian duduk di depannya. Apakah Dad masih terjaga ya?

Beruntungnya aku kuliah di kota Fork. Jika tidak, sudah pasti aku tidak akan bertemu dengan Dad.

Lho? Bibirku tersenyum lagi. Kenapa ya? Aku tak tahu, tapi aku bahagia sekali sekarang. Bukan karena aku sudah pacaran dengan Dave, tapi, entahlah. Aku hanya ingin pulang.

Selama 30 menit aku diluar. Kantuk kembali menjemput dan aku memutuskan untuk tidur kembali. Di saat aku membuka resleting tenda, suara Johan menghentikan aksiku. Dia berjalan ke arahku—selalu dengan senyum lebarnya.

"Susah tidur, huh?" Aku mengangguk. "I love you," lanjutnya membuatku terkejut. Kulihat matanya. Penuh keseriusan dan ambisi yang besar. Perlahan kepalanya mendekat ke arahku, membuatku sontak menahan napas, lalu ... sial.

***

Mereka semua menyadari tingkah Johan terlihat aneh. Ya, Johan memang terlihat murung setelah semalam kutolak dia dengan alasan aku sudah mempunyai pacar. Aku tidak berbohong, 'kan? Dave, sahabatnya adalah pacarku sekarang. Well, meskipun tidak kusebutkan hal itu.

"Kamu kenapa, Johan? Mimpi buruk?" tanya Kate agresif seperti biasanya. Johan menggeleng. Dia merapikan tenda tanpa banyak bicara kemudian masuk ke dalam rumahnya. Saat kembali dia membawa sosis yang yang sangat banyak.

Dave sepertinya tahu apa yang sedang terjadi pada Johan. Dia menghampiriku kemudian berkata, "Semalam saat aku tidur apa yang telah terjadi?"

"Dia menyatakan cinta padaku dan hendak ... you know, menciumku. Kudorong dia dan kukatakan aku sudah punya kekasih. Setelah itu, dia langsung masuk ke dalam tenda."

"Kamu katakan aku adalah kekasihmu?"

"Tentu tidak, tapi mungkin nanti."

"Bagus. I love you."

Hmmm. Aku tidak merasakan apa-apa sejujurnya. Lagi pula, niat aku menerima cintanya supaya dia berhenti mengejarku.

Lupakan. Aku harus pulang sekarang.

JJ pulang dengan Kate sementara aku, Dave dan Karen naik mobil Johan. Tiba-tiba saja, tidak ada angin tidak ada hujan, Johan berkata, "Siapa pacarmu, Gina?" katanya ketus.

"Errrrr—"

"Katakan saja. Atau kamu pura-pura?"

Karen langsung melotot ke arahku. "Kamu punya pacar!? What the heck! Kenapa kamu tidak memberi tahu aku!?"

Kubisikkan fakta soal aku dan Dave kemudian menyuruhnya untuk tutup mulut. Sialnya, Karen malah berseru, "ARE YOU SERIOUSLY!?"

"Nanti kujelaskan!" Baiklah aku panik sekarang.

"Jadi kamu beneran punya pacar?" Johan melihat ke arahku lewat kaca spion mobilnya.

Kulirik Dave dengan raut wajah memelas meminta tolong. "Tidak sopan mengulik informasi pribadi seseorang, Johan."

"Oke. Akan kucari tahu sendiri"

"Jangan mulai. Kamu selalu saja bertingkah kekanak-kanakkan jika apa yang kamu mau—"

DadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang