16

4.8K 194 21
                                    

yanz_BCG ✭✭ Silver
October 2013

ENAM BELAS

-Dendy POV-

Aku mengusap wajah Nathan yang lembut. Dia manis sekali saat tertidur, terlihat seperti bocah tak berdosa. Aku mengecup lembut pipinya. Aku memutuskan menginap di rumah Nathan kemarin dan dia pun tak memperdulikan keberadaanku walaupun aku harus merasakan dinginnya lantai keramik di malam hari tanpa bantal maupun selimut. Nathan masih sangat dingin kepadaku, tapi aku tak menyerah. Aku terus berada di sisinya.

Jam menunjukkan pukul 6 pagi tapi aku tak membangunkannya dulu, walaupun aku sudah mengenakan seragam lengkap. Saat aku keluar kamar, aku disapa ortu Nathan yang ada di meja makan.

"Nak Dendy, ayo sarapan bareng.." ucap Tante Siska yang sudah cukup akrab denganku.

Sebelumnya juga aku sering mampir disini dan bertemu mereka, saling berkenalan dan bercengrama. Mereka orang yang luar biasa.

Aku menarik kursi untuk duduk, "Nathan masih tidur, Om tante.." ucapku lembut.

Mereka tersenyum, "Oh ya gapapa, tapi nanti habis sarapan bangunkan ya.." ucap Tante Siska sambil menyendokkan nasi dan telur goreng ke piringku.

"Oh ya Nak Dendy, Nathan ada masalah? Kok dua hari belakangan dia kembali uring-uringan?" tanya Om Franz.

Aku tersenyum, "Oh itu om, kami lagi berantem tapi nanti juga baikan. Makanya aku nginap disini buat bujukin dia. Gak masalah kan om, tante?"

"Gak masalah nak, kami malah seneng Nathan ada yang nemenin. Biasanya nak Munif yang sering main kesini, tapi sekarang dia sibuk dengan bisnis cafe-nya jadi jarang main.. Haha ngambek-ngambekan dasar anak muda.. Sabar ya Nak Dendy, Nathan anaknya keras, susah bujuknya tapi jangan menyerah!" ucap Om Franz.

"Ah kak Munif juga sering main?"

"Iya nak, dia sering nasehatin Nathan tuh kalau lagi bandel.. Makanya bandelnya hilang.. Walau kadang kumat.. Memang kamu kenal Nak Munif?" ucap Tante Siska sambil meminum jusnya.

"Ah.. Kak Munif itu kakak kandung saya.."

"Benar kah? Kok gak pernah keliatan bareng nak Munif?" tanya Om Franz.

"Aku baru bertemu kembali dengan kakak, Om.. Kemarin-kemarin aku tinggal sama tante.."

"Oalah.. Pantes aja sama gantengnya hehe.. Kalian itu kakak adek mungkin banyak kesamaan yang bikin Nathan betah, Nathan jadi ceria kalau ada kalian tapi kalau lagi awut-awutan gitu pasti berantem.. Maklumin saja ya dia memang labil.. Moody anaknya.." ucap Tante Siska.

"Gapapa Tante, aku ngerti dia kok.."

"Beneran, jaga Nathan ya.." ucap Om Franz sambil mengusap kepalaku.

Aku tersenyum semangat, seolah dapat restu dari calon mertua saja, "Aku pasti jaga Nathan!"

Saat aku membuka pintu, kulihat Nathan sedang duduk di kasurnya. Sudah berpakaian lengkap, dia sedang memasang dasi dengan wajah tertunduk. Aku yang membawa nampan berisi susu hangat dan nasi goreng special, melangkah perlahan ke dalam. Aku berdiri di depannya dan menegur lembut, "Than ini, sarapan dulu!"

Dia menatapku dari ujung kaki hingga ujung kepala, terlihat matanya sangat tajam dan juga dingin. Membuatku gugup, aku sangat asing dengan tatapan itu.

Dan kemudian.. PRAAANG!!

Nathan menepis nampan itu hingga piring dan cangkir tadi pecah dan makanannya berhamburan. Tubuhku bergetar karena takut.

Bakso NANO NANOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang