Chapter 23

1.2K 61 0
                                    

Tadinya mau double update. Tapi aku keasikan nonton Pildun Argentina lawan islandia 😂.




Menunggu, itulah kata yang sedang Cara rasakan saat ini. Kepergian Morgan membuat dirinya semakin gelisah. Seandainya ia tahu kemana Morgan pergi, Maka ia akan menemukannya. Dalam kekuatan sihirnya, Cara merasakan kehilangan seseorang yang membuatnya kuat selama ini. Namun, Ia berusaha menepis walaupun berunjuk rasa sakit yang luar biasa di benaknya. Pada akhirnya, Cara membuka Wolf yang berada di dalam tubuhnya. Ia mencari dan terus memanggil Wolfnya agar menyapanya. Lalu, sampai berapa haripun tidak ada jawaban dari sang Wolf. Carapun hanya bisa menghembuskan nafas secara kasar. Sungguh banyak waktu yang telah ia buang untuk membuka kembali Wolfnya.

Ia sadar hari semakin malam. Beberapa hari ini, Cara selalu tidur di ruang perpustakaan untuk mencari petunjuk. Namun, ia tidak bisa mengerjakannya sendirian. Bahkan, Cara terserang sakit dan batuk-batuk dikarenakan angin malam yang menerjang tubuhnya.

"Apa sebenci itukah kau sampai tidak ingin tidur denganku?" seseorang memeluk dari belakang Cara.

Cara membalikkan tubuhnya dan melihat Leonard yang terlihat sangat berantakan, Bahkan leonard lupa mencukur rambutnya yang kini terlihat melewati telinganya. Leonard sudah berbeda. Apa yang membuatnya menjadi seperti ini.

"Aku tidak membencimu. Kesalahanmu sudahku maafkan. Hanya saja, aku sedang tidak ingin" kata Cara.

"Apa kau merindukan Kakakku?" Leonard menebak.

Mendengar ucapan Leonard bagaikan petir, Cara terbatuk sampai mukanya memucat. Ia menyentuh Dadanya yang semakin sakit. Apakah ia benar-benar merindukan Morgan sampai seperti ini? Apa ini hanya kebetulan sedang sakit saja?

"Cara, aku akan ambilkan minum" Kata Leonard dan berlari untuk memanggil Omega.

"Tidak perlu" Cara meraih pergelangan tangan Leonard.

"Kau sedang sakit Cara, lihat wajahmu. Kau nampak sedang tidak baik-baik saja" Leonard Khawatir.

"Aku baik-baik saja" Ucap Cara dengan senyumannya. "Aku istirahat dulu dikamar" Cara berjalan melewati Leonard.

Cara kembali terbatuk. Namun, Batuknya ini semakin membuatnya Lemas. Ia meraba dinding untuk menjadi tempat sandarannya. Alih-alih, Leonard sudah berada di belakangnya untuk membantunya berjalan.

"Cara!!" Kata Leonard berteriak.

Cara terjatuh dan Leonard berhasil menangkapnya. Ia sangat menghawatirkannya. Suhu badan Cara sangat panas sekali sehingga Leonard memanggil seseorang yang berada di luar ruangan Perpustakaan. Para omega menghampiri dan membantu Leonard untuk membawa Cara ke kamarnya. Sebelum di bawa, Para omega terkejut dengan Cara.

Bibir Cara banyak sekali Cairan darah. Leonard semakin panik sehingga ia memanggil betanya.

"Tolong bantu aku, Cara sedang sakit" Leonard memindlink betanya.

"Kau ada di mana, Alpha?"

"Aku akan segera ke kamarku"

"Baiklah, aku akan datang"
















Aku berada dimana, dimana Leonard, dimana Morgan, Jackson? Jovan? jason? Dimana semua orang. Aku tersesat, siapapun orang yang temukan aku. Tolong aku? Kegelapan membuatku semakin takut. Mom, Dad. Tolong aku.
"Cara?" seseorang memanggilku.

Akupun menengok kebelakang dan bertemu seorang wanita yang bersinar dengan jubah hitam. Dia membawa tongkat di tangannya dan ingin menyerangku. Astaga, pandanganku semakin buram. Ku lihat, di samping kanan ku ada Dad,ibu dan..... Morgan? Sedang apa dia dengan kedua orang tuaku.

"Mom?Dad? Morgan? Tolong aku..." Aku berlari dan menghampirinya.

Namun, saat aku mendekatinya, Mereka menghilang. Astaga, mengapa kalian tega meninggalkan aku sendirian dengan orang yang tidak aku kenal. Kumohon, aku takut.

"Ikuti suaraku,Cara. Kau harus menemukan titik cahaya yang bersinar. Jika kau telah menemukannya, datangilah. Maka, kau akan selamat" Alunan suara Morgan.

Cara mencari sumber suara tersebut tetapi tidak ada Morgan di sekelilingnya. Akhirnya Cara berlari dan mencari titik sinar.

"Kau telah terlahir di dunia ini. Akhirnya, aku menemukan anak dari Ratu Margareth. Ternyata kau cantik, bahkan, Alpha saja menyukaimu. Kau harus segeraku binasakan." Seseorang yang berjubah hitam mengejarnya.

"Atas kematian kedua orangtuaku. Kaulah orang pertama yang aku binasakan. Dasar Black wizard yang jahat" Teriak Cara dengan suara lantang.

"Kau tidak bisa membunuhku"

"Ya, aku bisa"

Akhirnya, Cara mengeluarkan cahaya dari tangannya dan melemparkan cahaya tersebut kepada Black Wizard. Sasaranpun telah tepat. Black Wizard merasakan kesakitan yang teramat luar biasa. Cara mendapatkan peluang dan dia kembali mencari titik sinar yang telah Morgan katakan.

Cara berhasil menemukannya. Iapun mendekati Cahaya tersebut. Namun, ada sebuah tangan yang menyentuh kedua pundaknya. Iapun menengok dan melihat Leonard yang berada di belakangnya. Leonard hanya tersenyum. Namun senyumannya memudar karena ia merasakan tubuhnya tertusuk oleh benda tajam. Cara beralih menatap ke arah perut Leonard.

Cara terkejut, Leonard tertusuk Logam panah. Banyak sekali darah yang keluar, Sampai akhirnya Cara menangkap tubuh Leonard yang terjatuh di pelukannya. Cara meneteskan air matanya.

Leonard semakin lemah dan nafasnya menjadi memudar dan akhirnya ia menutup matanya.

"Ku mohon jangan pergi Leonard" Cara meraih jari Leonard dan menciumnya.

"Please" Kata Cara.





"Uhuk...Uhuk..." Cara terbangun dan terbatuk.

Semua orang yang berada di kamarnya terkejut dan menghampirinya.

"Syukurlah kau sadar" Leonard menghampiri dan mencium dahinya.

"Apa yang terjadi? Bukankah kau tertusuk?" Cara memijat dahinya.

"Kau pinsan dan aku membawamu ke kamarku" Leonard mengelus pipinya.

"Ku mohon jangan membuatku khawatir lagi" Kata Cara.

"Aku membuatmu Khawatir? Kata itu harusnya dariku untukmu. Kau terbatuk dan mengeluarkan darah darah. Aku bahkan hampir gila melihatmu seperti itu" Ucap Leonard.

"Apa?"

"Itu benar Luna" Ucap Beta Jackson.

"Astaga" Cara menepuk Dahinya.

"Tenangkan dirimu, kau sedang sakit. Maka, Istirahatlah" Leonard menenangkan Cara.

Akhirnya Carapun menurut dan memejamkan matanya. Leonard memerintahkan kepada beta dan omega untuk meninggalkan kamarnya. Setelah semua sudah pergi, Leonard naik ke kingsize dan merebahkan tubuhnya di samping Cara.

Ia melihat Cara yang tidur berposisi membelakanginya. Setelah lama sekali memanganginya, Leonard menarik selimut dan menutupi tubuh Cara yang mungil.

"Aku akan melindungimu"

I Miss You My Mate (Proses Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang