Chapter 7

3.2K 149 0
                                    

15 tahun kemudian...

Cara POV

"Enyahlah kau dari hadapanku bajingan..." teriakku kepada 3 werewolf yang ingin menculikku.

"Tenanglah nona, aku tidak akan melukaimu asal kau menuruti kemauanku" Jawab werewolf yang terus ingin mendekatiku.

"Leave me alone pleaseee... Ku mohon jangan kau melukaiku" Teriakku lagi saat tanganku berhasil ditariknya dengan paksa.

"Lepaskan nona itu, Brengsek !!" teriak seorang pria yang melihatku sedang berusaha melepaskan cengkraman werewolf.

"Siapa kau pria berkulit putih pucat, apa kau ingin menjadi pahlawan nona ini? Hahaha" jawab werewolf tersebut.

"Kau ingin nona ini aku lepaskan, ayo hadapi aku dulu" Jawab werewolf itu lagi.

Lalu pria itu bertarung dengan werewolf  dengan sangat bringas. Dia menghantam ketiga werewolf itu dengan membabi buta tanpa ampun hingga satu-satu werewolf itu kabur.

"Apa kau baik-baik saja nona?" Tanya pria tersebut denganku.

Aku masih tidak mempercayai orang asing tersebut yang tiba-tiba menolongku karena aku masih trauma kejadian barusan.

"Are you okay ?" tanya lagi pria tersebut.

"Oh im so sorry aku harus pergi. Terima kasih telah menolongku" Jawabku dengan datar.

"Apa kau ingin aku mengantarkanmu pulang nona?" tanya pria tersebut.

"Oh tidak terima kasih, Tunggu.. Ada luka di dahimu. Biar ku obati"

Aku langsung membaca mantraku.
Aku seorang penyihir karena ibuku juga penyihir saat mengandungku lalu dia menyegel sihirnya untukku pada saat umurku 20 tahun.

"Dort alvesio na makla rano so fla" Aku membaca mantra.

Lalu luka di dahi pria tersebut perlahan menghilang.

"Apa kau seorang penyihir?" tanya pria tersebut.

"Aku seorang gadis nerd. Itu hanya sulap" jawabku bohong.

"Terima kasih nona" Pria tersebut berbicara.

Sepertinya aku mengenal pria ini. Tapi ah sudahlah mungkin aku bergurau. Dia tersenyum kepadaku. Dan what?? Dia memegang tangan ku.

"Maaf tuan saya harus pergi" Jawabku dengan terburu-buru.

Sebelum pria itu ingin menarikku, langsung menghilang karena aku tidak mau pria itu terlalu lama bersamaku.

Leonard pov

"Mate, mate kita dekat sini leo" midlink oscar kepadaku.

"Aku juga mencium keberadaan mate ku oscar" jawabku kepada oscar.

Lalu aku mencari mate ku dan aku bertemu dengan seorang gadis dengan memakai jubah putih namun terlihat nerd karena dia menggunakan kacamata. Tapi mengapa dia sangat ketakutan. Dan mengapa ada 3 werewolf yang sedang dengan gadis itu.

"Lepaskan nona itu, brengsek!!" ucapku dengan kesal.

"Siapa kau pria berkulit putih pucat, apa kau ingin menjadi pahlawan nona ini? Hahaha" jawab werewolf yang ingin menculik nona itu.

"Kau ingin nona ini aku lepaskan, ayo hadapi aku dulu"  jawab werewolf itu lagi.

Aku bertarung dengan ketiga werewolf itu dengan sangat kesal. Lalu sepertinya aku kena cakaran di dahiku  Namun, tidak aku hiraukan. Dan akhirnya satu persatu pun werewolf itu pergi.

Setelah bertarung aku melihat nona itu sangat ketakutan.

Lalu aku berbincang dengan nona tersebut. Dan sepertinya aku mengenal wajah nona ini. Nona itu mengobati dahiku dengan sulap. Wow dia sungguh menakjubkan.

"Dia adalah mate yang kita cari leo. Cepat kau tandai dia dan bawa dia ke pack" Oscar wolfku memidlink ku.

"Dia memiliki wangi yang sangat memabukkan os, Ya aku akan menandainya" jawabku.

"Maaf tuan saya harus pergi" nona tersebut berbicara.

"Tunggu.." kataku sambil ingin menarik tangannya namun dia menghilang.

"Kau bodoh leo, cepat kejar dia. Dia masih berada disini" Oscar memidlink ku.

Oh MoonGoddes kemana gadisku ini. Aku mencarinya namun hasilnya nihil.
Dan akhirnya aku memutuskan untuk pulang ke Pack ku karena sudah malam.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

I Miss You My Mate (Proses Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang