Bagian XIIII

665 22 4
                                        

"Tadi malam aku nelpon kamu lho, tapi gak di angkat, aku pikir kamu nonton.. terus aku telpon ke rumah, ibu yang angkat" ucap fandi di sela makan nya.
Mereka sedang di sebuah restoran saat ini, fandi sangat suka melihat gadis nya itu makan dengan lahap seperti saat ini.

"Hah?"ucap rasya terkejut mendengar penuturan fandi.

"Iya, kata ibu kamu udah tidur, kok cepet tidur nya?" Tanya fandi yang sudah tau masalah semalam dari ibu rasya.
Fandi tidak pernah memaksa rasya untuk menceritakan nya, fandi ingin rasya menceritakannya sendiri.

"Semalam aku nangis" jawab rasya sarkas.

"Kenapa? Ada masalah?"

"Ayah masuk rumah sakit" jawab rasya sendu.

"Terus kenapa nangis?"

"Aku mau lupain ayah, tapi sepertinya ibu masih cinta banget ke ayah. Buktinya ibu menjadi orang pertama waktu tau ayah di rumah sakit"
Rasya menghela nafas nya berat.

"Aku juga ingin lupain masalah ini dan maafin ayah, tapi masih aja terasa sakit kalau bicara soal ayah" sambung rasya.

Air mata gadis itu mengalir membentuk sungai di pipi indah nya.
Itu yang fandi tidak ingin lihat, air mata itu menyakitkan bagi fandi.

"Sya, kalau belum bisa cerita jangan di paksa"

"Aku cuman mau lupain masalah itu aja"

"Temui ayah kamu sya"

"Enggak"

"Kalau kamu gak ketemu ayah kamu, kamu gak bicara langsung ke ayah kamu, kamu gak tanyak masalah apa yang buat ayah kamu ninggalin kamu dan ibu, masalah nya gak bakalah selesai sya. Bakalan selalu runyam kayak gini"

Rasya menangis memeluk fandi, makanan nya belum habis. Ia enggan menghabis kan nya.

"Aku juga mau kamu lupain masalah ini, aku mau kamu terus bahagia tanpa beban sya. Aku mau lihat kamu ketawa terus" sambung fandi.

"Aku temenin ketemu ayah kamu, mau?" Tanya fandi.

"Eng..enggaklah, aku sama ibu aja" jawab rasya sambil mengusap air mata nya.

"Kenapa? Takut ayah kamu nanyak kamu bawa siapa?, bilang aja calon suami sya" goda fandi.

"enak aja, pacaran juga baru"

"Emang orang pacaran baru gak boleh mikir buat nikah ya?" Tanya fandi

Rasya terdiam sejenak.

"Iya, boleh sih. Tapi kan"

"Tapi apa? Kamu mau nya bukan sama aku ya? Kamu mau nya sama dewa?"

"Apaan sih fan?, kan aku udah bilang dari dulu, aku gak suka kamu bawak- bawak dewa" ucap rasya penuh emosi.
Padahal fandi hanya mengeluarkan lelucon yang bagi nya bisa menghibur rasya, ternyata dia membuat perasaan rasya memburuk.

"Maaf" ucap fandi.

"Aku mau pulang" rasya sembari bangkit dari duduk nya.

Arti BahagiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang