Chapter 18

1.2K 61 4
                                    

"Leon... Kumohon ini salah paham." Cara berlari menghampiri Leon.

"Kau sudah mengkhianatiku,Cara. Kau adalah wanita murahan. Beraninya kau bermain api di belakangku. Aku sudah tidak percaya padamu." Leon melepaskan eratan tangan Cara.

"Ini tidak sesuai dengan apa yang kau lihat."

"Tidak sesuai katamu? Lalu apa yang terjadi jika aku tidak melihatmu. Apa kau akan bersedia menjadi pendamping Kakakku meskipun kau sudah di takdirkan menjadi Mateku. Sadarlah Cara, Kau begitu memuakkan." Leon menatap Cara dengan tatapan tajam.

Akhirnya Leon pergi meninggalkan Cara dengan tatapan benci. Ia sudah sangat kecewa dengan Cara yang kini sudah dia anggap telah mengkhianatinya. Sangat di sayangkan dia telah menghancurkan perasaan Leon. Cara menjambakkan rambutnya sendiri dan mengeluarkan amarah yang membara di jiwanya.

Cara merasakan rasa sesak di dalam dadanya. Begitu pilu sekali hatinya telah melukai Leon. Dia terjatuh dan memeluk lututnya seakan ia sudah tidak kuat lagi menahan gejola perih di dadanya. Tidak lama kemudian, ia merasakan ada sebuah tangan yang menyentuh bahunya dan kemudian memeluknya dari belakang.

Ternyata ialah Morgan yang sedang menenangkan rasa perihnya. Cara mendengarkan suara gumaman sedih yang jelas di telinganya. Ia menengok kesamping dan melihat Morgan yang menahan air mata yang sudah memenuhi kelopak matanya.

"Jangan menangis, Aku merasakan kepedihan melihatmu seperti ini." Morgan memeluk dari belakang dengan sangat erat seakan tidak ingin kehilangan.

"Aku telah mengkhianati Leon. Seharusnya kau tidak melakukan-

"Aku hanya ingin membantumu dan melindungimu. Apakah itu salah?."

"Sadarlah Morgan, Kau bukan siapa-siapa."

Morgan POV

Aku memang bukan siapa-siapa kamu. Tapi, Akulah di balik alasanmu seperti ini. Kau di takdirkan bersamaku. Kau memiliki aliran Wizard yang menghubung ke separuh ragaku.

"Suatu saat kau akan tahu siapa aku. Kalau begitu, Aku akan menjelaskan semuanya kepada Leon." Aku berdiri dan hendak meninggalkan Cara.

"Siapa kau sebenarnya?." Cara meraih tanganku.

"Aku... Aku bukan siapa-siapa." Ucapku dengan nada menahan perih di hatiku.

"Aku harap kau tidak bohong kepadaku."

"Jika kau mengetahuinya. Mungkin kau tidak akan menemuiku lagi. Simpan saja rasa keingin tahuanmu." Ucapku.

"Morgan.... Tetaplah disini." Cara memelukku dari belakang.

Astaga, Kenapa aku menjadi gugup ketika dipeluk olehnya. Kurasa, Aku harus memberhentikan ini sebelum semakin membahayakan lagi.

"Cara. Kejarlah Leonard. Dia adalah Mate mu. Serigalamu menyukainya bukan? Dan naluri Sihirmu menyukai-

Astaga aku hampir menjelaskan semuanya.

"Menyukai???" Ucap Cara dengan tatapan bingung.

"Hmmm sudahlah tidak usah di bahas lagi, Aku harus menemui Leon sebelum semuanya terlambat. Maafkan aku yang sudah membuat kesalahaan. Tidak seharusnya aku seperti tadi."

"Kalau begitu.." Cara beralih ke sampingku.

"Kita akan beritahu Leonard tentang burung Gagak itu." Ucap Cara merangkul lenganku.

"Baiklah. Kita selesaikan semuanya." Ucapku.

Yaaa Kita. Kau, Aku dan Leon.

I Miss You My Mate (Proses Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang