Bagian VIII

750 31 0
                                    

Sejak pulang sekolah tadi, ia masih belum keluar dari kamar nya, Rasya masih bergelut dengan selimut nya. Cuaca hari ini sangat mendukung untuk bermanja dengan kasur dan selimut. Rasya memang berada di bawah selimut, namun matanya tidak terpejam sejak tadi. Ia masih memikirkan masalah yang melanda keluarga nya.
Sejak hari itu ayah nya belum pernah pulang ke rumah.
Ibunya pun terus berbohong saat resa adiknya bertanya kemana ayah nya.
" Ayah sedang keluar kota, ada kerjaan" begitu sahut ibu nya saat resa bertanya.
Rasanya, Rasya belum bisa menerima ini semua, belum bisa menjalani hari nya yang selama ini indah, telah berubah menjadi abu-abu.

Drrrrttt drrttt

Telepon genggam Rasya bergetar di atas nakas, ia tidak berniat mengambil menjawab panggilan itu.

Drrrrttt drrttt

Benda itu terus bergetar, dengan malas Rasya bangun tari gelungan selimut nya.

Dewa

Itu nama yang tertera disana.

Halo, kamu dimana sya?
Tanya orang di seberang sana, dengan nada khawatir. Iya, orang itu orang yang mencintai Rasya.

Aku di rumah, kenapa wa?

Jalan yuk

Kemana?

Kemana aja asal sama kamu

Rasya tidak menjawab pesan itu, namun ia merasa hari ini hanya karena kata-kata dewa ia tersenyum.
Iya, gadis itu tersenyum.

Sya

Sya

Iya, aku dengar kok

Terus kenapa diam?

Aku gak tau mau jawab apa

Yaudah, kamu siap-siap gih nanti aku jemput ya

Tapi kemana dulu, biar aku gak salah kostum

Udah, nanti juga kamu tau, gausah takut salah kostum, kamu tetap cantik pakai baju apa aja

Hhhhh

Yaudah ya aku tutup ni

Iya..

Pembicaraan mereka selesai sampai disitu. Lalu Rasya bangkit merapikan tempat nya dan langsung bangun untuk mandi.

•••

"Assalamu'alaikum" dewa mengetuk pintu rumah Rasya.

"Walaikumsalam" jawab perempuan paruh baya itu, ibunya Rasya.

"Tante, saya dewa teman nya Rasya, mau ngajak Rasya keluar Tan" ucap dewa menyalami tangan ibu rasya sambil memperkenalkan diri.

"Oohh iya nak dewa, masuk aja, Rasya nya belum siap, masih di kamar"

"Oohh iya Tante, saya tunggu di luar aja"

"Masuk aja nak, nanti Tante buatkan minum"

"Gausah Tan, saya nunggu disini aja"
Dewa duduk di kursi depan rumah Rasya.

"Ayo wa" ajak Rasya pada dewa sambil menyalami ibunya.

"Tante, kami pergi dulu, nanti saya Rasya pulang" izin dewa.

"Iya nak, hati-hati ya, pulang nya jangan telat"

"Iya Bu"

Ibunya hanya melihat mereka berlalu dengan senyuman sedikit bahagia, setidaknya anak nya sudah tersenyum hari ini karena dewa.

Arti BahagiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang