#12 : Flowers

10.8K 548 51
                                    

#Part sebelumnya

Gina galau karena telah menyadari dia suka daddynya terus curhat ke Rick Teddy (penyanyi The Blackhole) :( pas pulang dia mencoba membuat cheese cake untuk daddynya. So, moga.

Ngomong-ngomong cerita mulai fokus ke si daddynya ya.

200 vote langsung update! Lol. #alesan biar lama updatenya haha.

Kue yang kubuat untuk Dad semoga saja rasanya enak. Kue biasanya enak jika dimakan dengan teh hangat. Itu sebabnya sambil menunggu kue jadi, aku membuat tea with flavor flowers. Nah selesai! Dad, I am coming.

"Dad, ini sudah jadi." Dad tersenyum padaku. Senyuman itu membuatku senang tentu saja. Seperti biasa dia sering menghabiskan waktunya untuk membaca berita. Sungguh aktivitas yang membosankan. Tapi baguslah. Aku jadi bisa memandang wajahnya dengan leluasa.

"Simpan saja di meja, Gina."

Aku ingin mengajaknya ngobrol. Enaknya membahas apa ya? Tidak, ini salah! Dia Ayahmu sendiri, Gina! Kamu harus sadar. Apa pun bentuk perasaanmu kamu tidak boleh membiarkannya.

Dengan langkah gontai aku berjalan menuju kamar. Di sana aku menangis. Kenapa hati wanita begitu rapuh? Kutelepon Rick Teddy. "Rick," kataku.

'Iya, Gin?'

"Gawat, perasaan itu semakin membesar. Aku bingung bagaimana cara menghentikan bahkan menguranginya."

Aku mendengar helaan napas di ujung telepon. 'Begini saja, mending untuk sementara kamu cari kekasih. Johan atau siapa pun. Jika kamu disibukkan oleh kekasihmu, setidaknya kamu punya kesibukan. Bagaimana?'

"Aku sudah punya Dave. Apakah aku harus mengajaknya kencan?"

'Boleh juga. Atau kamu mau mencobanya denganku'

Ini penawaran yang menarik. Aku memang sangat tertarik sama Rick. Dalam artian, aku suka sikap dan suaranya. Tapi jika harus melibatkan perasaanku ke dalamnya rasanya sulit. "Kamu mau membantuku?"

'Why not?'

"Bagaimana jika aku jatuh cinta beneran sama kamu?"

'Jangan.'

"Kalau begitu sebaiknya jangan. Aku males patah hati."

'Maksudnya, jangan sampai kejadian karena mungkin malah aku yang bakal jatuh cinta padamu.'

Aku tersenyum mendengarnya. "Kenapa bisa?"

'Mungkin karena aku jomblo sekarang? I mean, kamu menarik Gina. Aku selalu menyukai orang yang disukai Johan. Memang terdengar kejam, tapi aku tahu Johan selalu mencintai orang yang menarik.'

"Hahaha candaan yang sangat tidak lucu."

'Jadi tidak mau mencobanya?'

"Sebaiknya jangan. Aku tidak mau menyakiti hati Dave. Meski sebenarnya, kami berdua pacaran supaya Johan berhenti menyukaiku. Aku tidak tahu apakah dia beneran menyukaiku atau tidak."

***

Hari ini Dad membawa bunga. Untuk pertama kalinya dalam hidupku aku benci tumbuhan nan indah itu. Pasti Dad akan memberikannya pada calon istrinya. Pakaiannya rapi, pun dengan rambutnya. Bagaimana ini? Haruskah aku pura-pura sakit supaya Dad tidak jadi pergi? Atau aku harus membuntutinya? Jelas, aku akan membuntutinya!

Kutelepon Karen. "Ke rumahku sekarang pake sepeda."

Tak lama kemudian Karen datang. Setahuku rumah Dave tidak terlalu jauh dari sini. Tapi masa iya aku membuntuti Dad? Bukankah aku akan melupakan perasaan aneh yang kurasa padanya? "Jadi pergi?" tanya Karen. Aku menggeleng. "Kamu aneh hari ini. What happening?"

DadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang