"aw" pekik gadis itu saat kakinya tersenggol dengan pot bunga besar dekat kelas nya, mungkin dia kurang berhati-hati. Deringan benda di kantongnya membuat dia melupakan sakit pada lututnya.
Makanya kalau jalan jangan menghayal, hati-hati.
Keningnya berkerut, mencari sosok yang memerintah nya untuk berhati-hati. Dilihatnya kekanan dan kekiri.
"Siapa sih?" Tanya nya dan kembali memasukkan benda persegi panjang itu kekantongnya. Pergi dengan melupakan siapa yang memerintah nya barusan, ia berpikir itu hanya orang iseng.
Sampai di kelas XII IPA 2 dia duduk pada kursi kedua, gadis ini tidak terlalu pintar tapi juga tidak bodoh. Wajahnya cantik namun dia tak pernah mau peduli pada penampilannya, hingga belum ada satu orang pun yang menyatakan rasa padanya. Namanya Rasya Ayuwi, anak pertama dari 2 bersaudara. Ayah nya merupakan salah satu karyawan swasta di kota ini. Dan ibunya merupakan ibu rumah tangga, adiknya masih duduk di bangku SMP saat ini.
Keluarga kecil mereka sederhana namun selalu bahagia.
Rasya bersekolah di SMA Anugrah di kota Malang. Sekolah yang termasuk sekolah favorit di kota ini.
•••"Tumben telat tik" tanya gadis itu pada temannya Tika yang baru tampak di daun pintu dengan wajah kesal.
"Ban motor aku bocor" katanya dengan nada sedih. Dengan meletakan tas nya pada kursi di sebelah Rasya.
"Sya, tugas fisika udah selesai?" Tanya nya pada Rasya. Tanpa berlama-lama rasya menyodorkan buku tulisnya, karena ia tau sahabatnya itu gak akan pernah menyelesaikan tugas nya di rumah.
"Kamu emang paling ngerti" ucap Tika dengan cengengesan di bibir mungilnya. Tika tak kalah cantik dengan Rasya, bahkan Tika punya pacar, namun beda sekolah. Mungkin itu penyebab Tika enggak mau belajar dengan giat, katanya gak ada yang semangatin. Alasannya sudah ia katakan beribu kali pada Rasya.
"Kapan mau berubahnya sih tik?" Tanya Rasya pada Tika sambil memandang tika yang sedang menyalin tugas nya dengan serius.
"Nanti deh sya, tunggu aku sama pacarku satu sekolah" ucapnya dengan nada becanda.
Rasya tau, kalau maksud Tika hanya bercanda. Ia kenal Tika dari kelas VII SMP, jadi ia sudah tau bagaimana Tika saat marah, bahagia, dan kecewa sekalipun. Begitu juga dengan Tika. Tika juga sudah mengerti segalanya tentang Rasya.
Tika teringat kemarin saat pulang sekolah, ada yang meletakkan surat di atas motornya.
"Sya, kemarin pulang sekolah, aku dapat surat di atas motorku" ucapnya sambil menyalin tugas nya pada nomor terakhir.
"Cieee.. ada yang suka kamu tik" ucap Rasya dengan nada menggoda.
"Ih sya, ini masalahnya surat nya itu bukan buat aku, tapi buat sahabat aku" ucap tika dengan menatap Rasya yang masih tertawa. Lalu ia sadar, siapa lagi sahabat Tika kalau bukan dia.
"Buat aku?" Tanya nya pada Tika dengan nada gak percaya.
"Buat buk Sarmi sya, kan dia sahabat aku" ucapnya dengan kesal melihat kebodohan sahabatnya.
"Hahaha.. lucu tik" gelak tawa Rasya terdengar dengan teman-teman kelas mereka yang sudah mulai hadir.
"Ih aku serius sya, surat nya itu buat kamu" katanya penuh penekanan.
Rasya terdiam, dia bingung harus bagaimana. Karena ini pertama kalinya dia menerima surat.
"Ini aku Bawak suratnya" Tika sambil menyodorkan kertas yang berlipat dua pada Rasya yang masih bengong.
Rasya meraih surat itu, membuka nya perlahan.Tika, kamu sahabat Rasya?..
Berarti bentar lagi jadi sahabat aku juga..
Siap-siap aja, jadi sahabat aku
:)Rasya masih bingung dengan isi suratnya, disitu kan jelas bahwa suratnya buat tika tapi dia memperjelas tentang hubungan Tika dengannya.
"Siapa yang ngirim?" Tanya nya penuh interogasi.
"Yeee kalok aku tau mah enak sya, tinggal aku tanyak aja maksud dia ngirim itu buat apaan" jawab Tika seadanya bersamaan dengan masuknya guru fisika pak Wandi saat itu. Mereka melupakan masalah itu sejenak.•••
Bel istirahat berbunyi. Itu menjadi bek paling menyenangkan kedua setelah bel pulang bagi para siswa dan siswi.
"Kantin yuk sya, aku belum sarapan pagi ni" ucapnya mengajak Rasya.
"Iya bentar, dikit lagi ni" jawabnya dengan serius tanpa menoleh pada Tika. Ia sibuk dengan rumus fisika yang di berikan pak Wandi tadi.
"Entar aja deh sya, entar masih bisa di rumah kan.. perut aku udah gak tahan ni sya" pinta Tika dengan nada memelas nya pada Rasya.
Rasya melihatnya tidak tega, lalu membereskan alat-alat tulisnya dan bangkit.
"Iyaiya.. yaudah ayok.." ucap rasya menggandeng tangan sahabat nya.
Sampai di kantin, mereka selalu memilih duduk pada bangku belakang dekat warung buk Sarmi.
"Nasi goreng kayak biasa kan?" Tanya tika memastikan pesanan temannya itu.
"Plus es teh manis" ucap mereka bersamaan. Tika sudah sangat hafal makanan kesukaan Rasya.
Lalu ia bangkit menuju warung buk Sarmi, memesan pesanan mereka.
"Punya neng Rasya udah di pesanin tadi neng Tika" ucap buk Sarmi sambil menyerahkan nasi goreng dengan es teh manis.
"Siapa yang mesan buk" tanya tika penasaran. Perasaan gak ada yang tau kesukaan Rasya kecuali dirinya dengan keluarga rasya.
"Kata yang mesan gak boleh di kasih tau neng"jawab Bu Sarmi seadanya.
"Yaudah, bilang makasih sama yang mesan ya buk, trus buat saya kayak biasa" ucap Tika tak mau ambil pusing memikirkan siapa yang memesan makanan sahabatnya sambil membawa makanan Rasya ke meja mereka duduki saat ini.
"Sya, ini punya kamu.. tapi gak tau siapa yang mesan" beritahu nya pada Rasya.
"Kan kamu yang mesan tik" jawab rasya sambil menyendok kan nasi goreng ke mulut nya.
"Iya, tadi aku udah mau mesan, tapi kata Bu Sarmi ada yang mesan sebelum kita datang, pas aku tanyak siapa yang mesan, Bu Sarmi jawab gak boleh di kasih tau siapa yang mesan, aneh banget kan?" Jawab Tika panjang lebar.
"Hahh.. serius kamu?" Rasya terkejut dengan pernyataan Tika.
"Iya Rasya Ayuwi, ngapain aku bohongin kamu, tanyak aja sama Bu Sarmi kalok gak percaya" balas Tika dengan malas.
Rasya berhenti memakan nasi goreng nya dan mendorong piring nya menjauh.
"Loh kenapa?" Tanya tika dengan wajah heran kenapa Rasya berhenti makan.
"Takut tik, siapa tau yang kasih nasi goreng ini orang benci atau gak suka, tiba-tiba di tarok sianida" jawab rasya dengan rasa takut.
"Hahahha.. gausah lebay kamu, mana ada jaman sekarang kalok benci pakek ngeracuni sya.., udah makan aja ntar dingin lagi nasinya" tawanya terhenti dengan datang nya Bu Sarmi membawa pesanan Tika.
"Bu, emang siapa yang kasih nasi goreng sama es teh manis ini?" Tanya Rasya pada bu Sarmi dengan penasaran.
"Kata yang ngasih gak boleh di kasih tau neng, sekret edmair katanya neng" ucap Bu Sarmi dengan logat Jawa khas nya.
"Hahaha.. secret admires Bu Sarmi" jawab Tika dengan gelak tawa nya."Huss.. kamu tik, oohh. Yaudah makasih ya Bu, bilang sama yang ngasih makasih trus gak perlu repot-repot ngasih saya nasi goreng" ucap Rasya dengan tegas.
"Iya neng nanti saya sampaikan" ucap Bu Sarmi lalu berlalu.
"Cieee... Yang punya secret admires.."goda Tika pada Rasya.
"Kamu apaan sih tik.. orang gak jelas juga" jawab rasya dengan rasa penasaran pada siapa pemberi nasi goreng nya.Apa mungkin yang kasih nasi goreng ada sangkut paut nya dengan yang SMS aku tadi pagi.
*Cuap-cuap... Ayo jangan lupa komen yaaa
Masih pertama sih
Wkwkwkw
Jadi kasih saran nya ya😁

KAMU SEDANG MEMBACA
Arti Bahagia
Teen Fiction"Sebenarnya aku kesini bukan cuman untuk ajak kamu ke kampus bareng si" sambil menggaruk tekuknya yang tak gatal. Rasya menautkan kedua alisnya, heran memerhatikan tingkah Fandi yang salah tingkah. "Terus?" "Sya, pacaran yuk" ucap Fandi tanda basa-b...