17

4.7K 189 16
                                    

yanz_BCG ✭✭ Silver
October 2013

Tujuh Belas

-Nathan POV-

"Engh.." Dendy mulai menggerang kecil, jari-jarinya mulai bergerak.

Saat dia bangun tidur, dia mulai menatapku dan tersentak, "Na-Nathan!" namun hanya sebentar keterkejutannya, seperti biasa dia hanya dia terdiam lemas.

Aku terus menusuk lubangnya dengan cepat, wajahnya terlihat kesakitan dan itu jadi hiburan buatku yang makin lama makin terobsesi dengan ekspresi kesakitannya. Manis sekali buatku. Belakangan ini libidoku naik, aku jadi seperti maniak sex yang selalu ingin melakukannya. Tiap malam aku menyetubuhi Dendy dan paginya pun aku sengaja bangun sangat pagi, sebelum dia bangun aku sudah melakukannya lagi.

Meskipun begitu, aku tetap membencinya. Aku adalah type orang pendendam, susah sekali menghilangkan dendamku ini walau kadang aku kasian padanya. Tapi selalu saja kebencianku muncul saat melihatnya. Aku juga tak pernah lagi menemui Munif, mungkin dia akan marah besar jika tau aku melukai adiknya yang manis ini.

Aku kesal dengan Munif, kenapa orang yang aku cintai pernah jadi miliknya! Pernah having sex pula.. Aku hanya dapat sisa.. Sisa dari teman kencan aku sendiri. Ini kisah cinta yang rumit, ditambah lagi aku tau Dendy memiliki cewek aku benar-benar merasa dihianati.

Saat pertemuan waktu itu, aku terdiam bagai orang dungu, shit.. Kenapa aku harus mengenal mereka dan jatuh cinta sedalam ini, rasa sakit nan kecewa itu membuatku benci hal-hal yang berhubungan dengan mereka. Aku ingin hidup baru jauh dari mereka agar lukaku cepat sembuh, tapi sialnya Dendy begitu kekeuh mendekatiku. Aku ingin jauh darinya agar bisa hidup normal seperti dulu. Sehingga aku sengaja membuatnya jengah terhadap sikapku.

Dendy akhir-akhir ini tak pernah menegurku lagi, dia hanya mengikutiku dan menuruti perintahku layaknya budak. Mungkin dia sadar jika apapun yang dia katakan ujung-ujungnya aku bentak, sehingga dia memilih diam. Kadang aku menendangnya agar melihat wajah meringisnya yang sexy, itu membuatku horny..

"Cepat mandi dan berpakaian nanti aku mau ke festival di taman.." perintahku, kebetulan sekarang hari minggu dan bulan agustus maka taman itu rame.

Aku menghembuskan asap rokok. Awalnya Dendy menegurku agar tak merokok tapi aku membentaknya jadi dia hanya diam. Dia menatapku dengan tatapan bingung, apa dia berpikir aku mengajaknya kencan? "Hoi apaan lu liat-liat.. Cepetan!"

Dendy kelihatan panik kemudian berlari sambil membawa selimut ke kamar mandi. Aku memejamkan mata dan mendongak. Haah.. Rasanya sesak, apalagi yang harus aku lakukan agar dia menjauh? Jujur, jika di dekatnya aku ingin mengusapnya dengan lembut, memanjanya dan mengecup bibirnya lembut. Tapi aku benci dia, sakit jika terus begini.. Aku juga sakit jika harus menyakitinya, tapi ini pilihanku. Dia sudah seharusnya mendapatkan pelajaran atas kejadian itu. Dan dia harus pergi dari hidupku agar sakitku berkurang.

Sekitar tiga menit dia di dalam kamar mandi, aku langsung mengetuk kamar mandi dengan kasar, "Woi.. Lama amat lu!! Keluar.."

Terdengar suara air di dalam semakin deras, mungkin dia membilas badannya, gak lama kemudian dia membuka pintu, dia mengenakan handuk kecil di pinggangnya, rambutnya masih basah, kulit putih kemerahannya kelihatan segar setelah mandi apalagi bibir kemerahannya yang sedikit bergetar itu membuatku gelisah. Rasanya aku horny lagi menatap sosoknya yang seperti sekarang.

Kutarik pinggangnya dan mengecup lehernya, "Na-Nathan.. Ah.. Jangan.."

"Apa lu bilang?!!!" bentakku.

Matanya berkaca-kaca, tubuh mungilnya bergetar, "Tolong.. Jangan, aku masih sangat lelah.."

"Lu pikir gue perduli hah?" aku mengangkat tubuhnya dan menghempasnya ke kasur dan menarik handuknya.

Bakso NANO NANOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang