Rasya duduk di sebuah kafe sore ini, menunggu Fandi datang ke tempat mereka biasa menghabiskan waktu berdua.
Setelah kejadian seminggu yang lalu, akhirnya Rasya memutuskan untuk bertemu sore ini, menyelesaikan masalah antara kedua nya."Sayang, maaf aku telat" ucap Fandi sesampai nya di kursi tepat di depan Rasya.
Panggilan itu, panggilan yang di rindukan Rasya selama seminggu ini. Namun mulai hari ini, Rasya harus terbiasa mengisi hari-hari nya tanpa fandi.
"Iya gapapa" jawab rasya singkat.
"Boleh aku pesan minum dulu, baru kita bicara?" Tanya fandi.
Ya begitulah Fandi, melakukan semua hal yang harus di setujui wanita yang di cintai nya itu.
"Hm"
Setelah selesai memesan minuman, Fandi menatap manik mata Rasya.
"Sya, kita udahan ya marah nya" rayu Fandi penuh pengharapan.
"Aku udah mikirin ini selama seminggu, kita akhiri aja ya fan" ucap Rasya dengan suara parau namun terlihat tegas.
"Nggak, aku nggak mau" jawab Fandi cepat.
"Aku nggak mau nyakitin hati aku fan"
"Dan dengan mengakhiri hubungan ini lebih nyakitin kita sayang"
"Tapi ini lebih baik"
Fandi menggenggam jemari Rasya.
"Hey, lihat aku. Aku nggak pernah seyakin ini mencintai siapapun. Aku nggak pernah berani membantah kemauan mama. Namun kali ini beda sya, perempuan yang aku perjuangin kali ini beda. Aku nggak mau yakin sendirian. Kamu juga bisa yakin kan kita hadapi sama-sama? Mau kan sama-sama yakinin mama?"
"Makin jelas aku yang nyuruh kamu buat ngebantah mama kamu"
"Ssstttt, aku nggak membantah sayang. Aku cuman kasih tau ke mama. Kamu itu pilihan aku. Kamu itu yang aku mau"
"Fan"
"Hmm?"
"Aku ambyar"
"Hah?"
"Kalo gini kamu yakinin aku, aku nggak jadi mintak udahan"
"Emang selama ini aku kurang yakinin kamu?" Tanya fandi pongah.
"Yakin sih, ini beda lho, di hadapan mama kamu"
"Karena aku sayang ke kamu"
Rasya tersenyum, bahagia sekali rasanya di perjuangkan oleh makhluk seperti Fandi. Seketika dia melupakan semua tentang mama Fandi yang belum menerimanya.
"Jadi kita udahan kan marah nya?"
"Hmm"
"Hmm apa?"
"Iya"
"Iya apa?"
"Fandi ah, udah sore jangan ngeselin"
Fandi tertawa. Akhirnya dia bisa meyakinkan wanita di hadapan nya ini.
Walaupun dia harus melakukan hal yang belum pernah ia lakukan, yaitu membantah kemauan mama nya. Ia tau resiko nya besar, namun ia benar-benar mencintai gadis di hadapan nya ini.•••
Setelah berbicara dengan mamanya masalah hubungan nya dengan rasya, ia dan mamanya belum berbicara sama sekali.
Masih sama-sama bersitegang antara keduanya. Mamanya hanya menyiapkan makanan di meja makan, dan Fandi tidak makan di rumah selama seminggu ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
Arti Bahagia
Fiksi Remaja"Sebenarnya aku kesini bukan cuman untuk ajak kamu ke kampus bareng si" sambil menggaruk tekuknya yang tak gatal. Rasya menautkan kedua alisnya, heran memerhatikan tingkah Fandi yang salah tingkah. "Terus?" "Sya, pacaran yuk" ucap Fandi tanda basa-b...