3

12.3K 365 14
                                    

yanz_BCG ✭✭ Silver
August 2013

Bakso Nano-Nano 3 By: Yanz
-Nathan POV-

Aku melirik ke samping sebelum menstarter motorku, terlihat mata Dendy di balik helm itu berkedip hingga membuatku bergidik. Dia menutup kaca helmnya, begitupun aku. Kami membunyikan motor masing-masing, terlihat gadis sexy di depan kami mulai mengibaskan bendera tanda balapan dimulai. Kami memutar gas masing-masing dengan bringas, kulihat dia jauh di depanku. Aku tak tinggal diam. Kugas motorku lebih kencang, meliuk-liuk menghindari motor lain karena ini balapan liar di jalan umum.

Aku mencoba fokus sehingga bisa bersebelahan dengan Dendy. Suara motor yang nyaring memekakan telinga orang-orang sekitar, terlihat masyarakat berteriak geram di pinggir jalan. Aku acuh saja. Rute balapan ini mudah saja cukup keliling bundaran jalan hingga dua kali dan barusan kami melewati putaran pertama secara bersamaan, aku berkeringat dingin. Dia lawan yang cukup tangguh. Semangatku berkobar karena ketakutan akan harga diriku yang diinjak, aku berhasil mendahuluinya tapi dia kembali mendahuluiku. Kami melajukan motor maksimal, hingga pada akhirnya aku lah yang berhasil menyentuh garis finis terlebih dahulu.

Teman-temanku bersorak riang akan kemenanganku. Aku membuka helm dan tersenyum sengak. Dendy membuka helmnya, terlihat dia tersenyum lembut. Teman-temanku memeluk, mengacak rambutku bahkan mengungsungku karena saking senangnya dimerdekakan kembali.

"Lu emang gak ada tandingannya, Nathan woo.." teriak Anto penuh kebanggaan.

Antara anggota genk-ku Anto dan Bagaslah sahabat terdekatku karena kami satu kelas dan memiliki nasib yang sama yaitu anak yang broken home.

Bagas juga menjotos dadaku pelan, "Kami bangga sama lo.." ucapnya dengan senyum kebanggaan.

Dendy masih tersenyum, kaki langsingnya melangkah mendekatiku hingga suasana jadi hening. Teman-teman yang lain memundurkan langkah, sedangkan aku berdiri gagah, tangan terlipat di dada, dagu naik dengan wajah songong.

"Ok... Aku akui mulut besar anak anak buahmu bisa direalisalikan. Aku mengaku kalah.." ucapnya dengan nada tenang.

Teman-teman langsung bersorak girang.

Dendy pun ikutan tertawa. "Kau keren sekali.." desis Dendy, dia mengusap rahangku.

Aku berkeringat dingin, anak ini kenapa sih? Aku heran kenapa dia memberikan kode-kode ketertarikan padaku dengan gaya yang sangat nakal. Apa dia tidak waras hah? Dia mengusap pipiku gemas, aku mengernyitkan kening. Dan aku shock berat saat dia berjinjit, mengalungkan tangan di leherku kemudian melumat bibirku penuh nafsu.

Tak sampai dua detik bibir kami bersatu aku langsung mendorongnya kasar, "Woi! Lu gak waras hah? Cuiihh!!" bentakku sambil meludah.

Aku mengusap bibirku, tak ikhlas aku harus berciuman dengan laki-laki. Aku bergidik, perutku mual, kepalaku serasa berputar hingga akhirnya aku muntah hebat di pinggir semak-semak. Teman-teman menatap Dendy dengan melecehkan, berbisik-bisik dan memandang jijik.

Dendy santai saja, dia berdiri berusaha mendekatiku tapi dihadang anak-anak, "Eh homo, jangan deketin Nathan deh, liat apa yang lo perbuat sama dia!" Dendy didorong kasar sama teman-temanku.

"Hei bukan urusan lu! Suka-suka gue dong kalau gue suka sama dia!"

"Hah? Lo suka Nathan, mending lo mundur deh.. Lo mau kami bantai hah.. Nathan itu cowok normal, eh bocah gue jamin hidup lo gak bakal tenang, lo bakal dibully kalau masih disini.." Dendy masih memasang wajah santai walau tak ada yang memihaknya.

Hingga akhirnya aku bangkit, cewek-cewek sexy disisiku memberikan sapu tangan dan air minum untuk aku konsumsi. Aku menatap Dendy ngeri kemudian aku mengacuhkannya.

Bakso NANO NANOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang