#28

9.2K 452 27
                                    

Thanks untuk kamu yang udah baca sampai sejauh ini.

Sorry kalau nggak sesuai harapan. Selamat membaca.

Ruang dosen.

Aku kembali ada di ruangan pribadi Daswson. "Duduk," katanya dengan nada memerintah.

"Aku harus per—"

"Kamh tahu artinya duduk, Gina?"

"Yes I know!"

"Okay ... have a sit."

Bagaimana ini?

Aku harus menelepon Rick. "Tunggu sebentar aku mau telepon—"

"GINA SIMPAN TELEPONNYA!"

"What!? Are you okay, Daws? What happen?"

"Listen, aku tidak tahu apa yang kamu bicarakan tadi di belakang sana, tapi apakah itu pantas dilakukan oleh orang yang sudah punya kekasih?" Oh jadi masalah itu. Dia cemburu? Tidak mungkin. Dawson hanya tidak suka sama Johan. Seperti yang selalu dia katakan, Dawson tidak suka tatapan liar Johan ketika menatapku.

"Biarkan aku pergi, Daws. Aku sedang marah padamu, ingat?" sahutku sambil bersedekap. Dawson hari ini ... tampan sekali. Tidak, tidak, aku tidak boleh terbuai oleh pesonanya. Maksudnya, apa hebatnya mata tajam, bibir sedikit kemerahan, cambang tipis, rahang tegas, rambut tersisir rapi dan dada bidang yang menggiurkan itu. Meh! Johan pun mempunyainya. Ta-tapi, tubuh tingginya, harum tubuhnya, sifat sedikit absurd-nya, ada banyak hal yang tidak dimiliki Johan dan hanya dimiliki Dawson seorang. Nah! Aku tidak boleh terbuai!

"Itu tidak menjawab pertanyaanku, Gina!"

"Aku selesai, oke? Aku mau pergi! Aku harus menemui Johan!"

"Kamu mau selingkuh dengannya!? Oh bagus! Ibu dan anak sama saja! Suka-suka selingkuh."

"What!? Are you kidding me!? Oh God, terima kasih, Daws! Aku selesai!"

Aku marah sekali. Kenapa dia harus mengaitkan aku dengan Mom? Aku ya aku Mom ya Mom. Sakit hati rasanya. Aku bangkit kemudian pergi menuju rumah Rick. Dawson mengejar. Untungnya Mrs. Tia menahannya. Kali ini saja, aku berterima kasih pada Mrs. Tia karena telah menghentikan pria tua yang menggoda itu! Huh, maksudku pria tua menjengkelkan itu.

Di parkiran aku bertemu Kate, JJ dan Karen. "Gina, kamu baik-baik saja?"

"Fuck off!"

"Wow. Slow down okay? Kami mencarimu, di mana Johan?" tanya Kate. "Kami cuma mau memberitahu kalian kalau aku dan Dave kini resmi pacaran."

"Serius?"

Dave muncul di belakangku. "Serius."

"Tinggal kamu, Karen, JJ dan Johan."

"Kalau aku sudah ada calonnya," timpal JJ. "Mr. Dawson. Aaaahhh aku akan menikahinya apa pun yang terjadi."

Aku memutar bola mata sebal. "Dia akan menikah denganku," sahutku. Sontak JJ, Karen, Kate dan Dave memandangku kaget. "Oke kalian temanku dan aku percaya sama kalian. For your information, aku dan Dawson sepasang kekasih. Dan, sekarang aku akan mengatakannya juga pada Johan."

"APA!?" Mereka semua semakin kaget tanpa terkecuali.

"Gina kamu serius!? Bukankah dia Ayah tirimu!?"

"Bu-bukan kok. Dia bukan siapa-siapa. Ceritanya rumit, tapi selama ini aku menyukai Dawson. So, maaf JJ, calonmu aku rebut." JJ memandang diriku marah. "Bukan, lebih tepatnya, Dawson calonku, bukan calonmu. Meski, aku lagi benci sama dia sekarang."

DadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang