Chapter 24

1.2K 48 0
                                    

Maaf ngaret beberapa minggu, Karena aku lagi sibuk mau selesai cerita aku yang Beyond The Limit's.

Happy Reading 😘😘







Sudah seminggu, Cara tetap diam di kamarnya karena Leonard memarahinya jika ia keluar kamar. Sejujurnya, ia sangat bosan. Ketika ia ingin menuju dapur saja, Leonard melarangnya dan menyuruh omega untuk membawa makanan ke kamarnya.

Cara terbatuk karena memikirkan Sifat Leonard yang begitu Hiperprotektif.

"Untuk apa aku memikirkan dia, yang ada hanya membuatku batuk" Cara mengeluh.

Cara merasa udara di kamarnya panas sekali. Beberapa kali ia merubah posisi tidurnya untuk mencari kenyamanan namun hasilnya nihil. Akhirnya, Ia membuka Gaunnya secara perlahan. Ketika sudah terbuka, Gaun tersebut ia gantung.

Cara kembali ke Kingsize untuk merebahkan tubuhnya.


Di lain tempat.

Leonard sedang rapat antar Pack karena seluruh wilayah serigala terserah beberapa Black Wizard juga. Teka-teki misterius black wizard membuat rakyat semakin gelisah. Hampir setiap hari, Banyak sekali korban jiwa yang terkena serangan Black Wizard.

Ini harus di selesaikan.

Akhirnya, Rapat telah selesai sehingga Leonard bisa menemukan Cara di ruang kamarnya.

Rasa kekhawatiran sudah meningkat dan ia harus segera pergi menemuinya.

Bibir Leonard sudah beberapa kali berkedut dan tanpa sengaja ia menggigit bibir bawahnya.

Kumohon hentikan perasaan ini. Batin Leonard berkata.

Leonard berlari dan menaiki tangga dengan tegesa-gesa dan akhirnya Leonard sudah sampai di depan kamarnya.

Pintupun dibuka olehnya secara perlahan.

Terlihat pemandangan Cara sedang tidur di Kingsizenya tanpa menggunakan selehai baju namun ditutupi oleh selimut.

Leonard berlari menghampirinya

Ketika Leonard sudah berada di samping Cara, ia merasakan jiwa didalam tubuhnya menginginkan tubuh Cara. Namun, Leonard berusaha menghilangkan perasaan itu dan berganti menjadi memikirkan apa penyebab Cara tidak menggunakan Gaunnya saat tertidur di siang bolong ini.

Leonard mengelus rambut Cara dan berhenti di pipi Cara. Leonard merasakan hangat sekali suhu tubuh Cara.

Rasa seperti ada seseorang, Cara membuka matanya dan melihat Leonard sudah berada di depannya.

Iapun terbangun dengan cepat dan berposisi duduk.

"Maafkan aku." Ucap Leonard.

"Tidak apa-apa, Aku hanya terkejut."

"Suhu tubuhmu panas sekali, aku harus memanggil Tabib" ucap Leonard dan iapun terbangun untuk pergi namun pergelangannya tangannya berhasil di raih oleh Cara.

"Tidak perlu, Kurasa ini hanya sementara."








Leonard POV.

Aku menghela napas dalam-dalam dan, aku cemas, kebuasanku membangunkan Cara.

"Leonard?" Suaranya mengantuk, tapi dia menggosok matanya dan aku memeluknya, mencoba membuatnya kembali tidur, "Apa yang salah?"

"Tidak apa-apa, mari tidur."

"Aku tidak bisa tidur sekarang," katanya sambil mencoba duduk tetapi gagal ketika aku tidak membiarkannya. Sebuah tawa lolos dari bibirnya, "Leonard!"

"Apa?" Aku bertanya dengan acuh tak acuh.

"Ceritakan padaku sebelumnya." Dengan cara Cara duduk, merasa nyaman, aku mengerti apa yang ingin dia bicarakan. "Apa yang kamu pikirkan?"

"Kurasa...," aku mulai, sudah menyesali berbicara di tempat pertama, " aku pikir aku tidak cukup baik untukmu. Kurasa semua orang mengira begitu."

Cara tidak mengatakan apa-apa, hanya menatapku melalui kegelapan, dadanya yang telanjang di hadapanku.

Mungkin aku terdengar terlalu terpisah. MoonGoddes tahu aku tidak ingin membuang semua kotoranku padanya, tetapi, tiba-tiba, aku berbicara lagi.

"Aku tahu aku sudah mengeluarkan kebuasan itu di dalam diriku dan tidak ada hari aku tidak bertanya pada diriku sendiri bagaimana aku bisa melakukan itu padamu."

"Mengapa kamu mengatakan itu?" Cara akhirnya berbisik, mendekat padaku, meringkuk di dadaku.

Aku tahu Cara telah mengutuk cara ku memperlakukan diriku sendiri sebelum dan sekarang, dengan nada sedih yang samar-samar, Cara tahu, dia masih tahu.

"Aku menyakitimu, Cara," aku menyatakan, merasa pahit.

"Kamu bertindak egois, ya." Keyakinan dalam suaranya adalah earthshaking. "Tapi kamu menyesali itu, kamu meminta maaf yang aku berikan padamu."

"Cara itu tidak---"

"Tidak ada kebuasan yang akan merasa buruk setelahnya, tetapi kamu melakukannya." Rasional, Cara. Dia selalu memiliki argumen yang baik terhadapku dan sekarang dia berhasil membuatku diam. "Aku tidak tahu apa yang kamu lawan, tapi kamu bukan seperti spesies Buas."

Aku menciumnya dengan keras ketika Cara diam lagi, mulutku mengambil dengan rakusnya

Diperlukan tidak lebih dari satu detik untuk menanggapi. Cara bergetar ketika aku memposisikan diri di antara kakinya dan ada kejujuran dalam cara bibirnya membentuk senyuman.

"Kamu bukan binatang buas, Leonard."

Aku menciumnya perlahan kali ini dengan panjang, menggoda. Itu hampir bertentangan dengan keliaran yang dilepaskan dalam rohku, jantungku berdetak keras untuknya.

Tidak perlu sedetik pun untuk memperbolehkan aku memilikinya lagi.

Dan kemudian, aku dalam kedamaian lagi.  







I Miss You My Mate (Proses Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang