Chapter 11

2.7K 109 0
                                    


"Kau jahat Leo. Kau jahat!!!" Cara menangis dan pergi menuju kamar.

   **************************

Cara pergi menuju ke kamar. Ia kecewa dengan apa yang leo bicarakan kepadanya. Ketika ia ingin memasuki kamarnya ia bertemu dengan Jackson. Carapun hanya melihat Jackson sekilas dan ketika ia ingin masuk kamar Jackson mencegah tangan Cara.

"Ada apa Luna? Mengapa kau menangis?" Jackson menegurnya.

"Kau tidak harus tahu mengapa aku menangis"

"Aku berhak tahu Luna. Aku merasa kasihan terhadapmu ketika kau menangis"

"Jackson cukup!! Aku tidak ingin berbincang denganmu"

Carapun memasuki kamarnya dengan menutup pintu yang cukup keras bunyinya. Cara berlari sambil menangis menuju jendela yang terbuka. Ia menangis tidak kuat dengan apa yang ia rasakan saat ini. Ia sangat marah kepada Leo.

Ketika ia menangis di jendela tiba-tiba ia melihat Morgan yang sedang memandang dirinya yang sedang menangis dari luar jendela yang menghadap taman yang luas. Carapun mulai menghapus air matanya dengan kasar. Sungguh, Cara malu ketika ada seseorang yang memandangnya saat ia menangis.

Carapun tersenyum menatap morgan dengan tatapan senang.
Begitupun morgan yang menatapnya dengan senyuman.

Morgan melompat tinggi menuju jendela Cara untuk menghampiri Cara.

"Tidak seharusnya wanita cantik menangis" Morgan mengelus pipi Cara.

Cara menikmati sentuhan tangan Morgan di pipinya. Sesekali ia melirik mata Morgan yang berwarna biru Laut. Cara sangat mengagumi ketampanan Morgan.

Morgan mengelus pipi Cara dan bahkan ia sedikit demi sedikit mendekati tubuhnya ke tubuh Cara. Ia menikmati Keharuman tubuh Cara yang memabukkan. Morgan dengan gairahnya, Ia mencium kening Cara. Cara terkejut dengan perlakuan morgan kepadanya. Morganpun memegang tangan Cara lalu mengarahkan ke bidang dada Morgan.

"Kau merasakannya?ini adalah Detak cinta yang kurasakan ketikaku dekat denganmu. Aku tahu aku bukan mate mu. Namun, mengapa hatiku ini mengagumimu" Morgan mengetuskan kalimatnya.

"Morgan maafkan aku, aku tidak mengerti dengan maksudmu" Cara melepaskan genggaman tangan morgan.

"Aku menyukaimu Cara"

"Atas apa? Bahkan aku baru saja mengenalimu"

"Karena aku merasakan getaran aneh di hatiku. Aku melihat sisi kesihiranmu. Apa kau keturunan penyihir juga"

"Memang kalau aku penyihir kenapa?"

"Aku di takdirkan hidup bersama seorang penyihir putih"

"Kau !!"

"Morgan apa yang kau lakukan di kamarku !!!" Leonard memergokinya.

"Ouh nampaknya kau salah memiliki mate. Dia seorang penyihir. Dan kau tau?? Ayah selalu menjauhiku karena aku akan mempunyai seorang pasangan yang mempunyai sihir. Dan kau di takdirkan seorang werewolf betina bukan??" Morgan dengan senyuman sinisnya.

"Dia juga seeorang werewolf. Namun dia menguncinya" Leonard dengan tatapan tajam.

"Sudah cukup !!" Cara memotong percakapan kakak adik tersebut.

"Leo tolong, kau pergilah dari hadapanku!! Apa kau belum puas sudah melarangku untuk tidak kuliah" Cara dengan emosinya.

"Kau melarang Cara melanjutkan pendidikannya? Apa kau tahu, perilakumu itulah yang membuat Cara muak denganmu. Alpha macam apa kau ini" Morgan mencelah.

"Karena aku tidak mau kehilangan Cara lagi?" Leonard menegaskan.

"Kehilangan?bahkan aku sudah tahu masalalunya Cara. Aku membaca pikirannya. Dia membencimu dan ayah. Seandainya waktu itu aku tidak di asingkan. Aku juga membenci ayah yang begitu arogan dan angkuh" ucap Morgan.

"Kau?membaca masalaluku?" Cara tersontak kaget.

"Ya. Aku tahu masalalumu. Maafkan aku, saat itu aku tidak sedang bersamamu. Aku di asingkan oleh Alpha Xander karena di takdirkan memiliki pasangan seorang penyihir" Morgan menjelaskan.

Carapun memegang tangan Morgan dan mengeratkan.

"Cara maafkan aku. Ka.. Kau, kau boleh melanjutkan pendidikanmj" Leonard mengizinkan.

"Benarkah?" Cara tak percaya.

Leonard mengangguk. Carapun dengan bahagianya ia mendekati Leonard dan memeluknya.

"Terima kasih" ucap Cara.

Leonard membalas pelukan Cara sambil menatap Morgan dengan tatapan sinis.

Morgan mundur mendekati jendela dan ia melompat turun kebawah. Ia sangat kecewa dengan tanggapan Cara terhadap leonard. Morgan berlari secepat mungkin meninggalkan pack sambil mengaung keras. Ia pergi menuju hutan.

Ketika ia berlari cukup jauh ia melihat sosok wanita tua dengan jubah putih yang cantik.

"Nyonya Margareth?kau kah itu?" Morgan menegurnya.

"Nak. Ini aku. Margareth, aku yang menolongmu 20tahun yang lalu saat kau pergi di asingkan oleh ayahmu" Margareth dengan senyumannya.

"Anak yang kau kandung saat itu apakah bernama Cara?" Morgan bertanya.

"Benar,dia Cara. Dia sedang di Pack Alpha Leonardo Armstrong. Pack Kamu nak" Margareth menjawab.

"Apa benar ramalan Moongoddes bahwa aku di takdirkan dengan seorang penyihir?".

"Ramalan itu memang nyata. Kau akan di takdirkan dengan penyihir putih sepertiku. Kau seharusnya di takdirkan dengan anakku. Namun, jika kau berjuang mendapatkannya. Kau bisa merebutnya dari Leonard adikmu"

"Margareth bisa kau jelaskan mengapa Cara juga seorang werewolf?"

"Dia memiliki ayah seorang werewolf. Sudah nak aku ingin pergi. Jika kau ingin menemuiku maka kau bisa ke makamku"

"Tunggu Margareth, bagaimana aku bisa merebut Cara dari adikku?"

"Kau akan tahu caranya Nak"

Margareth pergi dengan hilang entah kemana. Morganpun mengusap wajahnya dengan kasar. Ia sungguh tidak mengerti dengan teka teki yang di berikan Margareth. Kemudian, morgan pergi kembali ke Pack milik adiknya. Ia harus mencari tahu apa seluk beluk tentang Cara.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Don't forget bring vote and coment guys 😘😘

  

I Miss You My Mate (Proses Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang