12

6.4K 225 13
                                    

yanz_BCG ✭✭ Silver
September 2013

DUA BELAS

KILAS BALIK: part sebelumnya nathan menerima kenyataan bahwa dirinya gay, berkat pencerahan dari mamanya. Maka dia mulai menjalani keduanya untuk mendapatkan pilihan salah satunya.

-DANDY POV-

Aku duduk lesu di bangkuku seperti biasa, menghembuskan nafas yang mengeluarkan kabut karena terlalu dingin. Aku mengetuk-ngetuk pensil sambil melirik jam di atas papan tulis yang masih menunjukkan jam 7 am. Teman-teman sih sudah mulai berdatangan dan menggosip sana-sini, ada juga beberapa anak cowok yang main bola walaupun sering guru tegur jangan main dalam ruangan. Cuma aku yang berbeda sendiri, aku seperti antisosial. Meskipun imageku buruk tapi masih ada beberapa orang tulus yang mau berteman denganku tanpa menggubris gosib murahan tentangku. Hanya saja, aku yang menutup diri dari kehidupan sosial anak SMA.

Kehidupanku minggu-minggu ini sungguh flat walau Linda pacarku selalu mendampingiku. Ya berkat Linda yang mengurusi pengacara dan sidang akan pembagian harta warisan, akhirnya minggu lalu aku berhasil mendapatkan hakku. Satu rumah mewah, kendaraan, tabungan dan saham perusahaan elektronik kakek. Aku tinggal terima uang mengalir saja setiap waktu. Hanya saja rumah itu terlalu besar untuk aku diami sendiri, aku sering mengundang Linda datang. Hanya dia yang ada dalam hidupku, gadis kalem yang sudah banyak berkorban dan selalu menurut padaku.

Pernah suatu hari aku mendatangi rumah kumuhku dulu, tapi tetangga bilang kakakku sedang bekerja, aku menunggu berjam-jam tak jua datang, aku datangi lapak baksonya dia sudah pindah. Aku lelah saat itu dan menyerah mencarinya. Aku berharap dia bisa memiliki kehidupan yang lebih baik meskipun tanpaku.

Aku lihat Nathan masuk ke dalam ruangan bersama dua sahabatnya yang menuntun, beberapa gadis langsung menyambar dan mengintrogasi Nathan karena tubuhnya yang banyak perban dan wajahnya banyak gores-goresan.

"Nathan, kamu kenapa?"

"Yaa beberapa hari lalu gue kecelakaan gara-gara ngehindarin monyet, mobil gue masuk sungai di bawah jurang. Untungnya cuma lecet-lecet karena gesekan dan kena pecahan kaca.."

"Wah gila Than.. Kamu beruntung banget? Dalem gak jurangnya?"

"Lumayan sih.. Cukup dalam buat bikin gue jantungan, kaya menaiki wahana seluncuran di water boom haha.. Adrenalin gue terpacu.."

"Ih jantungan kalau aku sudah.. Itu kan antara hidup dan mati.. Gimana bisa keluar Than dari jurang?"

"Gue manjat aja megangi ranting-ranting. Sampe jembatan gue langsung nyari tumpangan. Gapapa sih, gue masih hidup buat mewarnai hidup kalian cewek-cewek cantik.."

"Wooo.." sorak teman-teman.

Aku sedikit panas melihat tingkah tengilnya itu, bisa-bisanya dia genit sedangkan masih ada aku di ruangan ini. Aku keluar ruangan untuk mencari angin yang sejuk, wajahku lesu dan suram. Aku menghela nafas berkali-kali sambil memegangi dadaku. Aku merasa terkekang dengan kondisi sekarang, ingin aku mendekatinya, memeluknya dan menangis tersedu-sedu di dadanya. Kenapa dia bisa luka separah itu. Tapi aku sadar diri, aku bukan siapa-siapa dimatanya. Kejadian itu tak memiliki makna khusus buatnya, bahkan dia meninggalkanku setelah kami melakukannya.

Betapa aku membencinya jika mengingat itu semua. Rasanya seperti habis manis sepah dibuang. Dia tega... Aku benar-benar menyerah akan semua penolakannya, hatiku hancur, benar-benar hancur. Aku uring-uringan, aku hanya diam dan menjaga jarak agar aku mulai terbiasa jauh darinya. Walau hatiku berteriak, aku gak sanggup.. Cinta.. Betapa aku merindukanmu. Aku hanya pasrah dan tertunduk saat dia dikelilingi para gadis, aku tak berani menatap matanya, lewat di hadapannya tertunduk dalam. Aku dan dia bagaikan orang asing, padahal waktu itu aku sudah berharap besar, dia sudah memberikan kode yang sangat kuat. Tapi kenyataannya Nathan hanya cowok pemberi harapan palsu. Dan aku baru tau betapa sakitnya begini. Kenapa aku diberikan banyak harapan jika harus dibuang akhirnya.

Bakso NANO NANOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang