Bagian XVII

479 17 1
                                    

Ramai. Satu kata yang mendeskripsikan tempat yang di kunjungi rasya, resa dan ibunya.
Resa dan ibunya berjalan mendahului rasya, menelusuri pantai pandawa yang semua orang menginginkan berada disini saat liburan.

Hilang semua rasa lelah yang rasya rasakan. Semua beban yang ia pikul.
Segala masalah itu hilang seketika dari pikirannya. Ia berharap ibunya dan resa juga demikian bisa menghilangkan rasa penat itu walaupun sejenak.

Drrrrrrttttt.

Suara getar itu berasal dari benda persegi panjang yang ia genngam sejak tadi.

Fandi

Nama itu tertulis disana, laki-laki itu terlalu mengkhawatirkannya. Sejak ia sampai di bali, fandi tidak pernah absen untuk menghubunginya.

Halo

Bagaimana pandawa?

Damai

Sedamai kamu candanya di seberang sana.

Apaansih?

Iya, kamu damai. Kalo sama aku

Rasya tersenyum.

Kamu dimana?

Di rumah, lagi main gitar

Ohhh

Kok ohh aja sih?

Jadi apa dong?

Tanya dong rindu aku gimana? Aku sehat gak selama kamu di bali?

Tawa rasya pecah. Ia lupa menanyakan hal itu pada fandi. Ia hanya sibuk menerima pertanyaan tersebut dari fandi.

Kamu baik-baik aja kan?

Aku baik, rindu ku ga baik

Apaansih fan

Aku serius sayang

"Sayang" satu kata itu membuat rasya rasanya ingin berlari ke tengah lautan. Menceritakan pada ombak bahwa ia bahagia di cintai oleh fandi.

Kok diem?

Gapapa menutupi gugupnya.

Yaudah, kamu lanjutin nikmatin angin pantainya.

Iyaa

Aku tunggu kamu kembali, I miss you

Hmm

Rasya mematikan benda persegi panjang itu, kalau ia melanjutkan panggilan itu pasti dirinya ga akan baik-baik saja.
Jadi, lebih baik ia mematikan secara sepihak.

                                   •••

"Bu, kita gausah pulang aja dari sini, biar kak rasya aja yang pulang selesain kuliah nya" ucap resa asal.

Ibu nya tersenyum, melihat ke arah resa dan rasya yang duduk di sofa kamar hotel tersebut bergantian.

"Kamu betah disini nak?" Tanya ibunya.

"Iya bu, alam nya bagus.  Resa suka"

" ya gak bisa pindah juga dong nak, ibu baru aja buka warung makan. Gabisa di tinggal kelamaan" ucap ibu nya lembut tanpa menyakiti perasaan resa.

Ibu rasya memang baru membuka warung makan daerah pasar di kota malang. hasil dari warung tersebut sangat cukup membantu perekonomian hidup mereka.
Bahkan ibu rasya setelah liburan dari bali sedang merencanakan ingin membuat kamar kosan di rumah nya. Agar rumah itu tidak sepi. Dan tentu saja hal itu harus di serujui oleh rasya dan resa.

Arti BahagiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang